𝟏𝟒

770 91 3
                                    

-𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓐𝓼𝓪-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓐𝓼𝓪-

Haruto sudah kembali masuk sekolah seperti biasa. Berangkat, mendengarkan penjelasan guru, lalu pulang. Sepulang sekolah, ia masih tetap pergi bekerja di kafe Yoshi. Hanya itu yang Haruto lakukan setiap hari.

Perbedaannya hanya ketika Jihoon dan teman-temannya menganggunya. Ya, sampai sekarang mereka masih suka merundung Haruto di sekolah. Jaehyuk dan Jeongwoo masih tetap diam walaupun mereka mengetahuinya. Tidak ada niatan sedikit pun untuk membantu Haruto saat sedang dirundung.

Sementara Asahi baru mengetahui akhir-akhir ini jika adiknya itu menjadi salah satu korban perundungan di sekolahnya. Tentu saja ia akan berusaha membela Haruto walaupun harus berhadapan dengan Jihoon. Kenapa adiknya itu tidak pernah bicara padanya jika ia telah dirundung selama ini.

"Jaemin-aa"

Pemilik nama itu menoleh, "Apa?" balasnya.

"Apakah aku sangat buruk untuk menjadi seorang kakak?"

Jaemin mengernyit, "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Bahkan aku tidak tau jika adikku menjadi korban perundungan, padahal kita satu sekolah" Asahi tersenyum miris.

Sekarang Jaemin mengerti maksud ucapan temannya itu. Jaemin sudah mengetahui, setelah tempo hari Asahi membela Haruto saat dirundung oleh Jihoon, Asahi menceritakan semua padanya. Dan ia tentu saja terkejut dengan fakta itu, yang ternyata Haruto adalah adiknya.

Sebenarnya ia sudah beberapa kali melihat Haruto dirundung, bahkan ia melihat saat itu juga ada Jaehyuk di sana. Namun, anak itu hanya diam. Dan setelah mengetahui cerita dari Asahi, ia akhirnya memahami kenapa sikap Jaehyuk seperti itu.

Jaemin menggeleng pelan, "Tidak, kau bukan kakak yang buruk"

"Aku tidak tahu harus berbuat apa. Di sisi lain Jeongwoo tidak suka jika aku dekat dengan Haruto, tapi aku juga tidak bisa menjauhi Haruto. Mereka berdua sama-sama adikku bukan?"

"Kau hanya harus bisa bersikap adil pada mereka. Bukankah kau bilang Jeongwoo iri pada Haruto karna kau lebih dekat padanya ketimbang dengan Jeongwoo?"

"Kalau aku menjauhinya, dia tidak punya siapa-siapa lagi yang akan peduli padanya ..."

Jaemin menghela napas pelan, jika ia berada di posisi Asahi, mungkin ia juga akan bingung harus bersikap bagaimana.

"Kalau begitu jangan jauhi Haruto, Jeongwoo masih punya Jaehyuk. Tapi kau juga jangan lupa untuk memberikan perhatianmu pada Jeongwoo" saran Jaemin.

"Kau juga harus bisa membuat Jeongwoo dan Jaehyuk mengerti agar mereka tidak membenci Haruto lagi" imbuhnya.

"Tapi bagaimana?"

"Kalian mengetahui kebenaran itu hanya karna tidak sengaja mendengarkan pertengkaran orang tuamu bukan?" Asahi mengangguk.

"Lebih baik tanya dulu pada orang tua mu tentang apa yang terjadi sebenarnya"

 sebuah asa [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang