Happy Reading!!!
***
“ OWENNN!” Teriakan Eve sontak mengagetkan seluruh kelas Eve yang tengah berada di lapangan basket, tatapan mereka semua mengarah ke sumber suara. Pemandangan aneh, langka, bin ajaib. Eve berteriak sehingga suara aslinya benar-benar keluar jelas, namun belum sampai di teriakannya saja namun juga sosok Owen yang sedang mengganggunya semakin membuat mereka kaget keheranan.
“ Tadi baru saja dia teriak? Serius?” Tanya salah satu gadis sekelas Eve, gadis di sebelahnya mengangguk .
Eve yang menyadari teriakannya begitu keras lantas menatap ke arah teman sekelasnya, berharap mereka tidak mendengarnya. Namun sayang ketika ia menoleh justru ia mendapati mereka semua menatapnya terkejut, Eve lebih terkejut lagi menyadari mereka menatapnya demikian. Padahal jaraknya dengan lapangan basket terpaut jauh.
Owen lantas sedikit menampakkan tertawa kecil melihat ekspresi lucu Eve yang tengah malu berat, sedangkan Eve mengepalkan tangannya dengan kuat menahan amarahnya pada Owen. Eve membalikkan tubuhnya kemudian menatap pria tinggi itu sengit,
“ Kembalikan jepit rambut gue.” Ujarnya kesal dengan nada marah, Owen menaikkan alisnya bingung.
“ Kenapa harus saya kembalikan?” Ujarnya menantang, Eve memutar bola matanya sebal kemudian berjalan pergi meninggalkan Owen dan Felicia yang terkejut.“ hei, kamu marah? ” Tahan Owen sejenak namun tak di gubris, melihat keadaan yang buruk Felicia tanpa aba-aba langsung berlari menyusul sahabatnya.
“ E-eve! Tunggu aku” Ujar Felicia kemudian menyusul sahabatnya, ia mencoba menenangkannya. Felicia sedikit menoleh ke belakang, ia melihat Owen yang seperti tidak bermaksud demikian kemudian kembali menatap wajah sahabatnya.
“ Eve, kak Owen sepertinya-“ belum sempat Felicia mencoba menjelaskan apa yang ia lihat Eve lebih dulu menepis rangkulannya,
“ Aku tidak butuh penjelasanmu Fel!” Bentak Eve yang langsung membuat Felicia menelan salivanya.
“ Maaf Eve, tapi sepertinya semuanya ga seperti yang kamu kira” Ujar Felicia kembali menjelaskan situasinya, nafas Eve memburu. Amarahnya begitu membuncah, “ Aku muak sama perlakuannya!!” Tegas Eve yang di balas senyum tipis oleh Felicia.
“ Dia Cuma ingin mendapat perhatianmu, mungkin dia sedang berusaha menjadi rumahmu maybe?” Jelas Felicia sambil mengajak Eve kembali duduk di sudut lapangan setelah berjalan. Eve meresapi perkataan Felicia sejenak, benar adanya.
“ Tapi aku ga suka sikapnya yang selalu di keramaian” Ujar Eve kembali sambil menunjukkan wajah sendunya, “ Dan kau tahu kan Fel? Baru saja kemarin saat kenaikan kelas 11 aku putus dengan Dean” Lanjut Eve.
“ Aku paham, paham banget. Tapi cobalah buat sedikit mengerti tentang Owen Eve, dia juga pernah cerita ke aku kalau dia sudah lama menanti kamu. Kalau aku hitung-hitung sekarang sudah hampir 1 tahun dia menanti mu, itu manis bukan??” Ujar Felicia sambil mencoba menghibur Eve, Eve hanya tersenyum tipis.
“ Ya mungkin, tapi kondisiku saat ini belum bisa menerima kehadirannya.”
“ Tak apa Eve, yang terpenting adalah dia mengerti tentang keadaan mu dan kau pun paham tentang nya, dan kuharap kau baik-baik saja dengan sikap Obsesinya itu hahaha” Ujar Felicia membalas sahabatnya, Eve hanya tertawa kecil mendengarnya.
***
Di sisi lain Owen memperhatikan kedua gadis itu dari kejauhan, sedikit rasa takut menghantuinya.
“ Apa aku terlalu berlebihan ya?” Batinnya resah, ia menatap sejenak jepit rambut Eve yang belum ia kembalikan. Mungkin benda ini sangat berharga baginya, ia mungkin sudah sangat keterlaluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Romance" You are Mine." Ujar seorang pria kepadanya dengan penuh penekanan pada setiap kata nya, gadis itu menelan salivanya kasar. Tubuhnya bergidik kengerian mendengar kata yang selalu diulang oleh pria itu, " Lo gila ya?!" Teriak gadis itu ketakutan, pr...