23. Curhat ke Pihak Ketiga

147 14 1
                                    

*****

Dean menghela nafas dengan kasar, merasa sudah muak dengan pembicaraan dan  kecemburuan berbalut kekhawatiran  yang masih mempengaruhi dadanya karena sikap acuh Linar pun dengan beraninya berkomunikasi dengan Erwin saat ada dirinya  dan membuat pikirannya sekacau ini.

"Ngga usah, Aku udah sarapan sama istriku dan aku ngga mau terlambat masuk kantor."

Dera diam sejenak sedetik kemudian, "Dia masih melayani kamu setelah dia melabrak kita, padahal dia kelihatan marah sama kamu? cih yang benar aja kamu ngga perlu ngasih citra baik dia ke aku, sedikit banyak aku udah bisa membaca kepribadiannya"

"Aku yang lebih tahu tentang dia dan kepribadiannya, Ra dan aku ngga bohong apapun dan tolong jangan pernah kamu ikut campur kamu masih ingatkan kata aku!" tukas Dean menyelipkan peringatan dalam suaranya.

Dera tak bersuara lagi, tapi Dean tahu wanita itu tersindir dan sangat kesal.

"Aku mau menyetir mobil sekarang, jadi apa lagi "

"Fine! Aku ngga jadi ajak kamu sarapan bareng." Balas Dera sewot
"Tapi nanti kita makan siang bareng yah, udah cukup kan aku ngalah? lagian aku beneran kangen kamu, sayang."

Dean hanya tersenyum tipis, tanpa menjawab  dan memutus panggilannya lalu  membuka pintu mobil dan memasukinya.

****

"Kenapa, Win tumben nelpon gue sepagi ini?" tanya Linar begitu sembari menaruh piring kotor di wastafel dan memandangi punggung suaminya yang pergi tanpa pamit.

"Aku minta kita ketemu hari ini bisa? Kayaknya bakalan repot kalau bicarakan  hal semacam ini lewat telepon, Lin."

Linar mengangguk kecil meski tahu Erwin tak akan melihatnya. "Ok"

"Untuk waktu dan tempatnya nanti aku kirim by text yah, aku tutup telponnya. Dah Lin"

Linar dapat merasakan nada serius dari suara Erwin tapi ada apa?

****

At Restaurant

"Dean aku sudah capek nunggu kali ini kamu benar-benar bergerak lambat, apa perlu aku yang memulainya, hah?" Tanya Dera dengan nada mengancam sembari mendorong gelas tinggi yang sudah hampir habis.

Dean yang tengah menghembuskan asap rokok dari dalam mulutnya lantas menoleh menatap tajam lawan bicaranya.

"Apa maksud kamu, Ra?"


Note !
Cerita Lanjutannya bisa diakses di NovelKita,
Read Book "Dikhianati Semesta" at BeStory . Sudah sampai Part 72 . Dan akan lebih cepat di upload di sana , makasih.

Atau di Novelah masukkan kode undangan saya 17529122 untuk mendapatkan 30000 poin secara gratis. https://zei6iaqu-fey3ybur3q-an.a.run.app/fnnow.html?ggc=17529122%7C3%7C2f90947543562b2fa8bdb13a64302031&t=1

Dikhianati SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang