Segera setelah hujan Redah kedua sahabat itu pun pulang
Mereka berjalan bersama sampai di halte bis berikutnya Alya akan meneruskan perjalanan nya sendiri"Impian"gumamnya entah mengapa ia masih sedikit memikirkan hal-hal yang ia ucapkan sendiri tadi
"Sebegitu pentingkah?"
"Apa tujuan ku yah?"
Dan semakin banyak pertanyaan yang tak mampu ia jawab pada dirinya sendiri dan malam pun semakin larut"Impian, andai benar pun ada kalanya aku menginginkan seseorang yang benar memahami diriku satu orang saja apakah itu indah?"
Terkekeh dalam lamunannya
Yang kemudian hanyut dalam gelap malam________**---_________**---________
"Ya ampun! Udah telat gue!"
Dengan berlari bisa-bisa dia terlambat bangun hari ini"Owh ya tuhan, semua berkat pertanyaan gue yang bodoh kemren"
Ayla meruntuki dirinya sendiri
Dengan diam-diam Ayla memasuki pintu gerbang sekolah
Semua tampak sepi
Hingga ia di kejutkan dengan sentuhan seseorang di belakang pundaknyaBerbalik badan sambil menutup mata nya
"Duh maafin saya,pak,buk saya baru kali in deh telat""Ehem,"
Deheman singkat orang yang ada di depan nya membuat Ayla pernah membuka mata"Santai aja kali gue nih hanya anggota OSIS,tapi karena Lo udah telat Lo ikut gue"
Demi apapun sekarang dia benar-benar dalam masalah hal yang paling Ayla hindari adalah hukuman
Dia tidak ingin berurusan dengan seorang pun di sekolah cukup teman cerewet yang ia kenal tidak lagi dan hari in ketakutan nya terjadi."Lo duduk di situ kerjain semua data-data siswa yang ada di komputer
Ngerti kan Lo"Jelas pemuda berambut hitam legam dengan kulit kuning Langsat yang juga Kaka OSIS
"Iya" jawab singkat Ayla seperti biasanya ia kembali menjadi gadis dingin lagi dan langsung mengerjakan tugas yang d beri
Jawaban singkat nya membuat pemuda di hadapannya sedikit heran pasalnya baru sja tadi ia melihat sisi. Imut gadis in tapi kembali sedingin ini rumor tentang nya di sekolah ternyata benar ia adalah sosok gadis dingin yang tak tersentuh
Sudah hampir 40 menit berlalu tangan gadis itu terus bekerja jemari lentik nya yang mengetik di papan keyboard seperti pemain piano yang memainkan nada-nadanya
"Lo gak capek"
Tanya kakak OSIS itu mata coklat nya memperhatikan gadis itu sejak tadi"gak"
Hanya tiga huruf membuat pemuda ini sedikit kesal
"Berhenti dulu Lo bisa lanjut besok" tawarnya sedikit khawatir namun tidak di respon sama sekali"Ayla!"memanggil nama gadis itu dengan sedikit berteriak
Mata Ayla mengarah pada cowok cerewet menurut nya
"Maaf gue kasar yah" seketika sadar dengan tindakan nya yang mungkin membuat cewek di hadapannya takutNamun yang ia liat justru tatapan hampa dan tidak ada respon sama sekali dari cewek ini
Bukankah semua cewek itu sensitif dan rapuh jika d bentak lalu kenapa dia tidak"Lo bisa pergi,nih cip data Lo boleh kerjain besok liatin ke gue hasil kerja Lo itu"
"Maksih" berlalu pergi dengan kalimat singkat nya bergegas menuju kelas nya yang ada d lantai bawah sekolah
"Menarik"senyum si cowok OSIS
Tiba di kelasnya Ayla langsung saja menuju ke tempat duduknya
Ya tepat sekali orang yang pertama sadar akan ketidak hadiran nya di kelas pembelajaran pertama hanya teman nya syela"Lo kok baru nyempe ay? "Heran syela
"Telat" Ayla datar
"Kok bisa sih seorang Ayla telat"
Way!"Hm" semakin datar dan kini tatapan nya ia tujukan pada syela
Yang membuat syela bergidik ngeri
Di tatap dingin oleh temannya itu

KAMU SEDANG MEMBACA
فتاة النافذة
Historia Cortaaku suka langit aku suka semua benda yang ada di langit namun aku hanya bisa melihat nya dari jendela kamar ku sesekali aku ingin seperti mereka namun aku kembali takut melihat sifat asli mereka yang tak pernah aku sangka nyatanya manusia adalah ma...