[1]

341 25 1
                                    

Ayo vote, dan komen, terimakasih.

Happy reading

༺______༻

"Apa kau tau sebanyak apa poin mu sekarang? Apa di rumah mu tidak ada jam hah? Kalau tidak ada, kau bisa melihat nya di ponsel mu. Kenapa kau terus saja telat, Sakala"

Sakala yang awalnya sedang duduk di kursi nya, dia beranjak dari sana dan berpindah duduk di atas meja di hadapan ketos sekolahnya itu sambil terkekeh kemudian mendekatkan wajah nya ke arah ketos itu.

"Sebanyak apa ya? Apa mungkin sebanyak cinta gua sama lo? But my love for u is infinite, gua rasa ga sebanyak itu, iyakan Jean? " ucapnya yang hanya dibalas dengan tatapan datar dari ketos nya yang bernama Jean.

"Apa hukuman yang cocok untuk seseorang yang sering telat masuk seperti mu ini?"

"Gimana kalo hukumannya itu cium lo? Dengan senang hati gua terima" ucap Sakala sambil mengedipkan sebelah mata nya.

"Jaga ucapanmu"

"Oh atau lo mau-"

"Javier, urus dia, aku ada urusan lain" suruh Jean pada temannya yang bernama Javier yang membuat Sakala mendengus.

"Oke, lo pergi aja, gua bakal urus"

Setelah Jean pergi dari ruangan, Sakala juga terlihat ingin ikut pergi juga.

"Heh lo mau kemana? Enak aja maen pergi-pergi"

Sakala berdecak.
"Apalagi? "

"Lo ga cape dihukum? Gua cape liat lo mulu"

"Yaudah, gausah diliat"

"Lo harus dihukum, kalo telat sekali dua kali ya gapapa, ini lo berkali-kali"

"Lo boleh hukum gua, tapi ada syarat"
ucap Sakala yang membuat Javier bingung.

"Gua ga butuh syarat buat ngehukum lo-"

"Bantuin gua buat deketin Jean gimana? " Sakala memotong omongan Javier, mendengar itu Javier langsung menatap tajam ke Sakala.

"Lo harus hadepin gua dulu, lagian lo ga pantes deket sama Jean, harusnya lo sadar diri Sakala"

Javier mendekat ke arah nya.

"Buat hukuman lo, bersihin lapangan basket, tenang aja lo ga malu sendiri kok, banyak orang yang telat kayak lo" setelahnya Javier meninggalkan Sakala di ruangan osim mereka.

"Dan inget perkataan gua tadi, Sakala"

Selepas Javier keluar, hanya Sakala yang ada disana.

Dia tersenyum miring.

"Ahh ternyata gua bakal bersaing sama lo Javier Byantara, oke kita liat aja nanti"






























Sekarang Sakala berada di lapangan basket, tentu saja dia mengerjakan hukuman itu. Sebenarnya ini tidak seberapa, hukumannya hanya begini saja, tapi dia malu sekali karena para murid melihatnya.

Javier sialan, biasanya saat ditangani oleh Jean, dia hanya dihukum membersihkan toilet setelah pulang, setidaknya itu tidak membuatnya malu karena memang setelah pulang itu, tidak ada orang yang berlalu lalang, atau mungkin menulis kata maaf dalam satu buku.

"Loh disini juga Kak? Kirain dihukum nulis kata maaf lagi sama Kak Jean" tanya seseorang yang baru saja datang sambil memegang pel.

"Bukan Jean yang suruh, tapi Javier"

"Ah orang itu, gua sama Sean juga gini karena dia Kak, emang dah Kak Javier itu, gua mending dihukum Kak Jean" ucapnya yang malah menawarkan diri.

"Ck ini semua gara-gara lo tau gak! Padahal gua ga ngapa-ngapain tapi kok kena imbas juga sih?! " gerutu seseorang lagi yang bernama Sean.

Infinity SUNGJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang