Benedetta x Beatrix

3K 124 19
                                    

Until i found you🎶

  Beatrix merasa sudah muak. Ia ingin menghabiskan waktu nya untuk sang kekasih.. melakukan hal yang biasa di lakukan oleh pasangan pada umum nya. Jalan jalan, makan siang bersama dan melakukan hal hal yang lainnya hingga petang. namun, sang kekasih tetap kekeh dengan pekerjaannya.

Berkencan dengan kertas kertas di meja nya, Beatrix menjadi sedikit cemburu dengan kertas kertas itu. Selama ini, ia terus bersabar dengan sifat ambis pekerjaan kekasihnya ini. Namun, semua kesabaran pasti ada batas nya.

Hingga tepat saat matahari terbenam, Disebuah caffe. Beatrix menatap Kekasihnya, Benedetta, dengan datar. Benedetta tampak tidak nyaman dengan tatapan itu.

Benedetta bergerak tidak nyaman di kursinya. "Bea. Jika tidak ada yang ingin kau bicarakan, maka aku akan pergi—"

"Kita akhiri saja" potong Beatrix, Benedetta menatap bingung kekasihnya yang berdiri dari kursi nya. "....apa nya?" Beatrix mendengus, ia mengesampingkan pandangannya.

"Kita akhiri saja hubungan kita. Cukup sampai disini." Benedetta membelalakkan mata nya, apa yang salah?

"Apa? Tapi- kenapa?!" Beatrix menatap kesal Benedetta, "kau bertanya apa kesalahanmu?! Kau tidak menyadari nya sama sekali?!"

"Pasangan pada umum nya, tidak seperti kita! Kau selalu sibuk dengan kertas kertas sialan itu! Tidak menggubris ku sama sekali! Aku kesepian! Aku punya kekasih, namun tidak ada kenyamanan yang kurasakan! Kau menyia nyiakan effort ku! Tidakkah kau sadar?! Sudah 9 tahun lebih aku bersama mu! Aku sudah benar benar sabar dengan mu!!" Hidung dan pipi Beatrix memerah, Mata nya berkaca kaca, siap menumpahkan cairan bening dari kelopaknya.

"Kita.. Akhiri hubungan ini! Jangan pernah menghubungiku lagi!" Beatrix membalikkan badan lalu berlari pergi, Benedetta meletakkan beberapa lembar dollar di meja, lalu menyusul kekasihnya itu.

Benedetta melihat Beatrix yang sudah menjauh menggunakan taxi. Ia mendesah frustasi, "...apa aku terlalu cuek pada nya?."

Ia mengusak rambutnya kasar, menghela nafas kasar lalu kembali menatap kearah Beatrix pergi. "Ck, keparat. Dia akan kembali."




  Sudah seminggu Beatrix tidak kembali, Benedetta mulai cemas. Ia berinisiatif menemui Beatrix di rumah nya.

Sekarang, Benedetta menatap rumah Beatrix, tampak sudah sedikit kotor. Padahal Beatrix itu terkesan sangat tidak suka hal yang kotor.

Tanpa pikir panjang, Benedetta mendorong pintu itu, baru mengambil ancang ancang, seorang wanita paruh baya memegang pundak nya.

"A-anu.. Nona? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Wanita itu gugup saat melihat wajah Benedetta. Benedetta menatap datar wanita itu.

"Siapa?" Wanita itu terkekeh kaku.
"Harusnya saya yang bertanya... Siapa anda? Mengapa seperti ingin mendobrak pintu rumah ku?" Tanya Wanita itu lagi, Benedetta memiringkan kepalanya.

"Rumah mu?" Wanita itu mengangguk, "apa anda ingin mencari orang yang dulu tinggal disini?" Benedetta mengangguk.

"Gadis pink itu sudah pindah, aku dengar dari ibu kontrak, gadis itu pindah kota" jelas wanita itu, Benedetta membelalakkan mata nya, "apa?! Dimana rumah ibu kontrak nya?!" Sentak Benedetta membuat wanita itu kaget.

"I-itu, lurus dari blok ini hingga mentok, rumah nya yang berpagar hijau" Benedetta tanpa mengucap sepatah kata, langsung meninggalkan wanita itu yang tampak kebingungan.

MLBB ONESHOOT   (フィクション)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang