⚠WARNING⚠
⚠HASIL KARYA SIBI SEORANG
••••••
Gadis cantik dengan rambut terikat ekor kuda merasakan sakit yang sangat hebat di luka batinnya. Berlian, Berlian Queen Melody berada di derasan hujan yang menutupi tangisannya dan mampu menghilangkan rasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hujan deras di malam hari membasahi seluruh ibu kota. Jalanan yang sepi, terdapat sebuah halte kecil berwarna biru disana.
Meluapkan isi hati nya dengan menangis bisa mmebuat nya tenang. Hujan yang selalu datang di saat hati nya terperuk. Jika hujan tau dia sedang merasa tersakit, lalu mengapa semua orang selalu menyakiti nya seolahh tak tahu rasa sakita di hati nya yang ia tahan.
Tempat duduk yang tersedia di halte itu terdapat Berlian yang melamun dengan air mata yang terus mengalir. Baju basah akibat hujan yang ia lewati begitu saja. Tidak perduli jika ia sakit karna hujan, justru hujanlah yang menyembuhkan sakit hati nya.
Menatap lurus ke depan, tak ada yang di pikirkan oleh nya. Meratapi nasib nya yang begitu saja.
Berlian mendongak mentap langit malam, "capek tuhan, berlian nggak kuat" lirih nya. Sudah cukup dengan air mata yang selalu membanjiri wajahnya.
Berlian bertekad untuk tetap kuat dan semangat. Meski ia selalu di pandang buruk oleh orang-orang sekalipun oleh orang tua. Berlian akan membuktikan bahwa dia tak seburuk yang di pandang mereka.
Berlian melihat sekitat, saat pandangan nya tertuju pada arah barat, ia melihat mobil yang mendekat ke arah nya.
Mobil itu kini telah berhenti di hadapan nya. Dan keluar seorang pemuda dari arah bangku kemudi dengan menggunakan payung sebagai pelindung air hujan. Tak asing jika di lihat oleh Berlian.
Pemuda itu mendekat, "lo ngapain di sini?, kok belum pulang?" tanya pemuda itu.
"ehh, saka kok bisa disini". Saka, pemuda itulah yang mendekat menggunakan mobil ke arah Berlian.
"malah nanya balik" Berlian terkekeh.
"nggak ngapa-ngapain, saka. Tadi gue neduh disini" Saka duduk di sebelah Berlian. Saka berfikir mengapa Berlian menjawab seperti itu. Pasal nya sebelum pulang langit cerah-cerah saja. Namun ia tidak memikirkan nya lagi. Toh siapa tau Berlian pulang telat, dan berakhir kehujanan.
"lo basah kuyub gini, kenapa?" tanya Saka, sembari menyimpan payung yang sudah di tutup nya itu ke samping nya.
"lo nggak tau kenapa gue basah kuyub?" Berlian menaikkan satu alis nya menatap Saka yang juga tengah menatap nya.
Saka menggeleng kecil, " nggak".
Berlian menghebuskan nafas nya pelan, "lo sekolah nggak sih?. Udah tau kehujanan pake nanya juga. Jangan bilang lo bego" jelas Berlian.