chapter 3

1 0 0
                                    

"Yeah, kami hanya penasaran saja, dan jika anda berkenan anda bisa menjawabnya".

Bu mona tertawa keras
" aduh anak muda, tentu saja saya tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan sekecil itu, villa ini sepi dan sunyi dengan begitu saya merasa kesepian. Terakhir kali villa ini di datangi tamu adalah 2 tahun yang lalu, itupun tak lama hanya dua hari. Jadi saya berinisiatif untuk mempromosikan villa ini dengan sewa gratis. Itu saja alasan saya nak, tidak lebih."

"O-oh begitu ya " tama jadi merasa bersalah karna sempat berburuk sangka tadi.bagaimana ia bisa berpikiran negatif sedangkan wanita tua di depannya ini begitu baik dan ramah.
Setelah mendengar penuturan wanita itu semua kembali pada kegiatan masing masing, serta ruangan yang kembali mengeluarkan aura tidak enak.

Acara makan malam telah usai, semuanya sudah kembali ke kamar masing masing. Sebenarnya 7 sekawan itu ingin berkeliling di villa jumbo ini. Tetapi kepala pelayan yang bernama bu jenni melarang mereka berkeliling villa diatas jam 22.00 . Entah apa alasannya,walau sedikit curiga mereka tetap mematuhi perkataan bu jenni.

Di kamar masing masing, mereka masih aktif mengobrol lewat chat grup.

•••••••••••••••••••••••••√√√√•••••••••••••••••••
Grup: perkumpulan manusia hutan

Marko: woy dah pada tidur belom?
Marta:belum siih
Marko:gw gak nanya lu, kita sekamar
Marta:(emot batu)
Lucas:kalian gak ada yang ngerasa curiga nih?
Melra:nah iya, gw ngerasa curiga
Hilda: bu mona senyumnya mirip joker
Tama:iya coy, kayak gak lazim senyumnya
Rayya: b aja tuh
Hilda:yeuu elu mah tadi mana lihat orang asik makan
Rayya:hehe
Marta:lagian kenapa sih kita ga boleh keliling keliling diatas jam 22.00,kan terserah kita orang kita tamu mereka
Melra:iya kan?aneh emang
Tama:gw ngantuk gw duluan off
Tama: lah... Diread doang, dahlah mo bbobok ganteng

Tepat pukul 01.00,rayya terbangun dari tidurnya yang sungguh tidak nyenyak. Ia bermimpi aneh,tapi akan lebih baik mimpinya itu dilupakan saja karna jika rayya terus memikirkan arti mimpi tersebut bisa bisa kepalanya yang pecah saking pusingnya.

Rayya merasakan kering di tenggorokan nya, tubuhnya juga banjir keringat. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil segelas air dingin.
Setelah beberapa saat duduk melamun Rayya memutuskan untuk tidur lagi. Ia sudah memejamkan mata dan menarik selimut hingga sebatas dada, dan berusaha kembali tidur .
Disaat rayya mencoba larut lagi di alam mimpi dia merasa kakinya digelitik sesuatu. Takut tapi juga penasaran, itulah yang rayya rasakan saat ini. Dengan rasa kepo yang besar rayya membuka matanya dan melihat sekeliling. Tidak ada yang aneh, tapi..... Di jendelanya yang tidak tertutupi tirai ia melihat seorang remaja tersenyum kearahnya. Bajunya yang lusuh, lumpur sana sini, poni panjang menutupi satu matanya serta muka pucat bagai mayat hidup dan bibir becah pecah mengeluarkan darah kecil sukses memberikan kesan mengerikan saat pertama kali rayya bertemu pandang dengan remaja tersebut.

Rayya gemetar ketakutan, bukan, bukan karna penampilan mengerikan remaja tersebut melainkan ia sadar akan sesuatu. Kamarnya ini terletak di lantai 2 bagaimana bisa anak itu berdiri tegak di luar jendela?
Keringat dingin meluncur turun di dahinya, matanya menyiratkan ketakutan yang besar dan membulat sempurna setelah melihat remaja di sana menempelkan kedua telapak tangannya ke kaca jendela lalu juga kedua telapak kakinya ikut menempel,kepala remaja tersebut menggeleng ke kanan dan kiri menimbulkan suara tulang patah yang renyah di pendengaran  dan leher anak remaja itu kian elastis menggantung bagai gantungan kunci .
Rayya langsung buru buru tidur menghadap kiri . Tak mau lagi melihat arwah menjijikan itu, Rayya terus menangis dalam diam. Karna arwah tersebut tidak berhenti tertawa keras . Hei? Keterlaluan sekali arwah itu apakah menurutnya ini lucu?. Sudahlah Rayya hanya berharap agar pagi segera datang dan kejadian ini segera berlalu.

••••••••••••°°°°°°°°

Pagi hari tiba, tetapi cuacanya sedang tidak bersahabat. Di luar sana, hujan deras mengguyur pasir pasir pantai. 7 sekawan seketika cemberut saat ingin keluar untuk bersenang senang. Berakhirlah mereka di ruang tamu untuk menonton TV bersama. Pastinya popcorn dan cola tidak terlewatkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Welcome To MalapetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang