Chapter 3

10 5 2
                                        

Hallo prenn..

Pagi hari ini Berlian sudah siap pergi sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari ini Berlian sudah siap pergi sekolah. Saat ia akan berjalan menuju meja makan, ada yang memanggilnya.

"Berlian!" panggil pria paruh baya dengan nada sedikit tinggi.

Berlian menoleh membalikkan badannya. "pah, kenapa?" tanya nya.

"mau apa kamu?"

"b-berlian, mau sarapan pah" jawabnya menunduk.

Stevan menghampiri Berlian dan tanpa aba-aba memukul punggung Berlian. "nggak, kamu ga boleh sarapan"

"apa-apaan kamu sarapan, liat jam. Nanti telat. Pergi sana" stevan mendorong bahu Berlian. Tidak keras tapi sakit, itu yang di rasakan Berlian.

Berlian mendongak,"t-tapi pa-" Stevan melotot kan matanya membuat Berlian takut. Dan berlian hanya pasrah.

"B-berlian, pergi dulu" ucapnya lirih. Berjalan menuju pintu utama. 

Setelah tak melihat berlian, Stevan kembali pergi ke arah tempat tujuannya.

Berlian menunggu angkot dan datang lah angkot. Hingga sampai di depan halte dekat sekolah Berlian. Berlian turun tak lupa membayarnya.

Saat di depan gerbang ada seseorang yang menabraknya.

brak.

Berlian sedikit mundur sebab tabrakan nya dengan dengan seseorang. Berlian menunduk mentapa pria yang terjatuh. Ia mengulurkan tangannya untung menolong pria itu. Entahlah banyak sekali pria yang bertemu dengan nya.

Pria itu mendongak mentapan tangan Berlian dan menerima uluran tangan nya.

"sorry" ucap pria itu.

Berlian mengguk, "ga pa-pa,lain kali hati-hati" berlian menatap wajah pria itu, dan langsung menunduk kembali. Wajah pria itu sama dengan wajah nya, penuh dengan lebam dan sedikit luka.

Pria itu yang sekilas menatap wajah Berlian mengernyitkan dahinya. "wajah lo-" ucapnya.

Berlian semakin menunduk," ga pa-pa" jawabnya.

"sama.." ucap pria itu menatap ke sembarang arah. Berlian mendongak menatap bingung ke arah pria itu.

"wajah kita sama" lanjutnya.

Berlian mangganguk, "k-kamu, kenapa?" tanyanya.

"ga usah gugup. Gue-" belum sempat berbicara sudah di potong oleh bel masuk.

Luka Dibawah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang