29. Mom : Ampun

467 38 30
                                    

— 𝙈𝙊𝙈 : 𝙄'𝘼𝙈 𝙎𝙊𝙍𝙍𝙔 —

"Sowon ah!"

"Sowon!"

"Ahn Sowon!"

"AHN SOWON!"

Jisoo mencekal lengan Ken, membuatnya kontan menoleh bingung.

"Mari kita turun melewati jurang itu," kata Jisoo. "Aku tidak mau kehilangan Sowon, aku tidak mau kehilangan sahabatku, dia sahabatku—"

"Dengar." Ken memegangi kedua bahu Jisoo. "Kamu tunggu di sini, biar aku yang turun ke bawah. Kamu tunggu di sini, dan temui Kak Irene."

"Tapi, bagaimana jika kamu kenapa-kenapa?"

"Aku tak melompat ke jurang, aku akan berjalan dengan hati-hati, oke?"

"Hati-hati, Kak Ken."

Ken menganggukan kepalanya, lalu dengan perlahan ia menuruni jurang tempat Sowon terjatuh itu. Akibat tak hati-hati, kaki Sowon tersandung akar-akar yang membuatnya kontan jatuh tak terkendali.

DOR!

DOR!

DOR!

Ken menoleh ke atas, dilihatnya Jisoo yang kini mematung setelah sama-sama mendengar tiga kali tembakan dari bawah sana.

"Tidak, Jisoo!" Ken menahannya. "Bantu aku, pasti ada jalan untuk ke bawah sana!"

Jisoo mengangguk, ia mengulurkan tangannya yang kemudian menarik Ken untuk naik kembali. Pasti ada jalan untuk sampai ke bawah sana.

"Lewat sini!"

"Jisoo yya!"

Seruan itu berasal dari Irene, keduanya kontan menoleh dan menyambut wanita Ahn. Irene tidak sendirian, dia bersama dengan suaminya yang jelas mendampingi begitu tahu kabar tentang hilangnya Eunbi. Tidak bisa dipungkiri lagi, banyak yang menyayangi Eunbi.

"Sowon di mana?" tanya Irene di sela langkahnya.

"Dia jatuh ke jurang itu, di bawah sana pasti ada orang, dan saya yakin ada jalan untuk ke sana," tutur Ken. "Awas, banyak akar-akar yang bisa membuat tersandung!"

"Lewat sini!" seru Minho—suami Irene.

Mereka masih dalam perjalanan menuju ke gubuk tua tempat di mana Eunbi dibawa lari. Sementara di sana, telah terjadi pertumpahan darah yang berhasil menjatuhkan raganya.

Brukh!

"HWANG EUNBI!"

Sowon menjerit ketika putrinya jatuh berlutut pasca mendapatkan tiga kali tembakan di tubuhnya. Tembakan pertama mendarat di bagian lengan sebelah kiri, yang kedua beberapa senti dari tembakan pertama, dan yang ketiga di bawah tembakan kedua. Dia berhasil lepas, kemudian menjadi pelindung untuk ibunya.

"Eun-bi min-ta ma-af, I-i-bu K-kang, ja-ngan lu-ka-i I-b-bu, y-ya." Eunbi memohon dengan terbata. "Ampun."

"YAAAAAKKKK!" jerit Sowon frustrasi. "AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU, BEDEBAH!" Sowon berlari hendak memberi balasan pada wanita Kang.

DOR!

DOR!

DOR!

DOR!

"TIDAAAAAKKKK!" jerit Sowon sambil menutup kedua telinga serta matanya, langkahnya berhenti begitu saja saat empat tembakan lain dilayangkan oleh Seulgi ke tubuh Eunbi.

Brukh!

Eunbi ambruk di lantai yang kotor itu, ia tersungkur dengan tujuh luka tembakan di tubuhnya, yang paling akhir tepat sekali mengenai kepalanya. Cairan kental mengalir begitu saja dari dahi dan mulutnya yang terbuka.

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang