Sicantik yang dirindukan kpk

5 3 8
                                    


chapter 1

Brak!

Semua tampak seperti neraka bagi Naira, kini ia telah bersusah payah mencapai ini semua namun semua telah sia-sia bagaikan lotre yang ia akan menangkan setelah 1 angka lagi yang sama, namun naas semuanya telah berakhir.

Ia terjerat kasus pencucian uang dan terlibat dalam kasus korupsi akibat dari atasannya tentunya. Hah.. Andai ia tak butuh uang itu ia tak akan ikut ikut seperti ini..

Ia awalnya juga tak setuju pada manajernya itu, namun setelah pengobatan bibinya dan uang kuliah untuk si Tio ia terpaksa mengambil langkah tak halal ini, awalnya ia sangat sangat kepepet namun seperti pepatah mengatakan sebaik-baiknya bangkai tersembunyi pasti akan tercium juga.

Habis lah sudah! Kini ia hanya bisa menatap ragu gedung tinggi yang menjadi neraka baginya. Oh sungguh apakah ia menjadi member VIP persatuan baju oranye yang dirindukan oleh jeruji besi?

Kini berkas bukti telah tertata di atas meja direktur, selama ini ia tak terlalu paham ia bekerja diatas Askara corporation yang masih simpang siur siapa direktur nya apalagi desas-desus mengenai harta gono gini yang Naira tentu mana tahu ia saja tak punya warisan sedikit pun! Anak perusahaan yang ia tekuni yaitu jasa pengiriman ekspedisi. Belum jajaran anak perusahaan Askara corporation yang lain! Mendengar nama Askara saja ia sudah mual.

Semenjak ditangkapnya manajer Jian, mau tak mau Naira melarikan diri ia hidup dalam buronan. Tentang pekerjaan nya? Tch itu sama saja bunuh diri!

Wanita yang kini tengah memakai hoodie tampak kebesaran itu memandang jalanan setapak dengan sendu, pasalnya diri nya bodoh, pecundang. Tak seorang pun ingin bersama kriminal seperti nya.

Kaki Naira yang terus melangkah hingga dirinya dihadapkan sebuah rumah sakit besar.

Persetan dengan halal tidaknya Naira hanya menginginkan kesembuhan dan kebahagian keluarga angkatnya. Karena hanya ialah yang mampu menafkahi keluarga kecil itu.

Krak

Bunyi suara gagang pintu terputar, menampilkan Naira seorang diri dengan keadaan yang lumayan menyedihkan. Mata nya yang sembab, luka disudut bibir apalagi plester itu di dahinya. Bibinya yakin Naira pasti terjerumus dalam perkelahian. Anak ini! Pikirnya ia tak bisa menanyakan itu secara tiba-tiba apalagi memarahinya.

Naira menghamburkan dirinya kedalam pelukan bibinya. Ia yakin bibinya yang sudah ia anggap seperti mamanya itu akan marah besar kepadanya. Namun jika ia sudah saatnya akan masuk kedalam jeruji besi ia siap dengan segala konsekuensi nya.

“Ada apa Naira?“ ucap suara menenangkan bagi Naira.

Naira menetes kan air mata nya, ia tak sanggup jika harus bertatap muka dengan Mama.

“Kalau kamu tidak ingin cerita sekarang dengan mama, mama bakal nunggu kamu cerita Naira“

Naira membisu hanya suara isakan yang ada, hah... Rasa rasanya ia ingin sekali mati. Tapi bagaimana dengan pengobatan mama nya?

“Naira udah melakukan hal yang salah“ ucap Naira, ia belum bisa menerima kenyataan ini semua.

“Aku sudah terlanjur melakukannya dan sekarang aku tidak bisa mencari uang untuk pengobatan mama“ suara isakan nya yang makin keras. Naira tak sanggup dirinya menjadi dewasa. Ia ingin kembali menjadi anak anak hanya bermain belajar bermain dan belajar.

Naira memang masih menutupi nya ia tak bisa berbicara lebih banyak sekarang, apalagi mengenai itu.

Perlahan bibi nya mengelus pucuk rambut Naira dengan berlahan.

“Naira, mama tidak tahu apa yang kamu lakukan. Mama juga ga masalah kalau di rawat jalan sekarang, dan apa yang kamu lakukan juga ada konsekuensi nya. Kamu gak bisa lari dari kenyataan bahwa ada tanggung jawab yang belum kamu selesaikan. Kamu boleh untuk sekarang menenangkan diri“

Naira terdiam “Kalau Naira bakal pisah sama mama?“

“Mama sedih mendengarnya kalau kita akan berpisah, tapi Naira pasti bakal selalu dihati Mama“

Ucapan itu lantas memberikan sedikit dorongan semangat untuk Naira.

Ah ia sangat bersyukur dipertemukan dengan keluarga sambung yang sangat sangat sangat menyayangi nya.

Sampai Naira pulang ke rumahnya ia memang sudah menonaktifkan handphone nya demi kenyamanan dirinya.

Sampai ia mulai menjadi buronan malang, ia memutuskan untuk memotong rambutnya itu. Tak bisa ia tetap. Merelakan rambut panjang nya.

Memotong nya sebahu dirinya juga selalu memakai kacamata.

Entah penyamaran ini berhasil atau tidak dirinya sebisa mungkin untuk mengurangi kontak dengan dunia luar.

Dan juga, tentang hubungan asmara nya dengan tunangannya, ia yakin akan terselesaikan hilang begitu saja "lagi" untuk kesekian kali nya.

Danendra akan hilang berlahan, ia juga tak mau melibatkan lelaki itu. Bercerita dengannya tentu sama saja seperti jatuh ke jebakan sendiri.

Ia tak tahu apakah kehidupan nya akan seperti apa.
Naira juga akan memutuskan untuk berpindah ke desa di tempat lain dengan sisa uang merampok perusahaan. Lagi pula udara pedesaan bagus untuk bibi nya. Bagaimana dengan Tio? Ia kan memang sudah ngekos dari awal.

Namun Naira tak menyadari jika ini adalah awal permulaan nya.

Kehidupan yang lebih gelap dan kejam.

HAHAHAHAHAH

Tertawa layaknya villain.

Gak deng.

Billionaire Problem!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang