11.

957 101 11
                                    

Gaipa baru saja sampai di rumah Jean dengan diantar oleh Leng.
Dia sampai rela buka kedai ayamnya sedikit lebih siang untuk datang ke rumah Jean yang ada Nine disana, sedang sibuk bermain dengan Day dan Mei.

"Padahal Alan sejak tadi tidak memiliki kesibukan, kau bisa menyuruhnya untuk menjemputmu." Jean lalu menerima nasi Ayam kedai Jim yang disodorkan oleh Gaipa.

"Sekarang Alan sedang pergi ke kamar, baru beres mandi." Sambungnya.

Gaipa menganggukkan kepalanya lalu meminta izin Jean untuk pergi melihat Alan.
Ditengah-tengah perjalanan menuju kamar Alan, Gaipa bertemu dengan Nine diruang tengah. Nine lalu menyapa Gaipa, dengan senyuman lebar juga ikut mengatakan jika Alan sedang berada di kamarnya.

"Khab, terimakasih Nine."

Gaipa lalu kembali melanjutkan langkah kakinya menaiki anak tangga, tapi langkahnya kembali terhenti karena Nine memanggil.
Gaipa pun berbalik dan menemukan Nine berjalan menghampirinya.

"Kalian bertengkar?"

"...."

"Alan berbicara dengan Phi Jean jika kalian bertengkar, aku disana tidak bermaksud menguping pembicaraan tapi aku memang disana untuk mengobrol."

"Ah, bukan masalah besar." Gaipa tersenyum.

"Apa karena aku?" Tanya Nine.

----

Alan baru saja turun dari kamarnya dengan tubuh terlihat lebih segar, kacamata pun kini bertengger di hidung mancungnya.
Langkah kakinya pergi menuju Jean yang sedang menikmati nasi ayam bersama Day. Itu artinya, Gaipa sudah berada di rumah ini. Namun, sejauh mata Alan memandang ia tak menemukan sang kekasih dimanapun, Nine pun ikut menghilang dan Mei ditinggal bermain sendiri di ruang tengah.

"Dimana Gaipa?" Tanya Alan pada sang kakak.

"Pergi bersama  Nine untuk membeli cemilan Day dan Mei. Jemput saja, sepertinya mereka pergi dengan jalan kaki ke minimarket didepan kompleks."

Alan jadi teringat keberanian Gaipa malam tadi, dimana Gaipa menyanggupi untuk berbicara dengan  Nine.
Mengikuti saran Jean, Alan pun segera pergi membawa kunci mobilnya dan menyusul mereka yang kemungkinan dalam perjalanan pulang.

---

Alan hanya bertemu dengan Gaipa yang sedang menenteng keresek berisi cemilan anak-anak dipinggir jalan.
Gaipa yang melihat mobil Alan mendekat secara otomatis menghentikan langkah kakinya, matanya terus menatap Alan yang terlihat kebingungan karena Nine tidak bersamanya.

"Dia ada urusan pekerjaan, baru saja pergi dengan ojek online."

"Apa yang kau katakan padanya?"

"Kau khawatir aku menyakitinya?"

Alan menghela napas, lalu memanggil nama Gaipa dengan sedikit keluhan. Dia tak mau memiliki masalah lainnya, Alan hanya ingin tahu pembicaraan apa saja yang keduanya lakukan hingga Nine memilih pulang dengan ojek daripada merengek meminta dia untuk mengantarkannya.

"Aku hanya mengatakan apa yang perlu aku katakan," ujar Gaipa lagi.

"Aku tidak suka kebersamaanmu dengannya saat kau harusnya bertemu denganku, hanya itu."

Gaipa lalu tersenyum. "Aku tidak memiliki keberanian untuk memintanya menjauhimu, dan itu tidak diperlukan. Benar?"

"Gaipa."

"Aku tidak memiliki hak untuk melakukannya, Alan."

Gaipa meminta maaf untuk mengatakan bahwa dia berani malam kemarin untuk melabrak Nine, dia terlalu terbawa emosi karena Alan masih tidak mengerti dimana letak kesalahannya.
Tapi setelah dipikir lagi, Gaipa tidak memiliki hak apapun untuk meminta Nine menjauh dari Alan.

Moonlight Chicken:AlanGaipa Story. [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang