Tujuh menit yang lalu, tiba-tiba ada seekor cicak yang bicara padaku. Bukan dalam artian kami ngobrol bareng terus nikmatin teh dengan cantik seperti di film Alice in Wonderland. Hanya bicara singkat dengan nada menuduh yang sangat menjengkelkan. Aku pun masih bimbang, apakah cicak itu beneran bicara apa nggak. Karena kalau pun itu benar, aku memang beneran lagi ada di dunianya Alice in Wonderland. Nggak mungkin lagi ada di dunia. Atau dalam kenyataan.
Cicak itu hanya bicara singkat kok. Nggak panjang-panjang banget kayak Tante-ku kalau sudah ngebicarain soal jambul rambutnya yang kayak kondom ngaceng. Dia hanya bilang;
"Anak ini suka banget mainin penisnya," kata tuh cicak, pakek suara laki-laki mencicit, literally bicara begitu padaku. Matanya yang kecil seperti upil menatapku sejenak lalu beranjak naik ke arah pintu geser yang menuju balkon.
Aku yang waktu itu lagi mau coli, dengan suara dari pemain bokepnya yang penuh gelora; ahhh—oohh—fuck me harder—fuck!—FUCK—yes, give me that dick—ahh!!!—fuck!!!—langsung tertegun melihat cicak itu. Kontolku yang semula menegang, mengacung tinggi seperti menara Pisa—kontolku agak bengkok ke kanan, makanya kayak menara Pisa—langsung lemas. Mulutku menganga melihat kepergian cicak itu. Aku terkejut, seperti sedang melihat hantu. Aku nggak takut hantu kok actually, itu cuman kiasan aja.
Kumatikan laptopku dan mengejar cicak itu. Aku beranjak ke balkon kamar, dia nggak ada di sana. Ngecek di balik mesin AC, dia juga nggak ada. Aku garuk-garuk badanku yang telanjang, menyubit kecil putingku agar aku kembali horny dan melanjutkan coli di kamar mandi supaya bisa langsung terbuang tanpa harus dilap pakek tisu. Kan kasihan pohon, ditebang cuman dijadiin tisu terus buat lap air mani-ku. Kasihan, aku kan harus Go Green!!!
Aku kembali horny, melupakan tentang cicak yang bisa bicara itu. Mungkin hanya ilusinasiku saja karena aku lagi horny berat tadi. Aku cepat-cepat ke kamar mandi, menanggalkan celanaku di atas kasur dan mengunci pintu kamar mandi supaya nggak ada cicak itu lagi yang nuduh kalau aku suka mainin kontol. Meski dia benar sih, kan mainin kontol enak.
Kutekan kepala sabun cair Hime beraroma jeruk dan bersensasi mint. Kusebar ke seluruh kontolku yang panjangnya mungkin akan membuat Mak Ijah Pengen Punya Kontol Seperti Menara Pisa. Mataku memejam ketika sabun yang licin dan mint yang dingin kugesek-gesekkan di kepala kontolku. Fuck! Rasanya enak sekali. Sambil membayangkan wajah Revie—cowok paling imut di sekolahku—yang sedang mengulum kontolku. Ah! Yang tadi enak, Revie. Emut terus!
Tanganku makin cepat memainkan batang kontolku hingga kepalanya. Kuputar-putar ibu jariku di lubangnya seperti sedang membayangkan lidah Revie menjilatinya. Ohh, GOD!!! Jangan berhenti, aku bentar lagi mau keluar. Shit! Kupercepat tempo kocokanku, membayangkan semua batang kontolku masuk ke dalam mulut Revie yang hangat seperti sensasi mint yang sedang kurasakan.
Ah! Ah! Aku mau keluar, aku mau keluar!!!
Dan menyemburlah cairan putih itu. Hingga muncrat jauh sekali sampai terkena cermin di kamar mandiku. Mani-ku terus mengucur seperti air kencing. Itu karena aku belum coli selama empat hari. Semua air mani-ku tersimpan di dalam kantung Doraemonku. Sekarang sudah bisa bebas seperti burung. Menempel di cerminku dan di dalam bathtub.
Setelah aku membersihkan kontolku, mengelap mani yang ada di cermin dan mendorong masuk semua mani itu ke dalam lubang WC, aku langsung beranjak ke atas kasur. Membiarkan selimut yang menghangatkan tubuh telanjangku dari dinginnya AC. Semoga saja, setelah aku bangun nanti, nggak akan ada cicak-cicak lain yang tiba-tiba bicara padaku. Tentang aku yang suka mainin kontol.
***
Nggak ada cicak yang bicara padaku lagi.
Waktu aku bangun, hari sudah pagi. Aku cepat-cepat beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah yang aku doain orang-orangnya kesetrum di sutet biar pada bener otaknya. Itulah yang membuatku kadang malas sekali pergi ke sekolah. Aku nggak punya teman sama sekali di sana. Dulu ada, sekarang nggak lagi. Sekarang aku independent student. Paling punya teman kalau aku lagi ada di klub Catur aja. Selebihnya, aku bakalan jalan sendirian di lorong sekolah, duduk di paling pojok cafetaria, dan dianggap cowok yang lagi pakek jubah gaib. Nggak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ngaco
Teen FictionHello, RF here. Di daftar Prositusi Online, RF itu sejam-nya 60 juta. Ada yang mau sama saya? Call asisten saya, ya. Namanya Tante Mysakonla. Hihihihihi. No, honey. Saya datang ke sini bukan mau menjajakan diri. Saya RF. Rendi Fujoshi. Meski saya Fu...