Kutukan -1

676 48 13
                                    


Hutan, hutan... Dan Hutan, sepanjang Mata Budi melihat Sekitar. Tadinya Dia Bersama 2 temannya Boby dan Rani berencana Untuk melihat sebentar hutan ini.

Tapi karena Keadaan mencekam, dimana Sempat ada Hewan Buas mengejar Mereka, Boby dan Rani kabur ke arah Berlawanan dengan Budi.

"Sial... Dimana Mereka berdua?!"

Budi yang melangkah kedepan, kehilangan keseimbangan karena jalan di depannya tidak ada.

Saat Budi terjatuh... Di terguling di Tanah, rasanya Saat itu benar benar sakit. Darah mengucur di sebagian besar luka Budi. Karena terbeset Ranting kayu

"G- gw... Gak mau mati disini" dengan Tekad yang kuat, Budi kembali melangkah Maju. Bersyukur Dia masih bisa berjalan tapi dia tidak bisa kembali ke atas.

Sampai akhirnya Secercah cahaya dari balik pepohonan membuat Budi berlari kearah itu.

Dibaliknya terdapat danau yang indah, dan Sebuah bangunan besar seperti istana yang terbengkalai.

Tapi kaki nya tampak menyerah karena tidak kuat, membuat dia tersungkur ke tanah...
Karena merasa sudah cukup tenang terdapat Cahaya, Budi Pingsan Ditempat

.
.
.

"Hmm..? Siapa Ini, pasien kah"

.
.
.

Budi sadar di tempat yang Empuk, disana Terdapat Sosok Laki laki yang tidak ia Kenali memakai kacamata.

"Udah baikan belum? Tadi ditemuin Ama aku di Deket danau, hampir kukira kau mati"

Dia tersenyum dengan ramah, "owh... Makasih udah dibawa ke..?"

"Ahh ini, ini Istana terbengkalai sih. Disini satu satunya Ruangan yang masih Utuh dan bisa dipake, lebih tepatnya kamar pribadiku"

Budi melihat sekeliling ada Rak Buku, Meja, Sofa dan Jendela di kamar yang cukup besar ini, walaupun begitu-

"Ini kamar Berantakan banget"

"Ouch, jangan Begitu donk. Gak ada Waktu buat rapihin soalnya.. owh iya kenalin aku Richard"

"Gw Budi.." Budi baru mengingat jika Teman temannya mungkin saja masih di dalam Hutan, di segera bangun.

Tapi kakinya kembali kehilangan keseimbangan

(Gw jatoh-)

Tapi dia ditangkap Oleh Richard yang sigap.
"Woyy hati hati, Kau masih belum pulih ya"

Budi langsung di duduk an di kasur sebelumnya.

"Ini minum obatnya" Budi tidak menyembunyikan kecurigaan nya terhadap obat itu.

"Ini bukan Obat aneh kan?"

"Gak sopan bat dah! Ini obat biar Cepet sembuh sama pereda nyeri juga. Minum"

Budi masih Tidak percaya dengan Richard, tapi Dia Mengambil obat itu.

"Ini minumnya... Tunggu apa lagi Cepet"

Budi meminum obat itu sekali teguk, Tidak terjadi apa apa, Richard hanya Memperhatikan Budi sedaritadi

"Ngapain Liat liat!?"

Richard hanya menghela nafasnya, "sebagai Dokter yang baik. Pasiennya mesti dijaga lah"

"Lo dokter? Gak Caya sih gw mah"

Richard Menyentil Dahi Budi dengan cukup kencang. "Ini anak Beneran gak sopan. Yaa setidaknya Dasar dasar pengobatan tau lah. Udah Sono Tidur, Nanti aku yang Cari temen temen mu"

"Janji Lo sat"

"Mau pake janji kelingking sekalian..?"

"B-boleh"

Richard kaget karena perkataan Budi yang tiba tiba, Richard tertawa

"Ahahaha Imut Banget, ternyata bisa gini juga ya Kau Budi"

Budi memerah, entah karena Malu atau karena Namanya yang terasa lebih spesial saat Dipanggil Richard.

