-08-

577 53 8
                                    

Jisung berjalan di sepanjang koridor dengan tatapan kosong nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung berjalan di sepanjang koridor dengan tatapan kosong nya. Ada beberapa siswa yang menyapa Jisung, namun tak Jisung gubris karena ia sedang bergelut dengan pikiran-nya.

Memang, Jisung cukup populer di sekolah ini. Bahkan tak sedikit siswa perempuan yang memuja-muji Jisung karena paras Jisung yang tampan. Nama Jisung menyebar luas di sekolah.

Hingga tiba di depan pintu kelas nya. Jisung membuka pintu kelas dengan sedikit kasar, itu membuat siswa yang sedang melakukan aktivitas mengalihkan atensi-nya pada Jisung.

Jisung yang biasanya masuk ke dalam kelas dengan senyum hangatnya, kini Jisung masuk dengan wajah murungnya. Namun tak ada yang menyadarinya. Kecuali seseorang ber-marga Zhong yang sedang duduk santai di bangku nya.

"Kenapa lo? Nahan berak kah?" Tanya Chenle saat Jisung mendekat ke arah nya. Jisung hanya menggeleng kecil tanpa menatap mata Chenle.

"Kalau orang lagi ngomong tuh, liat matanya." Sungut Chenle membuat Jisung menatap nya. Chenle sedikit heran ketika melihat tatapan Jisung yang sendu.

Jisung menyimpan ranselnya di punggung kursi, lalu ia menduduk kan dirinya tepat di sebelah Chenle. "Jie, are you okay? " Tanya Chenle sekali lagi.

"Gue gapapa," Balas Jisung dengan senyum-an getir nya. Chenle bisa menebak bahwa Jisung berbohong.

Chenle menggeser kan kursi yang Jisung duduki dengan kasar. Membuat mereka berdua saling berhadapan, "lo kalau ada masalah cerita aja. Gue ini apa sih? Sahabat lo 'kan? Gue ini rumah lo. Tapi kenapa kalau ada masalah lo ngga pernah jujur ke-gua?" Ucap Chenle meyakin kan Jisung untuk terbuka pada dirinya.

Jisung menghela nafasnya, "bukan gitu.." Chenle merotasikan bola matanya jengah disertai dengan dercihan yang keluar dari mulutnya.

"gue.. belum siap cerita, gue takut malah jadi salah faham, dan akhirnya bakalan jadi masalah besar.."

"— karena ini ada sangkut pautnya sama keluarga gue.." lanjut Jisung. Terlihat jelas wajah Jisung menjadi merah padam karena menahan tangis nya.

Chenle mengusap punggung milik sahabat nya itu, "gue bakal tunggu sampe lo siap cerita, oke? Mau lo belum siap cerita juga, gue bakal dengerin. Dan, gue usahain jadi pendengar yang baik buat lo, anggap gue ini rumah buat lo."

Ntah kenapa hati Jisung menghangat ketika ia mendengar kalimat demi kalimat terlontar dari mulut Chenle.

"Kalau lo kehilangan arah, lo bisa panggil gue. Oke?" Ucap Chenle sekali lagi. Usaha Jisung untuk tidak menangis sia-sia, air matanya mengalir begitu saja ketika mendengar ucapan penenang dari Chenle.

Jisung menutup muka-nya lalu ia mendongak, "AAAAA!! jadi nangis gue.. " dengan air mata yang masih mengalir, Jisung menatap wajah Chenle kesal.

Chenle tersenyum simpul, "kalau lo mau nangis, nangis aja. Ngga selamanya lo kuat. Cowok juga manusia yang pasti juga bisa nangis."

Beribu Kata Maaf ||'ᴾᵃʳᵏ ᴶⁱˢᵘⁿᵍ [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang