BAB 3

7 2 0
                                    

Setelah acara hukuman selesai inti dark light, pun menuju kantin karena mereka diberi hukuman sampai jam istirahat. Mereka pun mencari tempat duduk.

"Woy lo pesan sana". Suruh Zen kepada el.
"Kok gue sihh, kenapa gue terus". Tanya balik kepada Zen.
"Lah kan biasanya juga lo yang pesan nyet". Tonyor kepala el.
"Udh bisa gk sih gk ush ribut, nih pesan seperti biasa". Lerai abin sambil menyerahkan beberapa lembar uang merah.
"Hehe peace boss, nahh gini kek". Ucap el kepala abin, sambil ngacir menuju penjual dikantin.

Beberapa saat kemudian datang lah Zika dan kila ke kantin.

"Udah penuh semua Zika, kita mau duduk dimana, lo sihh lama bett tadi". Omel kila.
"Ya maaf kil, lagian juga tadi lo tau sendiri kan gue dipanggil sama kepsek". Jelas Zika.
"Lupakan, sekarang kita mau duduk dimana, ehh kita duduk di sana yok". Tunjuk kila ke arah geng dark light.
"Maksud lo kita duduk sama tuh para curut?". Tanya Zika dengan kesal.
"Ya ya lah mau duduk dimana lagi cuma tempat mereka yang masih ada sisa 2 tempat kosong". Cerocos kila sambil seret Zika.
"Ehh kil". Raut pasrah karena diseret.

Sampai lah mereka ke tempat abin ddk.

"Permisi numpang duduk sini ya, soalnya udh penuh semua tempat nya". Ucap kila.
"Eh sayang sini duduk aja gpp, ya kan bin?". Ucap uta, sembari bilang ke abin.
"Hm". Dehem abin.

Mereka pun duduk.

"Zik lo mau pesan apa?". Tanya kila ke zika.
"Samain aja kek lo, tapi minumnya susu cokelat aja ya". Jawab Zika.
"Oke, tunggu ya, gue pesenin". Kila Lalu pergi memesan makanan.

Keheningan terjadi diantara mereka. Tak lama kemudian datang lah el dan kila sambil membawa makanan.

"Nih nih silahkan dimakan". Ucap el.
"Terimakasih el". Ucap abin, uta, dan Zen.
"Nih zik". Sambil duduk.
"Thanks kil". Ucap kila.

Mereka pun makan dengan tenang.
Kringgggg, suara bel masuk kelas.

"Udh bel tuh yok ke kelas". Ucap uta.
"Bolos kuyyy". Ucap Zen dan el.
"Kali bolos siap-siap aja hukuman menanti". Ucap Zika penuh peringatan. Lalu pergi dengan kila meninggalkan kantin
"Kelas". Ucap abin singkat.
"Hah apa bos?". Ucap el tak paham.
"Abin bilang ngajak masuk kelas". Jelas uta.
"Owalah". El seraya mengangguk
"Woyy bos tungguin". Teriak Zen

Mereka pun akhirnya masuk kelas.

Tak lama kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi, semua murid berbondong-bondong keluar dari kelas.
Ditempat parkir ada kila dan Zika sedang berbincang.

"Ehh zik kamu pulang naik apa?Aduh maaf ya Zika gue gk bisa anter lo pulang, soalnya mama udh nelfon suruh cepat pulang". Tanya kila kepada Zika,seraya merasa bersalah.
"Gue pulang naik bus, sans gpp kali kil, gue udh biasa naik bus, lo pulang aja dulu". Jawab Zika.
"Em oke dehh, gue duluan ya Zika, papay". Masuk mobil sambil lambaikan tangan ke Zika.
"Papay kila". Balas Zika.

Zika pun menunggu bus di halte depan sekolah. Sedangkan di tempat lain lebih tepatnya parkiran ada inti dark light.

"Langsung pulang nih, atau mau ke markas dulu?" Tanya zen.
"Pulang". Jawab abin
"Oke dehh, gue duluan ya bos" Ucap el, uta, dan zen.
Abin hanya mengangguk. Seraya menyalakan motor nya, abin pun pergi meninggalkan sekolah. Tak sengaja abin melihat seorang gadis, sedang duduk di halte, abin pun menghampiri gadis itu karena merasa familiar. Berhenti tepat di depan gadis tersebut sambil mematikan motornya tak lupa membuka kaca helm nya.

"Ekhem" Dehem abin.
Zika menoleh ke arah sumber suara, kaget zika.
"Lo ngapain disini". Tanya Zika.
"Menurut lo?" Balik tanya abin.
"Ya mana gue tau bego". Sewot Zika
"Naik". Suruh abin
"Hah apa? Maksudnya lo nyuruh gue naik motor lo gitu? Ogah". Ucap Zika sambil menolak ajakan abin.
"Gue gk nerima penolakan, ini perintah bukan pertanyaan". Ucap abin penuh penekanan.

Penasaran dengan kelanjutannya? Jangan lupa berikan komentator dan vote sebagai apresiasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Penasaran dengan kelanjutannya? Jangan lupa berikan komentator dan vote sebagai apresiasi.

Salam dari ratu halu

ABINTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang