CHAPTER TWO

25 1 0
                                    

Sebelum terlalu jauh, yang gak suka per-kpop-pan silahkan tinggalkan lapak ini, ini semua alurnya berkenaan dengan kpop.

Tapi, kalau emang suka dan mau baca silahkan aja, dengan catatan jangan ngomen yang aneh aneh.

Have fun!!

....

Alunan musik dari ponsel yang tersambung pada headset bluetooth itu menyumbat pendengaran Renjana. Kaki kecilnya yang terbalut sepatu hitam mengayun melangkah melewati beberapa tempat untuk menuju sekolah. Jalanan aspal dengan udara dingin juga alunan musik menjadi teman Renjana menuju sekolah. Ini kegiatannya, berjalan kaki untuk sampai pada tempat dimana ia menimba ilmu.

Sesekali Renjana bertemu dengan orang-orang yang sama dengannya berjalan kaki. Berbeda-beda tujuan mereka, ada yang hanya berjalan kaki joging, ada yang menuju pasar dan ada yang sama dengannya anak sekolah. Bibir dengan mata yang sayu itu tersenyum pada orang yang menyapanya atau hanya seketar tersenyum.

Gedung sekolah tiga tingkat itu terlihat didepan matanya. Rambutnya agak lepek karena keringat. Ikatan rambutnya kembali Renjana kencangkan, lumayan capek dan menguras tenaga.

Senyumannya terbit, Renjana matikan musiknya dan dia simpan headsetnya kedalam tas. Kakinya mengayun melewati parkiran, berjalan dilorong kelas-kelas untuk menuju kelasnya, IPS B. Gantungan tas yaitu holder yang berisi foto biasnya, Moonbin, terayun-ayun sesuai langkah kakinya.

Jam masih menunjukan pukul enam lebih dua puluh menit, ada sekitaran satu jam lagi menuju bel masuk.

"Vania!!" Teriak Renjana saat melihat teman satu bangkunya. Renjana melambaikan tangannya, namun terhenti sembari mengernyit karena tidak mendapatkan balasan dari Vania. Dan.. tatapan Vania berbeda padanya. Ada apa dengan Vania? Apakah dirinya melakukan kesalahan? pikir Renjana.

"Marah? Saalahku apa?" Renjana menggeleng tidak mau ambil pusing, ia berlari kecil untuk menyusul Vania yang berada didepannya.

Tiba didekat Vania Renjana memelankan langkahnya, dia menyapa Vania hangat. "Pagi, Van."

Tidak ada sahutan, Vania mempercepat langkahnya. Renjana semakin mengernyit diapun ikut mempercepat langkahnya. Keduanya masuk kedalam kelas, lagi-lagi dahi Renjana mengernyit saat Vania melewati tempat duduknya.

"Van..."

"Mulai sekarang gue duduk sama Ica." Ketus Vania memberitahu.

Renjana mengerjap mengangguk samar-samar. Entah apa alasan Vania pindah duduk. Dengan pikiran yang terus bertanya Renjana duduk di kursinya, sesekali menengok kebelakang untuk melihat Vania. Apakah alasan Vania pindah duduk karena ucapannya kemarin? Ya... Mungkin itu alasannya.

....

Selain Vania tidak ada lagi teman dekat Renjana disekolah. Dan sekarang, Vania menghindarinya alhasil Renjana sendiri. Jam istirahat Renjana duduk di tribun menonton basket. Mata kecil bulatnya mengikuti langkah pemain, eskpresi wajahnya mengikuti kondisi dalam permainan. Orang orang berkumpul dengan sahabatnya tapi tidak dengan Renjana. Sekelilingnya sangat ramai namun yang Renjana rasakan hanyalah kesunyian.

"Lebih baik aku lanjutin aja nonton acara binnie ku kemarin." Renjana membuka ponselnya, masuk pada aplikasi YouTube. Mengambil handset yang selalu dia bawa, menyumpal telinganya dengan benda itu. Suara penyemangatnya terdengar, Renjana tersenyum dengan mata berbinar. Renjana tidak pernah tertawa, tapi disaat bersama Astro Renjana selalu memecahkan tawanya, menerbitkan senyumannya dan memunculkan binaran mata. Saat bersama mereka Renjana bahagia, menemukan kebahagiaan.

"Hahahaha, astaga lucu sekali binnie." Ranjang bergumam terkekeh, tidak kencang dan hanya bisik-bisik karena ini tempat umum.

"Yahhh selesai..." Renjana mendesah sedih, "kapan episode selanjutnya, ya? Kamis? Ahk! Satu mingguan lagi." Mengerucut bibirnya, Renjana menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi tribun. Renjana merasa gabut, ponselnya tidak berguna dan tidak ada apa-apanya selain isinya tentang bias semua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NYCTHOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang