14. (Ending)

1.7K 122 33
                                    

Alan mendapatkan cuti libur akhir tahun, 1 Minggu lamanya. Jadi, dia sedang memikirkan bagaimana bagusnya ia melewati masa liburan itu dengan gaipa.b
Laut? Pattaya, tepatnya dimana mereka tinggal. Sangat dekat dengan pantai, mungkin Gaipa tidak akan merasa itu special.
Jad Alan sedang berpikir untuk membawa Gaipa ke Bangkok, ibu kota  Thailand yang katanya Gaipa jarang sekali pergi ke sana.
Ada Nine juga yang bisa merekomendasikan banyak tempat untuk disinggahi oleh keduanya.

"Kapan liburanmu dimulai?"

"Minggu depan, makanya Minggu saat ini aku sibuk sekali."

Alan kembali ke Gym sejak dua Minggu lalu, berbincang banyak hal bersama Gong yang seperti menjadikan Gym tempat tinggal keduanya.
Gong juga berencana untuk pergi liburan, tapi sayang sekali waktu libur di tempatnya bekerja tidak memberikan waktu sebanyak yang Alan dapatkan. Wen bahkan sudah mengeluh sejak beberapa hari yang lalu.

"Terdengar cukup menyenangkan pergi liburan bersama."

"Benar, kekasihku saja sudah mengeluh karena aku bekerja terus."

Alan tertawa, dia begitu kagum dengan hubungan Gong dan kekasihnya yang awet tanpa ada pertengkaran serius seperti miliknya.
Hubungan Gong terjalin lebih awal dari sebelum Alan berpasangan dengan Wen. Itulah kenapa Alan dan Wen sangat suka mendapatkan nasihat dan saran dari Gong, dia pintar sekali mengatasi masalah dalam percintaan maupun kehidupan.
Padahal, Gong terlihat seperti pria yang suka bermain-main tapi sebenarnya sangat bijak dalam melihat semuanya.

"Bagaimana dengan Gaipa? Kupikir dia lebih sibuk darimu."

"Dia sangat sibuk sampai aku ditegur karena menelponnya terus."

Gong tertawa mendengarnya. Gaipa baru saja menandatangani kontrak dengan restoran ayam yang cukup terkenal di Pattaya, dan ia menjadi sibuk bukan main bolak-balik ke kandang untuk mengecek ayamnya dalam keadaan baik-baik saja.

"Aku iri padanya, dia memiliki bisnis yang diturunkan dari keluarga." Gong menghela napas. "Dia bahkan tak mencoba menunjukkan jika dia adalah bos muda, hebat sekali."

"Dan kau adalah bajingan yang paling beruntung karena berhasil membuatnya tetap bersamamu," sambung Gong.
.
.
.
.
Hari ini, Alan pulang ke Kondo pada pukul 7 malam, bersama dengan Nine yang secara kebetulan bertemu di lobi Kondo.
Keduanya sama sama terlihat kelelahan, saling mengeluhkan pekerjaan masing-masing dengan tawa yang lemas.

"Beristirahatlah, Nine." Alan melambaikan tangannya pada Nine yang sampai lebih dulu ke kondonya.

"Kau juga," balas Nine lalu menutup pintu Kondo dan Alan pun melanjutkan langkah gontainya menuju lantai dua.

Mendadak Alan menyesali pilihannya memiliki Kondo di lantai dua, padahal dilantai satupun masih banyak Kondo yang kosong. Itu membuatnya malas sekali menaiki anak tangga dalam keadaan seperti ini, ia juga mengeluhkan kenapa gedung ini tak menggunakan Lift saja.
Sedang sibuk-sibuknya mengeluhkan banyak hal, Alan dibuat terkejut karena pintu Kondo yang hendak ia buka dengan kuncinya ternyata sudah lebih dulu terbuka.
Itu artinya ada Gaipa di kondonya.

"Gaipa?" Dengan terburu-buru Alan memasuki kondonya, ia bahkan melepaskan sepatu kerjanya dengan sembarangan.

"Sejak kapan kau disini?" Lagi, suaranya menggema dengan langkah kaki yang buru-buru tapi tak menemukan sang kekasih dimanapun.

"Harusnya kau telepon aku, aku akan menjemputmu."

Gaipa akhirnya keluar dari kamar mandi, dan menemukan Alan yang hendak keluar dari area dapur tapi langsung kembali masuk dan menerjangnya dengan pelukan erat.

"Astaga, kau melukai daguku." Alan sampai lupa jika perbedaan tinggi mereka terkadang membuat Gaipa sedikit kesusahan ketika berpelukan seperti ini.

"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Gaipa, sembari mendorong tubuh Alan yang masih setia memeluknya untuk semakin menjauh dari area kamar mandi.

Moonlight Chicken:AlanGaipa Story. [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang