Brak!
"Lo ngapain anjing?!"
Rasha memasuki kamar Sky sepulang sekolah sambil membanting pintu dengan kasar. Sky yang sedang duduk di sofa spontan bangkit berdiri.
"Lo ngapain masuk sekolah gue?! Lo sengaja 'kan masuk di sekolah gue sama Ragan? Apa lo gak puas udah ambil Papa sama tiga sodara gue?!" teriak Rasha menarik hoodie Sky dengan kasar.
"Bukan gue yang minta buat dikirim ke sana, Kak. Gue juga gak tau sekolah tempat gue dikirim bakal jadi sekolah lo. Kalo gue tau gue bakal nolak jadi perwakilan sejak awal."
"Alasan! Lo emang kebanyakan drama ya anjing! Lo kapan capeknya sih? Gue aja capek liat lo ngedrama terus, dari pada lo nyari gara-gara terus mending langsung by one sama gue, brengsek!" makinya menggebu-gebu membuat Sky menghembuskan napas berat.
"Jadi lo mau gue ngapain, Kak?"
"Jangan pernah dateng ke sekolah gue lagi. Gue gak peduli mau lo ngundurin diri atau ganti ke sekolah lain, yang jelas jangan berani-beraninya datengin sekolah gue."
"Gue gak punya wewenang buat ngelakuin itu dan gue juga jelas gak bisa ngundurin diri Kak. Lo juga tau pentingnya perwakilan sekolah,"
"Sky!" bentak Rasha.
Suara langkah kaki terburu terdengar dari kejauhan, tidak berselang lama datanglah Rayyan, Raja dan Ragan yang masuk dengan ekspresi terkejut.
"Ini ada apa lagi sih?" sahut Ragan setibanya di sana.
"Rasha, Sky, kalian ada masalah apa sampe teriak-teriak, kedengaran sampe dalam lift tau?" tegur Rayyan dengan tatapan tajamnya. Sementara Raja berdiri di sampingnya dengan tatapan yang sama.
"Tanyain sama anak kesayangan Papa ini, Kak! Ngapain dia dateng ke sekolah gue sama Ragan? Apa gak cukup dia ganggu gue di rumah dan dia juga mau buat gue gak tenang di sekolah?!" jawab Rasha masih dengan nada yang sama tingginya.
"Hah?" Ragan sontak membeo.
"Kak Rasha gue ke sana buat wakilin sekolah gue, bukan karna sengaja. Gue gak akan usik lo kayak yang lo bilang, gue gak punya niat apapun dateng ke sana selain jadi perwakilan sekolah gue."
"Lo pertukaran pelajar ke sekolah Rasha?" tanya Raja dan Sky mengangguk cepat.
"Ck apasih Kak Rasha malah dibahas lagi. Lo kan juga udah denger sendiri pas kepala sekolah ngenalin Kak El sama murid yang lain sebagai siswa pertukaran. Lagian cuma enam bulan juga kok, udah sih kenapa pake diributin segala." cetus Ragan malas.
"Tapi dia pasti sengaja. Dengerin baik-baik ya, gue gak mau sampe ada orang sekolah yang tau kalo kita tinggal serumah! Kalo sampe ada anak sekolah yang tau, itu berarti lo yang ngasih tau. Gue gak sudi ya anjing sampe orang tau kita tinggal serumah!"
Rasha berbalik pergi dengan gerakan kasar dan napas menggebu-gebu. Ragan menatap kepergian Rasha dengan heran sementara Sky menghembuskan napas pelan.
"Lo gak usah pikirin omongan Kak Rasha, Kak. Lo kan tau sendiri dia gimana, nanti juga pasti baik sendiri," ucap Ragan menenangkan Sky.
Sky mengangguk. "Iya, dek." jawabnya dengan senyum.
"Eh--??" Ragan tampak begitu terkejut mendengar Sky memanggilnya dengan sebutan Adik, bahkan reaksi Rayyan dan Raja yang masih ada di sana juga hampir sama. Ragan seketika merasa Ineffable. Ragan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ekspresi wajahnya tampak berusaha ditahan dan disembunyikan. "Gue-gue tadi lagi nugas. Gue mau balik nugas dulu." ucapnya terbata lalu lekas melesat pergi dengan bahasa tubuh yang lucu.
Sky yang menyadari sikap salah tingkah Ragan mengulas senyum tipis. Tatapannya lalu jatuh pada Rayyan dan Raja yang entah kenapa tidak beranjak dari kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SKY
FanfictionRumah seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk pulang bagi semua orang, tetapi jika rumah yang dimaksud tidak bisa memberikan kenyamanan yang seharusnya apakah masih pantas menyebutnya sebagai sebuah rumah? Ditinggalkan untuk pertama kalinya membua...