Akhirnya Budi menutup mukanya dengan selimut lalu langsung tertidur.

.
.
.

Pagi berikutnya, Budi sudah mulai bisa berjalan. Richard membawa kabar baik untuk Budi karena teman temannya selamat, hanya saja Mereka tidak bisa menjemput Budi... Entah karena apa...

Beberapa Minggu berlalu, Tapi Budi masih saja berada di Istana Terlantar itu menemani Richard.

"Woy Chad... Makanan Lo ini hambar banget sial, gw lebih Jago masak deh kek nya"

Richard yang sedang merapihkan piring piring kotor, langsung menatap Budi dengan kesal.

"Orang sakit banyak Maunya, Ini tuh biar kau cepet sembuh"

Alasan Richard tidak meyakinkan sekali

Budi yang Bangun karena malas mengurusi omongan Richard, Melihat Lihat Lukisan, dan Barang barang Yang berantakan.

(Ehh... Ini masker kan, Aneh banget. Masker ditaro sembarangan gini)

"Chad, ini masker Lo? Perasaan Gw gak pernah liat Lo pake ginian ya?"

Richard yang habis mencuci piring, langsung menghampiri Budi.

"Yang man-" Richard langsung Merenggut Masker yang dipegang Budi itu.

Richard tersenyum canggung lalu Menyembunyikan Masker itu.

"Ahh- ini masker Biasanya dipake pas diluar doank. Ternyata ada disini ya, udah aku ku cari cari padahal"

Budi agak curiga, Tapi mau bagaimana pun dia dan Richard hanya sebatas Kenalan doank.

"Santai aja.. gak Gw ambil atau gimana gimana sih lagian, tapi Tuh masker cakep juga ya"

Richard hanya Tersenyum Kecil saat Budi mengatakan hal yang bahkan Mungkin saja sebatas basa basi.

"Makasih, Tapi kau gak bakalan mau Liat ku make ginian"

Kata kata Richard yang Absurd itu, sudah sering didengar Budi. Jadi mungkin itu bukan hal Baru

.

Lama kelamaan Budi semakin betah tinggal disitu, Dia masih suka berkirim kabar dengan Boby dan Rani.

Mungkin salah satu alasannya Karena Dia tidak tega melihat Richard sendirian. Walau entah kenapa dia Memilih hidup sendiri

Sampai suatu malam..

"Ehm... Chad.? Lo dimana"

Budi bangun dari kasurnya dan melihat ke arah Sofa yang kosong.

"Biasanya Richard tidur disitu.."

Budi yang Tidak mengenakan alas kaki apapun Berjalan jalan di lorong yang gelap dan hanya terdapat sinar rembulan

"Chad..?"

Budi tidak menemukan Richard dimanapun. Satu satunya tempat yang belum dia datangi hanya satu Pintu yang selalu terkunci.

Richard bilang itu tempat ternyaman nya dia, karena Tempat itu seperti Taman kaca.

Tapi Budi tidak pernah Terlalu peduli.

"Mungkin dia ketiduran disana... Gak boleh ganggu"

Budi kembali ke Kamarnya, dan mencoba untuk menutup matanya.

Suara langkah kaki terdengar mendekati Budi secara perlahan, Budi berusaha untuk tetap tidur.

"... Budi, pengen banget menyuruhmu untuk pergi dari hadapanku. Tapi jika begitu,, aku kembali sendirian. Tapi juga kalo begini terus... Bisa bisa-"

Richard Berhenti berbicara...

"Harus gimana..." Richard mengelus Rambut Budi, lalu mencium keningnya.

"... Selamat tidur Budi"

.
.
.

Lanjut-

Author |Yo! Tadinya pen oneshot, cuman ending kali ini bakalan agak NSFW... Jadi Kupisah, atau gak pake nsfw ya..|

Kumpulan Oneshot/Shortfic [RichardxBudi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang