-03

37 9 0
                                    

Kekosongan di dadaku mulai dipenuhi amarah. Kemarahan yang tenang dan terkalahkan yang menjamin atas luka ku, dan aku percaya bahwa tidak ada yang bisa memahami luka itu

*syarif raden al-farizqi*

"Heh!! Berhenti lo" ucap ana dan anggotanya lalu kami berbalik badan dan melihat siapa yang memanggil kami

"Apa" ucap santri

"Ke belakang sekolah sekarang juga lo semua" ucap Olivia

"Siapa lo nyuruh-nyuruh kita? " acuh julita

"Gua penguasa sekolah ini" balas ana

"Udahlah ayok ikut" ucap bellena lalu kami diseret kebelakang sekolah

Kami ikut dari belakang dengan tangan yang ditarik secara paksa,lalu dengan tiba-tiba ana menumpahkan air dan tepung kepada kami

"Apa-apaan lo"sarkas santri tak terima

"Masih tanya kenapa?karena lo bertiga ga mau tunduk sama kita"Ucap anantasya

"Berani kok bawa temen"umpat julita namun bisa didengar oleh ana dan temannya

"Apa lo bilanh tadi?"tanya olivia dengan tatapan mata yang tajam

"Engga"balas julita

Selesai membully kami,mereka bertiga pergi karena sebentar lagi bel sekolah akan dibunyikan

"Dah cpet ganti"ucap firli lalu melempar switer kearah julita dan santri

"Kenapa lo semua pada bawa baju ganti?"tanya julita dengan penasaran

"Udah gausah dipikirin ayo ganti,sebentar lagi bel"ucap santri lalu kami pergi ketoilet dan mengganti pakaian

Setelah kami mengganti pakaian kami,kembali ke kelas untuk mengikuti mata pelajaran

Kring.......
Kring......
Kriing.......

Suara nyaring bel sekolah menandakan masuk dan akan melaksanakan pembelajaran

Setelah melawati ujung samudra,beberapa pulau,negara,dan istana istana jaman dahulu dan menyeberangi sugai bel sekolah berbunyi tanda pulang

"Seluruh pelajaran hari ini telah selesai sampai jumpa besok pagi dengan semangat belajar baru"ucap penyiar bel sekolah

"Cukup sampai disini sekian wasaalamualaikum wr.wb"ucap guru IPS lalu pergi meninggalkan kelas

"Waalaikumsalam wr.wb"serentak murid

"Ayo pulang"ajak santri menenteng tas warna pink

"Ayo"balas firli dan julita yang menentebg tas warna hitam lalu kami berjalan sampai parkiran

"Lo pulang naik apa?"tanya julita

"Gatau"jawab firli dengan enteng

"Gua mau ambil mobil dulu"ucap santri pergi dan mengambil mobil

"Nanti gua sama abang gua"ucap firli

Abangsat is calling~~

"Bang bisa jemput adek ga?"tanya firli

"Bisa tunggu bentar"ucap bang elvino

"Gua duluan"ucap santri

"Gua juga duluan,san nebeng ya kan rumah kita searah"ucap julita

"Ayo"balas santri

Deadlly Girl And BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang