Life: A Black and White Film

Chapter 10.2 - To Gaze Down with Compassion Like Bodhisattva (2)

Jika dia meninggalkannya suatu hari nanti?

Ini adalah pesan yang sering diceritakan Cheng Muyun padanya melalui tindakan dan kata-katanya, semuanya menyatakan bahwa suatu hari, cepat atau lambat, dia akan sepenuhnya dan sepenuhnya meninggalkannya.

Wen Han mengaku cemburu karena 'masa lalu' yang dibicarakan pria ini. Pacar yang tampak gelap dan legendaris, dan juga komentar tentang meninggalkan keduniawian dan menjadi biksu karena cinta-sulit untuk tidak memikirkan hal-hal ini. Namun, ini tidak berarti dia perlu menunjukkan fakta bahwa dia keberatan, bahwa mereka mengganggunya, di depan seorang pria yang jelas-jelas berusaha memprovokasinya.

Itu seperti di masa sekolahnya sejak kecil. Semakin banyak orang di sekitarnya mencemoohnya sebagai anak angkat dan darah Tionghoa dalam dirinya, semakin dia tahu untuk menyembunyikan amarahnya. Menunjukkan bahwa emosinya sedang gelisah, itu adalah hal paling bodoh untuk dilakukan.

Ini adalah cara naluriahnya untuk melindungi dirinya sendiri.

Dia berspekulasi, Fu Ming pasti mengira kata-kata mengejutkan itu akan menimbulkan kemarahan dan kecemburuan dalam dirinya, dan kemudian karena cemburu, dia akan menjawab bahwa dia tidak peduli sama sekali tentang kepergian Cheng Muyun. Jadi, dia malah tersenyum dan melanjutkan menonton upacara pernikahan, tidak menjawab apapun.

Perlahan, seringai muncul di wajah Fu Ming.

Tepat detik ini, dia melihat pembangkangan dan tantangan yang diarahkan gadis ini padanya.

Sikap Fu Ming tiba-tiba berubah, ketajaman pemotongan dalam sikapnya benar-benar menghilang dan hanya menyisakan kesopanan di tempatnya.

Dia dengan sangat sopan menyarankan agar dia mengawal Wen Han kembali, karena, bagaimanapun, ada beberapa bangunan di sekitar ini yang berada di tengah renovasi dan banyak pekerja yang tinggal di dalamnya, jadi tidak bisa dianggap sangat aman di sini. Wen Han merasa kata-katanya sangat masuk akal. Dia telah mengembara terlalu jauh dan sudah tidak dapat menemukan jalan kembali. Oleh karena itu, dia tidak menolak tawarannya.

Namun, setelah berjalan bersamanya untuk waktu yang singkat, dia menemukan bahwa dia tidak membawanya ke gedung putih berlantai dua tempat dia tinggal.

Penginapan yang diatur oleh tuan rumah bangsawan ini untuknya rapi dan sangat terawat, dan baik di depan maupun di belakang bangunan, terdapat halaman rumput yang terawat rapi.

Tempat ini jelas tidak begitu elegan.

Bangunan itu tampaknya baru dibangun dan juga setinggi dua lantai. Namun, tidak ada rumput. Sebaliknya, ada gudang yang digunakan untuk memelihara merak dan sapi perah, lebih jauh lagi, ada dinding bata abu-abu setinggi dua meter.

Ini adalah beberapa sudut di tanah perkebunan?

"Untuk apa kamu membawaku ke sini?" Wen Han menjejakkan kakinya di tanah kuning yang bergelombang dan berlubang itu, menolak untuk maju lebih jauh.

"Datang mencarinya untuk minum." Fu Ming menunjuk ke gedung abu-abu berlantai dua yang berdiri di kegelapan.

Dia? Wen Han berhenti dengan hampa.

Dia mengacu pada Cheng Muyun? Dia menginap di sini malam ini?

"Nona Wen Han, bukankah kamu mengatakan bahwa kamu tidak mengenal atau memahaminya? Aku akan memberimu kesempatan untuk mengenalnya. Jika kamu ingin memahami seorang pria, melalui saudara laki-lakinya adalah jalan pintas terbaik."

Dia tidak yakin apakah Fu Ming telah mendengar dialognya sebelumnya dengan Cheng Muyun, tetapi jelas Fu Ming sengaja melakukan ini, membawanya ke sini dan meninggalkannya tanpa pilihan selain masuk ke dalam.