「OO3」

585 62 4
                                    

Happy Reading...

"Gimana rasanya punya ibu?"

Pertanyaan Haidar berhasil membuat Jonas terdiam. Ia tak tahu harus menjawab apa, sejak bayi Haidar hanya hidup bersama Jonas. Haidar tak merasakan bagaimana rasanya kasih sayang seorang ibu.

"Kenapa Idar nanya gitu?" tanya Jonas.

"Karna Idar ga pernah tau rasanya punya ibu. Tadi Idar liat ada anak cowo bercanda sama ibunya, keliatan seru" jelas Haidar.

Jonas tidak tahu harus memberikan jawaban apa lagi untuk putranya. Masih belum saatnya ia memberitahu sebuah rahasia besar yang ia simpan bertahun-tahun dari Haidar. Rahasia yang mungkin saja akan menyakiti hati Haidar dan membuat Haidar benci padanya. Tidak, hal itu tak boleh terjadi, biarlah itu semua menjadi rahasia pribadinya, jika ia sudah siap, maka akan ia ungkap rahasia itu pada Haidar.

"Haidar ga seneng, ya, kalau cuma punya ayah?" tanya Jonas. Wajah Jonas terlihat sedih, membuat Haidar gelagapan.

"B-bukan! Bukan ga seneng, Haidar cuma penasaran aja. Ayah jangan sedih, dong, Idar kan ikutan sedih jadinya" Haidar terlihat panik saat melihat ekspresi Jonas yang menyendu.

"Ih ayaahh, jangan sedih ah! Idar nangis nih" rajuk Haidar.

Jonas kembali tersenyum, ia beranjak dari posisinya. Sempat menepuk pelan kepala putranya sebelum kembali ke meja kerjanya.

"Kamu pulang sana, ganti baju nya, bau keringet kamu tuh. Kalau mau main sama Rayyan, main aja, tapi jangan pulang kesorean" ucap Jonas. Ia mengalihkan pertanyaan Haidar.

"Yaudah, Haidar pulang, ya" pamit Haidar.

Ia pun memilih pulang, ia melupakan pertanyaan tentang bagaimana rasanya memiliki ibu. Haidar berusaha berpikir positif, mungkin ayahnya punya masa lalu kelam tentang ibu, maka dari itu ayahnya sulit untuk menjelaskan bagaimana mempunyai seorang ibu. Lagipula, Haidar sudah sangat bersyukur walaupun hanya memiliki Jonas sebagai keluarga nya.

Disisi lain, Jonas kembali memikirkan pertanyaan sang putra. Jika Haidar bertanya lagi, alasan apa yang akan ia berikan. Jonas menatap foto dirinya dan Haidar yang berlibur ke kebun binatang saat liburan semester beberapa waktu yang lalu.

"Nak, ada waktunya ayah kasih tau, tapi ga sekarang"

.

.

.

Malam tiba dan Jonas menutup gerai nya. Restoran itu memang tak buka 24 jam, hanya sampai jam sebelas malam saja. Jonas pulang menggunakan motor matic hasil kerja kerasnya selama ini.

Sesampainya di rumah, Jonas sudah di sambut dengan Haidar yang asik menonton TV sambil menikmati keripik di tangan nya.

"Ayah pulang" sapa nya. Haidar langsung menoleh, ia tersenyum cerah ke arah Jonas.

"Ayah udah pulang. Sini, yah, duduk dulu" ajak Haidar, ia menepuk tempat kosong di sebelahnya. Jonas pun menurut.

"Kok belum tidur? Besok kan kamu sekolah" tanya Jonas.

"Idar nunggu ayah, hehe.." jawab Haidar sambil menampilkan cengirnya.

"Sudah makan, Haidar?" tanya Jonas.

"Sudah kok, tadi makan bareng Rayyan" jawab Haidar lagi.

"Lho? Rayyan kesini?" tanya Jonas lagi.

Haidar beranjak dari tempatnya, ia kembali menyimpan keripik tersebut kedalam kulkas.

"Iya, tadi kebetulan kita ada tugas, jadi ngerjain bareng" ucap Haidar. Jonas menganggukkan kepalanya mengerti.

"Eh? Om Jonas udah pulang, hallo om" tiba-tiba Rayyan muncul dari kamar mandi dekat dapur.

「Putra Ayah」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang