CHAPTER 11: PAGI BERSAMA IDAN

70 4 0
                                    

Happy Reading!

***

Suasana subuh memang tidak ada tandingannya. Avya suka sekali jalan keliling komplek di jam 5 pagi. Kegiatan yang sering ia lakukan lari pagi, lalu biasa nyarap bubur yang tempatnya tidak jauh dari komplek Kasihasmara. Pagi ini Avya memilih untuk berolahraga di lapangan Atas, nama lapangan luas yang biasa dijadikan sebagai tempat olahraga. Letaknya berada di dalam Taman Hutan Kota yang ada di pertengahan antara komplek perumahan Kasihasmara dan komplek perumahan Bukticinta. Taman Hutan Kota setiap hari ada saja pengunjung yang datang, tetapi lebih ramai jika hari Sabtu dan Minggu pagi. Avya pagi tadi tidak sendiri. Ia bersama Abang dan Papa. Karena ini masih hari Sabtu dan kedua laki-laki berbeda usia itu masih sibuk dengan urusannya masing-masing, jadi Avya menolak saat Papa mengajaknya pulang sekarang. Dan akhirnya Papa dan Bang Fardan pulang lebih dulu, sedangkan Avya masih ingin menghirup udara di Taman Hutan Kota ini.

Avya mengusap peluh di dahi dengan handuk mini yang selalu ia kantongi setiap berolahraga. Avya megatur napasnya dalam-dalam, lalu meneguk air putih yang sisa setengah pada tumblr-nya hingga habis. Gadis itu berdecak kesal. Airnya habis. Dan tepat di waktu seperti ini ada saja orang yang membantu Avya. Avya melihat tangan laki-laki yang memegang tumblr terulur ke arahnya. Ia beralih menatap orang itu, ternyata laki-laki bertubuh tinggi yang sedang berada dihadapannya adalah Idan. Rambut cowok itu lepek karena keringat. Kayaknya Idan memang tidak sempat mengelap keringatnya sendiri sampai-sampai menetes ke wajahnya.

Avya tersenyum senang melihat Idan. "Wih, Bro Idan."

Idan menyeringai tipis menanggapi. "Yoi."

Dan selanjutnya malah Avya nyengir-nyengir sendiri sambil menatap wajah Idan dengan intens. Avya terpesona. Ia jujur kalau Idan habis olahraga begini gantengnya menambah seribu kali lipat.

Idan mengernyit bingung. "Naon ih? malah liatin muka gue."

Kesadaran Avya belum juga kembali. Idan mengubah tatapannya menjadi tajam. Cowok itu membalas tatapan Avya. Cara Idan ampuh untuk membuat Avya menunduk tidak ingin menatap wajah Idan.

"Idan liatnya jangan begitu dong, serem tau." Ujar Avya pelan. Wajahnya masih menunduk.

"Salah Idan?" Cowok itu bertanya.

Avya mengangguk semangat. "Iya, salah Idan. Jangan kasih tatapan kayak gitu, galaknya keliatan banget. Avya tuh jadi takut."

"Habisnya lo gak dengar kalo gue ngomong, malah tetap fokus ngeliatin muka gue. Kenapa coba?" Idan menaikkan satu alisnya meminta penjelasan Avya.

"Ya, Idan habisnya.."

"Salah Idan lagi?" Padahal daritadi gue diem.. Lanjutnya dalam hati.

Avya tidak ingin menjawab lagi, tetapi Idan masih terus meminta penjelasan dimana letak kesalahannya pada Avya.

"Explain me, Avya."

"Ya habisnya Idan kalo habis olahraga gini kenapa ganteng banget?! Apalagi Avya liat muka Idan dari jarak sedekat ini. Avya tuh terpesona. Makanya Idan punya muka jangan cakep-cakep."

"Bukan salah gue dong kalo punya muka cakep. Lo nya aja yang gampang terpesona sama cowok ganteng, apalagi yang bening-bening." Idan terkekeh kecil.

"Kok Idan malah ngomong begitu?" Bibir Avya mencebik kesal. "Emangnya Avya cewek apaan?"

"Tapi bener kan?"

Kepala Avya mengangguk pelan, wajahnya masih cemberut. Hal ini sangat lucu di mata Idan bisa membuatnya tertawa lebar.

Medea LavavyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang