Plak!
Satu tamparan melayang dengan mulus pada pipi indah seorang lelaki manis.
" Berhenti bicara omong kosong dasar gay menjijikan! Lebih baik kau pergi dari rumah ini! Aku tidak sudi melihatmu disini!"
Isak tangis terdengar pilu di dalam sebuah kamar apartemen sederhana itu. Lelaki manis itu berjalan dengan lunglai menuju kamarnya, memegang erat perutnya sebelum terjatuh begitu saja di depan pintu kamarnya. Ia menutup erat mulut cantiknya, menangis dengan kencang seolah mepresentasikan betapa sedih dan kecewa dirinya. Tak berselang lama ia bangkit, membawa sebuah tas besar dan memasukkan semua bajunya dengan kasar ke dalam tas.
Pada akhirnya lelaki manis itu memutuskan untuk pergi dari "rumahnya"
Dengan langkah tak pasti lelaki itu berjalan menembus gelapnya langit dan dinginnya udara yang menusuk. Sekejap sebuah ingatan terlintas begitu saja dalam pikirannya. Ia kembali meneteskan air mata untuk kesekian kalinya hari itu.
"Hiks lepaskan aku!"
Ia mencoba memberontak di antara cekalan kuat dari tangan lelaki di hadapannya.
" Kamu sangat indah Jay. Lebih indah dari ibumu."Lelaki itu membawa jemari kasarnya untuk menelusuri pahatan indah anak tirinya. Sementara si empu berusaha menghindar dari jangkauan tangan bajingan tua di hadapannya itu.
" Lepaskan aku bajingan!"Dengan sekuat tenaga Jay mendorong tubuh besar lelaki itu. Kemudian melayangkan tangannya untuk memukul wajah keparat tua itu.
Brugh!Suara pukulan menyatu dengan deru nafas dari kedua manusia berbeda usia itu. Ia melangkah maju menghampiri lelaki tua itu, mencengkram kuat kerah baju kemeja yang lelaki itu pakai.
" Tidak puas kau menyentuhku hah?! Sadarlah kau bajingan! Aku anakmu! Sudah cukup semua perbuatan bejatmu padaku, kali ini aku bukan Jay yang hanya pasrah diperlakukan seperti jalang yang sering kau bawa. Hari ini aku adalah Jay yang selalu siap untuk memukul bajingan tidak tau diri seperti dirimu! Pergi dari kamarku sebelum aku menghabisimu dengan tanganku sendiri..."
Jay menatap penuh amarah lelaki tua itu. Mendorong tubuhnya hingga lelaki itu terdorong beberapa centimeter.
_____Jay hancur..
Kecewa sekaligus marah karena tak bisa melawan semua perbuatan bajingan tua yang sayangnya ialah ayah tirinya.
Jay kotor..
Bayangan kejadian itu terus terputar di kepala Jay. Ia tidak pernah menyangka bahwa ayah tirinya akan melakukan hal bejat seperti itu pada dirinya. Sudah cukup Jay hancur karena kehilangan sosok ayah yang berharga dalam hidupnya. Tapi ternyata dunia tidak mengizinkan Jay untuk sembuh terlebih dahulu dari rasa sakit kehilangan ayahnya. Tapi semuanya sudah terlambat, Jay sudah membawa anak dari bajingan itu.
~~~~~~
Jay membuka perlahan kedua matanya saat sinar lampu menembus kelopak matanya. Ia mengerjap linglung saat merasakan nyaman di tubuhnya.
" Oh, kamu sudah bangun?"
Suara lelaki menyapa pendengaran Jay. Ia membuka matanya dan mendapati seorang lelaki muda tersenyum kearahnya.
" Ah, kamu sedang di rumah sakit. Tadi saya lihat kamu pingsan di jalan. Ngomong-ngomong dimana rumahmu?, dokter bilang kamu lagi hamil jadi gak baik loh di luar tengah malam begini."
" Mmmm.. Aku diusir."
Lelaki muda itu menatap Jay dengan terkejut. Dalam hati ia bergumam heran, bagaimana bisa mereka setega itu mengusir manusia seindah ini?!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Things [ Wonjay ]
FanficJay harus menerima kenyataan bahwa malaikat kecil yang tumbuh di dalam tubuhnya merupakan darah daging seseorang yang ia benci. Disaat ia berfikir untuk melenyapkan satu nyawa itu, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang dengan tulus merawatnya dan...