"When the sunshines, we shine together"
"Told u i'll (not) be here forever"
Perihal anak kembar yang hidup terpisah dan tidak saling kenal. Kalung berbandul hati yang menjadi jawaban bahwa mereka sebenarnya bersaudara.
Terima kasih diucapkan sang ga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak selamanya berdiam diri di hadapan ponsel adalah hal yang menyenangkan. Apabila tiap laman sosial media berisi kata perpisahan dan muka lelaki itu. Kembali menggores luka yang sudah susah payah disembuhkan itu adalah hal bodoh.
Sepertiga malam pertama yang sunyi. Tiada terdengar lagi suara keluhan Jungwon yang biasa didengar via telepon. Menyelesaikan sendiri sepuluh latihan soal olimpiade yang biasanya dipecahkan bersama. Kalau pusing, ya, pusing sendiri. Sambil menggaruk rambut hingga kulit kepalanya sedikit mengelupas, Suna terus menatap buku cetak tebal yang dibelikan Jungwon bulan lalu. Ia membanting pensilnya, kesal karena tidak bisa fokus dengan materi yang dipelajari.
Ia meninggalkan meja belajarnya dan memutuskan untuk pergi ke balkon kecil rumahnya. Menghirup angin malam yang sangat menusuk. Suna menutupi tubuhnya dengan sweater tebal milik Jungwon yang selalu ia pakai ke sekolah.
"Udah, Jungwonnya ikhlasin, ya?" ucap Sunoo sambil menepuk-tepuk pundak Suna. Suna reflek menengok ke arah lelaki yang tiba-tiba datang itu, lalu kembali memalingkan wajahnya menatap ke arah jalan perumahan yang kosong.
