𝟎𝟖

613 78 11
                                    

-𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓐𝓼𝓪-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓐𝓼𝓪-

Pagi ini dimeja makan kediaman Kanemoto, Yoshi mendudukkan dirinya dikursi.

"Pagi, Eomma" sapanya pada sang Ibu.

"Pagi juga sayang" balas Lisa-Ibu Yoshi sembari menghidangkan makanan dimeja makan.

"Appa belum pulang?"

"Baru saja sampai. Mungkin saat ini masih mandi" Yoshi mengangguk mengerti.

Tidak berselang lama, Kanemoto Minoru atau yang sering dipanggil dengan 'Mino' itu berjalan menuruni anak tangga, kemudian ikut menghambur dimeja makan.

"Yoshi-ya, kau tidak lupa masih mempunyai hutang penjelasan pada Appa bukan?" ucap Mino.

"Penjelasan apa?" bukan Yoshi yang menjawab, melainkan Lisa.

Yoshi akhirnya menceritakan kejadian semalam dan bagaimana ia pernah bertemu dengan Haruto pada kedua orangtuanya.

"Jadi kamu juga tidak mengetahui nama anak itu?" tanya Mino.

"Tidak, Appa. Aku hanya mengantarnya pulang saat itu"

"Lain kali hati-hati. Kamu hampir membuat orang lain terluka karna keteledoran yang kamu buat" tutur Lisa.

"Nee, Eomma"

-

Diruang rawat Haruto perlahan membuka netranya. Ruangan bernuansa putih dan bau obat-obatan yang menyeruak memenuhi ruangan, Haruto bisa memastikan kalau dirinya saat ini sedang berada dirumah sakit.

Ia mengedarkan pandangannya, melihat ke arah jendela yang menampilkan awan biru yang sangat cerah. Ah, rupanya sudah siang.

Tunggu! Siang? Tidak, Haruto harus segera pulang saat ini. Bisa-bisa Hanbin akan memarahinya karna tidak pulang semalaman.

Haruto berusaha bangkit dari posisinya. Ia melepaskan selang infus yang menancap dipunggung tangannya dengan paksa, kemudian melangkahkan kakinya dengan pelan karna tubuhnya masih sedikit lemas.

"Kau ingin kemana, nak?"

Mino berlari kecil menghampiri Haruto. Ia membantu Haruto untuk duduk kembali di bednya. Awalnya ia ingin memeriksa keadaan Haruto, namun saat masuk ke dalam ruang rawat, ia malah disuguhi dengan Haruto yang berjalan lemah dengan punggung tangan yang mengeluarkan darah.

"Dokter, aku harus pulang" ucap Haruto dengan mata sayunya.

"Tidak bisa. Kau harus dirawat dulu agar tubuhmu pulih dengan maksimal. Ayo kembali berbaring" titah Mino memberi pengertian pada Haruto.

"Aku harus pulang, Dokter. Aku baik-baik saja, sungguh. Aku akan beristirahat dirumah" balas Haruto.

"Tapi keadaanmu masih lemah. Apa ada nomor keluargamu yang bisa dihubungi agar pihak rumah sakit bisa memberitahu kalau kau berada disini?"

 sebuah asa [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang