⚠WARNING⚠
⚠HASIL KARYA SIBI SEORANG
••••••
Gadis cantik dengan rambut terikat ekor kuda merasakan sakit yang sangat hebat di luka batinnya. Berlian, Berlian Queen Melody berada di derasan hujan yang menutupi tangisannya dan mampu menghilangkan rasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FlashBack On..
Pagi hari, Berlian kini sedang menunggu angkutan umum di halte depan komlek rumah nya. Sangat lama ia menunggu tak kunjung datang. Dan pada akhinya angkutan itu datang. Hanya tersesa untuk nya, untung saja masih muat. Jika tidak, ia harus menunggu kembali.
Hingga sampai di depan gerbang sekolah ia memasuki nya. Banyak tatap mata yang melihat nya. Entah apa yang mereka lihat, membuat ia risih. Dan berjung menundukan mata.
Di kelas ia melihat Dinda sudah berada di sana. "hai" sapa nya.
Dinda mendongak menatap kesampingnnya. Berlian, sahabatnya itu sudah datang. "ehh dah dateng. Kemarin gimana?" tanya nya.
Berlian bingung, "gimana apanya".
"ga usah pura-pura, kemarin lo ga di apa-apain kan sama pria bajingan itu"
"ehh jangan gitu ngomong nya, dia papah aku" Dinda memutar bola matanya. "aku gapa-pa kemarin aman".
"tapi muka lo?" tanya dinda.
Berliam membisu, ia tak bisa menjawab jujur kepada dinda untuk kali ini, ia tak mau dinda khawatir. "gue ke toilet dulu" alibil berlian mengganti topiknya dengan ijin pergi ke toilet. Berlian pergi meninggal kan Dinda yang sedang melihat nya penuh arti.
Saat menuju toilet ia melewari koridor yang sepi. Tak ada murid satu pun yang ada di koridor ini. Tapi saat ia sedang berjalan ia melihat cowo yang sedang terduduk lemas di lantai. Berlian menghampiri nya.
"lo gapa-pa?" tanya berlian berjongkok mensejajarkan diri nya dengan pria itu.
Pria itu mendongak mentapa berlian, "bantu gue". Pria itu memegang bahu berlian. Berlian yang melihat nya langsung membantunya. "gue bawa ke UKS?"
"jangan".
"kenap-"
"bawa gue ke belakang sekolah" ucapnya memotong perkataan berlian. Berlian menatapnya bingung. Namun pria itu meyakini berlian untuk membawa nya ke belakang sekolah bukan ke UKS. " please!", mohon nya.
Berlian mengangguk, dan membopong badan pria itu ke belakang sekolah. Berlian tak tahu pria itu menginginkan di bawa pergi ke belakang sekolah, padahal jika di lihat kondisinya sedang tidak baik -baik saja.
Setelah sampai di belakang sekolah. Mereka duduk di kursi panjang tersedia di sana. Berlian mensenderkan pria itu ke senderan kursi.