Bab 33

219 17 1
                                    

~•••••••~

Leo menunggu reaksi Mikha, tetapi gadis itu hanya diam.

Tak lama Leo merasa pegangangan di lengan nya mengendur, disaat bersamaan juga Mikha menunduk sebentar.

Menghela nafas berat, gadis itu menoleh sekilas pada Leo dengan tatapan sendu nya, kemudian menatap kembali wanita di depan nya.

"Kami hanya bertemu secara tidak sengaja" final Mikha, yang malah membuat nya terlihat rendah di mata tamu lain.

"Kami permisi" pamit Mikha lalu menarik tangan Leo. Tetapi Leo malah tidak bergeser sedikit pun saat di tarik. Membuat Mikha berbalik dan menatap Leo yang tengah menatap dingin wanita paruh baya di depan mereka tadi.

"Tolong pakailah bahasa yang sopan dengan tunangan saya"

"Leo udah" cicit Mikha pelan, ia takut tamu lain akan memandang Leo sombong.

"Emang saya apain tunangan kamu? Kamu itu mandang nya yang sopan dong sama orang tua" balas wanita tadi. Mendengar itu Leo berdecih sembari tertawa kecil.

"Anda pikir saya itu orang bodoh yang tidak mengerti maksud kalimat anda?" Wanita itu kembali akan mengelak, tapi Leo kembali bicara.

"Saya kecewa dengan cara berfikir anda yang terlihat lebih dewasa dan jelas orang yang berpendidikan. Apa pantas anda melontarkan pertanyaan itu dengan tunangan saya?"

Wanita itu tampak memerah menahan malu dan sangat marah.

"A-apa maksud kamu?! Tidak sopan masih muda!"

"Leo udah .. !" Mikha mengusap-usap lengan Leo, guna mengurangi rasa marah lelaki itu.

"Tidak usah jauh-jauh, bandingkan saja tunangan saya dengan anak perempuan anda, sudah berapa prestasi yang di capai perempuan itu? Anda bisa tanya siapa Mikha pada dia, siapa sih yang tidak kenal dengan tunangan saya? Bahkan sekolah lain mengenal tunangan saya sebagai murid berprestasi" Sarkas Leo kembali. Ia tak suka melihat tatapan sendu dari Mikha. Apalagi pelecehan verbal secara langsung di depan nya.

"Dasar tidak sopan! Begini kah didikan keluarga Adijaya?!" pekikan wanita itu membuat seluruh keluarga Adijaya langsung menoleh.

Tak butuh waktu lama Marvendo dan Arisa langsung mendekati kedua anak nya.

"Ada apa ini Leo?" Tanya Papa nya pada Leo.

"Ini anak bapak tidak soー"

"Wanita ini memakai kata kiasan untuk secara ga langsung ngatain Mikha gatal" potong Leo dengan wajah dingin nya. Arisa yang mendengar itu lantas mengerut kan kening nya.

"Gatal?" Tanya nya memastikan. Leo mengangguk kan kepala nya.

Arisa beralih menatap tajam wanita itu.

"Tolong jaga kesopanan anda disini. Saya tidak mengundang anda untuk merusak acara ini. Kurang kah uang kerja sama perusahaan kamu sama perusahaan suami saya? Sampai tata sopan pun kamu lupa?" Ujar Arisa telak.

"Leo, Mikha, pergi lah ke tempat lain, tidak ada gunanya menghadapi tamu yang tidak tahu sopan" Leo langsung membawa Mikha pergi.

"Anda bisa keluar kalau tidak suka dengan acara" ujar Arisa kembali sebelum menarik tangan suami nya menjauh.

Marvendo sendiri tidak marah dengan sikap Arisa. Justru kalau Arisa tidak buka suara, Marvendo akan bertindak lebih keji di belakang. Marvendo tidak akan pernah takut jika banyak kolega yang menarik kerja sama. Tanpa perusahaan pun, dia akan tetap kaya tujuh turunan.

Sementara itu, Mikha dan Leo kini bukan di ballroom lagi, mereka baru saja keluar dari ballroom. Suasana hati Mikha menjadi lebih buruk.

"Kamu masuk ke dalam aja. Mikha mau ke ruang ganti bentar" Ujar Mikha yang tiba-tiba berhenti.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang