HAPPY READING :)
–𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓐𝓼𝓪–
Matahari belum begitu menampakkan cahayanya, namun seorang remaja bermarga Kim itu sudah beranjak dari tempat tidurnya. Sudah menjadi kebiasaannya untuk bangun pagi buta seperti ini.
Haruto keluar dari kamarnya, berjalan menuruni anak tangga menuju dapur yang ada dilantai bawah dengan seragam yang sudah melekat ditubuhnya.
Dilihatnya sang Ibu yang sedang memasak.
“Biar Haru saja yang memotongnya, Eomma.”
Haruto lantas mengambil alih beberapa sayuran dan pisau yang berada ditangan ibunya, ia memotongnya dengan telaten.
Setelah selesai membantu ibunya memasak, ia beralih mengambil peralatan kotor yang habis dipakai untuk dicuci. Sementara sang ibu menyiapkan makanan dimeja makan.
Satu persatu anggota keluarganya mulai duduk dimeja makan dan memakan sarapan yang sudah disiapkan. Sang kepala keluarga duduk dikursi paling ujung.
Haruto ikut menghambur ke meja makan setelah selesai mencuci peralatan memasaknya tadi.
“Pagi,” sapanya dengan mengulas senyum. Namun senyum itu perlahan luntur kala anggota keluarganya tidak ada yang menyahuti sapaannya sama sekali. Tapi tidak apa, Haruto akan mencoba kembali besok.
“Jeongwoo–ya, hari ini hari pertamamu masuk sekolah bukan?” tanya tuan Kim yang diangguki oleh Jeongwoo.
“Apa perlu Appa antar?”
“Tidak perlu, Appa. Aku akan berangkat bersama Sahi hyung dan Jaehyuk hyung saja.”
“Asahi, Jaehyuk, jaga adik kalian di sekolah nanti.” ucapnya pada anak pertama dan kedua.
“Nee, Appa.” jawab Jaehyuk, sementara Asahi hanya mengangguk.
“Dan untukmu Haruto, berpura-puralah tidak mengenal mereka nanti. Jangan bertingkah hingga membuat saudaramu malu” ujar sang kepala keluarga pada sang Haruto.
Haruto menunduk, “Nee, Appa” jawabnya pelan kemudian melanjutkan sarapannya.
Setelah selesai sarapan mereka bersiap untuk berangkat ke sekolah terkecuali Haruto. Anak itu sekarang sedang mencuci piring bekas sarapan keluarganya tadi.
“Haruto cepatlah! Apa kau ingin kita semua terlambat hanya karna menunggumu?! Ini hari pertama kita masuk sekolah, jangan membuatku malu!” teriak Jeongwoo dari ruang tamu.
“Lebih baik kalian berangkat dulu. Dia bisa berangkat sendiri nanti” sahut sang ayah.
“Tidak masalah, Appa, masih ada waktu untuk menunggunya” balas Asahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah asa [hiatus]
Fiksi RemajaPerihal tetap bertahan atau menyerah untuk mendapatkan kasih sayang. Highest Rank #4 - asahi [10/04/23] #2 - watanabeharuto [05/05/23] [15/06/23] #1 - watanabeharuto [17/05/23] [16/06/23] [07/07/23] #5 - sickstory [20/06/23] #2 - haruto [02/07/23] #...