Bukan berarti aku langsung patah hati, terus membuat voodoo doll dengan muka Sean di bagian kepalanya. Nggak. Aku sama sekali nggak melakukan hal itu. Sean dan aku kan hanya berteman. Kami nggak akan pernah jadi pasangan kayak di TV series Queer As Folks yang Skukova sering tonton. Aku dan Sean lebih cocok menjadi pasangan seperti di TV series Looking. Ngentot bareng, senang-senang bareng, dan nggak akan melibatkan perasaan.
Ken dan Skukova lagi duduk-duduk di depan TV-ku. Nggak malu sama sekali sekarang untuk menunjukkan rasa sayang mereka. Aku mendengus sebal. Meremas novel The Maze Runner yang sedang kubaca-actually, aku lebih banyak bengong dari pada membalikkan lembar novel ini untuk baca bagian berikutnya. Di kepalaku saat ini masih teringat jelas adegan Sean merangkul cowok yang kata Skukova sekolah di BIS. Pernah dekat sebentar sama Skukova, tapi nggak jadi karena cowok itu agak freak.
Ini sudah tiga hari aku menghindari Sean dan klub AL. Sudah tiga hari juga aku kembali ke dalam Flocks. Ken dan Skukova setuju melakukan apa yang kuberikan pada mereka. Solusi jadi Versatile itu maksudku. Aku nggak tahu apakah mereka sudah melakukannya apa belum. Kayaknya sih sudah, soalnya malam ini mereka terlihat mesra sekali. Tadi bahkan mereka saling suap-suapan manisan mangga. Kayak pasangan alay tahun ini. Aku ingin muntah.
Dan demi Tuhan! Aku nggak dengki mereka melakukan hal itu.
Nggak sama sekali. Hmmm. Sumpah!
Oke, aku dengki! Aku benci mengakuinya. Karena aku juga mau melakukan hal itu bareng Sean. Menyuapi dia manisan mangga, cemilan kesukaanku sepanjang masa. Duduk di depan TV. Kepala saling bersandar, nonton film perang yang romantis. Atau film horor terus aku bakalan pura-pura takut biar bisa masuk ke dalam pelukannya. Oh, mungkin Sean yang akan takut dan aku akan menenangkannya. Mencium pucuk kepalanya, mengatakan kalau setannya itu palsu. Dandanan setannya malah kayak Ratu Waria. Semacam itulah.
Bunyi pesan di BBM terdengar. Aku melirik Smartphone-ku, menatap kontak BBM Sean di layar, mengirimiku pesan berisi: what's up? tanpa emoc senyum atau yang lucu lainnya. Bukan berarti aku suka emoc senyum, yah, hanya saja emoc di BBM kan unyu-unyu. Banyak lagi. Kalau menggunakan salah satu emoc kan kesannya kalau kami itu dekat sekali. Sudah seperti belahan jiwa atau apa gitu.
Oh, Tuhan! Aku terdengar menjijikan sekarang.
Aku nggak membalas pesan itu. Aku langsung-mencoba, sungguh-membaca kembali novel yang ada di tanganku. Sekarang Thomas dan kawan-kawannya sedang berlari mengitari labirin untuk mencari pintu keluar. Ini bagian yang seru. Aku penasaran bakalan siapa lagi yang akan mati di buku ini. Setiap aku membaca novel satu genre dengan Hunger Games dan Divergent, pasti teman dekat pelaku utamanya selalu ada aja yang mati. Contohnya Rue, dari Hunger Games. Will, dari Divergent. Ugh!
HP-ku berbunyi. Menyanyikan lagu Animals keras. Tanpa sadar aku langsung mengangkat-nya. Belum sempat aku menjawab hallo atau sapaan yang lain, suara itu sudah menghardik-ku duluan. "What the fuck is wrong with you?!" geram Sean marah di ujung sana. The Maze Runner yang ada di pangkuanku langsung terjatuh ke bawah kasur. "You fucking bitch!"
Dahiku mengernyit. Aku paham betul kenapa Sean bisa semarah sekarang. Itu kan karena dia nggak tahu alasan aku marah sama dia kenapa? Aku marah karena-oh, tunggu dulu! Kenapa aku malah marah soal itu? Sean dan aku kan... seperti yang aku bilang beberapa menit yang lalu, kami hanya berteman. Kenapa aku bertindak kekanak-kanakkan begini? Kalau aku jadi salah satu karakter di novel The Maze Runner, mungkin aku orang pertama yang langsung dibunuh oleh penulisnya. Aku menyebalkan sekali.
"Nothing," jawabku datar. Aku harus melupakan soal rangkulan Sean ke cowok itu.
Kami hanya teman. Fuck buddy, maksudku. Yah, baru sekali sih. Eh, dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ngaco
Teen FictionHello, RF here. Di daftar Prositusi Online, RF itu sejam-nya 60 juta. Ada yang mau sama saya? Call asisten saya, ya. Namanya Tante Mysakonla. Hihihihihi. No, honey. Saya datang ke sini bukan mau menjajakan diri. Saya RF. Rendi Fujoshi. Meski saya Fu...