[15] If We Never Try

25 5 0
                                    

↻ ◁ 𝐈𝐈 ▷ ↺
"𝐈𝐟 𝐰𝐞 𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐭𝐫𝐲"
"𝐇𝐨𝐰 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐰𝐞 𝐤𝐧𝐨𝐰"

-𝐒𝐭𝐚𝐜𝐞𝐲 𝐑𝐲𝐚𝐧
(♫𝐅𝐚𝐥𝐥 𝐈𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐀𝐥𝐨𝐧𝐞♫)

-𝐒𝐭𝐚𝐜𝐞𝐲 𝐑𝐲𝐚𝐧(♫𝐅𝐚𝐥𝐥 𝐈𝐧 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐀𝐥𝐨𝐧𝐞♫)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lorong kelas sebelas menjadi tempat paling ramai kala ini. Pameran sudah dimulai beberapa jam yang lalu, namun tiap-tiap ruangan masih saja dibanjiri pengunjung.

Tak sedikit alumni Grahita yang turut hadir pada pameran yang sudah menjadi tradisi setahun sekali, tentunya karena tema pameran selalu berbeda tiap tahunnya yang memicu rasa penasaran mereka. Begitu pun dengan adik kelas yang siap menampung ide untuk bahan pameran mereka tahun depan.

Dari tahun ke tahun, 11 IPA 2 selalu menjadi sorotan. Selain karena letak kelas yang berada di paling ujung, mereka tidak pernah gagal dalam merepresentasikan tema besar dalam karya-karyanya.

"Kayaknya IPA 2 kena kutukan terbaik tujuh turunan, ya? Siap jadi pameran terbaik lagi, nggak, nih?" ujar salah seorang panitia pameran.

Suna melengkungkan senyumnya dan berterima kasih atas sanjungan tersebut. "Semoga aja kami belum jadi keturunan yang kedelapan, hehe." balasnya yang membuat mereka saling terkekeh kecil.

Suna bertugas menjadi salah satu pemandu. Ia menuntun langkah kaki panitia tersebut mengitari tiap sudut ruangan. Sudut demi sudut diperhatikan dengan penuh makna. Karya-karya dari tiap siswa 11 IPA 2 disusun sedemikian rupa yang berhasil menghipnotis pandangan siapapun yang berkunjung.

Sunoo menghampiri perempuan yang baru saja selesai memandu itu dan merangkul pundaknya. "Yuna nggak dateng, nih?"

Suna menggidikkan bahunya. "Nggak tau. Riki juga nggak keliatan."

Lelaki itu terkekeh miris. "Palingan juga lagi sakit hati dia."

"Karena gue ngerebut jabatannya, kan?" ucapnya tanpa ekspresi sambil menoleh ke arah lelaki di sebelahnya. Sejak awal, Suna memang terlihat kurang bersemangat. Sunoo tahu alasannya, pasti karena ia merasa sangat bersalah pada Yuna atas gelar koordinator yang direbutnya.

Sunoo mengusap-usap pucuk kepala gadis itu. "Udah lah, gak usah terlalu dipikirin. Lagian udah minta maaf juga, kan? Seenggaknya lo dipilih karena hasil voting anak murid, bukan jalur orang dalem."

Lelaki itu menyimpulkan senyumnya, menatap wajah gadis itu hingga ikut tersenyum sepertinya. "Ya udah, gue lanjut bagi-bagiin cinderamata, ya? Kalo perlu bantuan, panggil aja. Gue nggak sibuk-sibuk banget, kok." pungkasnya, kemudian langsung kembali ke pekerjaannya sebagai penjaga stand cinderamata.

Suna melambai kecil untuk Sunoo. Lantas menaruh pandangan pada id card yang menggantung di lehernya. Tertera nama 'Shanona Suna' dengan jabatan 'Koordinator Pameran 11 IPA 2'.

Gray Sunshine || Kim Sunoo ft. JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang