01

21 2 0
                                    

~awal pertemuanku denganmu sudah menjadi takdir~

AUTHOR

Gadis berambut pirang keabu-abuan senyum-senyum sendiri, tertawa, sedih, sampai menangis disaat bersamaan. Jika ada orang yang melihatnya pasti akan mengira bahwa ia sudah gila.

Kayla Sunrise Karimova.

Namanya mencerminkan wajahnya, ia bagaikan matahari di pagi hari yang bersinar terang dan indah. Ia gadis yang suka membuat lelucon, membuat orang lain tersenyum dan bahagia dengan kehadirannya, namun lupa kalau ia sendiri seorang gadis yang menahan hatinya agar tetap tegar.

Ah ini bisa menjadi sinopsis dalam sebuah cerita.

Ia tertawa dan senyum-senyum sendiri sampai sedih akibat penampilan aktor Lee Dohyun dan aktris Song Hyekyo disebuah drakor.

Drtt..

Kayla menengok kebawah sambil memegang perutnya. Bahkan ia lupa untuk makan malam sampai perutnya berbunyi seperti getaran handphone saat sebuah notifikasi masuk.

"Duh oppa, eonnie, maaf ya Kayla harus makan dulu, kalau gak nanti berkurang penonton setia drama kalian karna udah mati kelaparan duluan, ck." Kayla cemberut lalu menutup macbooknya.

Ia berjalan menuju dapur, membuka tudung saji tapi nihil, tak ada makanan apapun, nasi saja tidak ada.

"Cari makan diluar gak punya duit banyak. Yaudah beli mi instan aja." ucapnya pada dirinya sendiri sambil mengangguk-angguk.

Ia segera keluar rumah, berjalan sambil bersenandung ria ditengah dinginnya angin malam yang berhembus cukup kencang. Kayla menuju supermarket yang tak jauh dari rumahnya.

Saat sampai ia segera memegang gagang pintu supermarket, namun tak sangkah orang lain juga memegang gagang pintu itu sampai membuat Kayla melepasnya dengan cepat. Ia mendongak kearah sampingnya dan seketika melotot saat melihat sosok laki-laki tampan yang baru-baru ini sering ia pikirkan.

Reynald Redfearn. Laki-laki berparas tampan dengan jambul aduhay.

"Eh, duluan." Kayla tersenyum sambil mempersilahkan Reynald untuk masuk duluan.

"Lo aja." ucapnya, mendengar suara berat itu membuat hati Kayla menghangat di malam hari yang dingin.

Mimpi apa ia semalam. Daebakk!!

"Lo aja." Kayla lagi-lagi tersenyum, bahkan sekarang sudah tersenyum senang. Tapi si lawan bicaranya masih menatapnya datar.

Kemudian Reynald akhirnya membuka pintu terlebih dahulu tak memperdulikan senyuman manis milik Kayla, dan membiarkan pintu kembali tertutup tanpa tau kalau sebenarnya Kayla mengekorinya dibelakang.

"Aww!!" Kayla spontan terikut mundur, tak sanggup menahan beratnya pintu yang tertutup otomatis, sambil mengelus dahinya.

Reynald yang baru menyadarinya saat mendengar pekikan Kayla langsung berbalik dan membukan pintu itu lagi.

"Eh padahal gakpapa. Makasih oppa." Kayla tersenyum lalu masuk setelah pintu dibukakan oleh Reynald.

Mendengar ucapan Kayla, Reynald terlihat mengernyitkan dahinya, apa itu oppa? Bahkan ia masih berumur 17 tahun, apakah sudah terlihat kakek-kakek dimata Kayla?. Ck. Reynald menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju ke tempat minuman dingin.

Sementara Kayla sudah memilih-milih di rak mi instan.

"Gak cukup kalau cuma satu kayaknya, tapi uang gue cuma boleh satu." gumam Kayla sambil menimbang-nimbang. "Yaudah beli yang lebih murah aja biar dapat dua." ia mengangguk meyakinkan dirinya, lalu menuju kasir sambil membawa dua bungkus mi instan.

Kayla mengantri dibelakang Reynald yang ternyata sudah siap membayar. Ia tersenyum dengan mata berbinar memperhatikan punggung laki-laki yang selalu ia impikan. Andai saja segampang itu mendapatkan laki-laki beparas tampan, bertubuh tegak tinggi, hidung mancung, mata bersinar, dan ohh.. betapa sempurnanya laki-laki itu.

Saat masih sibuk memikirkan betapa sempurnanya Reynald, Reynald kini menengok kebelakang, tepatnya kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan membuat Kayla melunturkan senyumannya sambil menaikkan dua alisnya seakan bertanya apa? kenapa?.

"Sekalian juga punya dia, mbak." ucap Reynald yang tidak Kayla sangkah.

Ha? Jinjja?! Daebak!!

Pengen guling-guling, salto-salto sekarang juga yalord!!

"Eh?" Kayla spontan mengeluarkan ekspresi kaget.

Reynald mengambil minumannya dengan kembalian uang yang disodorkan mbak-mbak kasir, berbalik dan sedikit melirik Kayla dengan senyuman canggung seakan berkata 'sama-sama' jika Kayla berkata terimakasih.

Kayla menatap punggung Reynald yang berjalan diluar sana lalu menaiki motornya dan meninggalkan area supermarket.

"Mbak, siniin biar saya bungkusin." ujar mbak-mbak kasir membuat Kayla kembali ke dunianya, menghela nafas lalu tersenyum.

"Makasih."

Next..

Sweet BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang