06

13 1 0
                                    

~believe me, there are somethings from me that you will never understand~

AUTHOR

Kedua kaki jenjang berayun bebas bersamaan dengan gerak ayunan yang pelan.

Tampak sosok Kayla duduk diayunan taman dekat rumahnya. Dengan mulut yang menikmati permen lolipop. Sebelah tangan gadis itu memegang erat besi syunan sembari memberi dorongan untuk bergerak.

Wajah Kayla menengadah ke langit sore yang mulai petang. Sudah hampir satu jam ia habiskan duduk disini.

Entah kenapa berada disini rasanya begitu menenangkan, apalagi mengingat kejadian tadi.

Tadi, setelah pulang sekolah ia langsung pulang ke rumah, dan yang biasanya rumahnya kosong karena orangtuanya sibuk bekerja, kini Ibunya pulang. Namun perasaan senang yang Kayla rasakan hanya sesaat.

Flashback⬇️

"Kayla pulang!!" teriaknya antusias karena melihat mobil Ibunya di garasi.

Ia berjalan menuju kamarnya, namun saat melewati sebuah kamar yang pintunya terbuka sedikit mengharuskan langkahnya untuk berhenti. Kayla mempertajam pendengarannya, sepertinya ia baru saja mendengar tangisan seseorang.

Kayla mendekat memegang gagang pintu kamar hendak membukanya.

"Hiks.. Mama kangen sama kamu, Rin."

Kayla mengernyit bingung, ia membuka pintu sedikit lebar.

Sontak tubuh Kayla menegang, dirasakan dua bongkah batu besar yang menghimpit dadanya. Rasa sesak menjalar ke seluruh tubuh. Lututnya lemas kala melihat sang Ibu menangis dipinggir kasur sambil menatap sebuah bingkai foto.

Mata Kayla mulai berkaca-kaca. Ia kembali menyalahkan dirinya.

"Non Kayla?" suara Bi Inem menyadarkan Kayla. Kayla segera menutup kembali pintu kamar orangtuanya, menetralkan moodnya, tersenyum kepada Bi Inem lalu berjalan kembali keluar rumah, meninggalkan Bi Inem yang menatapnya bingung.

End Flashback⬆️

Ditempat lain, tepatnya dirumah Reynald. Pemuda itu baru selesai mandi dan sudah rapi dengan pakaian rumahnya, ia berjalan menuruni tangga menuju dapur untuk minum air hangat.

"Rey," panggil Bundanya.

"Iya, Bun?" Reynald menoleh kearah Bunda yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Tolong beliin yang udah bunda catat disini, ya. Bahan-bahan di kulkas udah pada habis." Bunda menjulurkan secarik kertas kepadanya. Reynald menerimanya lalu meliriknya sekilas.

"Siap Bundahara.." Reynald tersenyum lebar. "Rey minum air hangat dulu, Bun."

"Iya, nak. Nanti jangan lupa ambil resepmu di apotek biasa." peringat Bunda, Reynald mengangguk lalu beranjak.

Setelah meneguk habis segelas air penuh, Reynald segera pergi menggunakan motornya ke supermarket. Namun ia tidak memilih supermarket terdekat, ia malah pergi ke supermarket yang waktu itu ia bertemu Kayla.

Bukan karena apa-apa, tapi menurut Reynald bahan-bahan yang ia butuhkan lebih lengkap dan murah hanya di supermarket waktu itu, bukan di supermarket dekat rumahnya.

***

Kayla tersenyum geli melihat beberapa bocah yang dikejar emaknya karena dipanggil pulang tidak mau. Mungkin karena taman ini dipenuhi mainan anak-anak. Bahkan ada bocah lain yang mengelabui emaknya sendiri. Kayla ingin sekali tertawa kencang, tapi mengingat kalau yang menjadi korban adalah orang tua.

"Manis banget senyumnya, neng." sahut seseorang membuat Kayla menengok ke samping.

Ia sedikit kaget namun tersenyum. "Kenzo?! Ngapain disini?" tanya Kayla sedikit bingung.

Kenzo mendekatinya lalu mengulurkan susu kotak membuat mata Kayla berbinar senang.

"Aaa.. Makasih, oppa!" ucap Kayla antusias, lalu langsung meneguk susu kotak tersebut. Kenzo tersenyum kemudian duduk di ayunan samping Kayla.

"Ini susu rasa apa? Kok pahit, ya?" tanya Kayla memperhatikan susu ditangannya.

"Susu ya rasa sapi lah. Tuh liat, coklat." balas Kenzo. "Pahit? Kayaknya lo udah makan sesuatu yang manis atau asam sebelumnya."

"Oh benar, gue tadi makan lolipop." Kayla menyengir.

"Nah, makanya pahit. Minum lagi terus liat muka gue, yang pahit pasti jadi manis pas liat gue." Kenzo tersenyum centil.

"Bisa ae lo ketek monyet!"

Ucapan Kayla berhasil membuat Kenzo tertawa ngakak, sampai tak sadar kalau tak jauh dari sana seseorang menyaksikan mereka berdua dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Btw, lo kok nongkrong disini? Belum ganti seragam sekolah juga." tanya Kenzo.

"Lo gak ngaca? Lo juga masih pake seragam entong!" Kayla nyolot melihat Kenzo juga masih mengenakan seragam tapi hanya celananya saja, atasannya ia ganti dengan kaos hitam polos.

"Iya juga ya, hehehe." Kenzo menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal.

Kayla lanjut menyesap susu coklat ditangannya sambil mendorong ayunan dengan kakinya.

Next..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang