"Lo'ak gimana?" tanya Ao'nung.
Neteyam cuma menghela napas, Lo'ak jadi lebih pendiam. "I think he's better now," jawabnya sekenanya.
"Jujur maaf gue ga bisa bantu ngapa-ngapain," kata Ao'nung lagi.
"Yeah, no worries," jawab Neteyam. "By the way, gimana lo sama cewek lo?" tanya Neteyam mengalihkan pembicaraan.
Ao'nung keliatan mikir dikit. "Gue rasa ada progress sih. I admitted my fault and we start to talk again," jawabnya.
Neteyam ngangguk. "Glad to hear that."
"Yeah, thanks to you," balas Ao'nung.
Langit hari itu udah agak mendung dan hujan mulai turun. Akhirnya Neteyam sama Ao'nung lari buat pulang. Tapi di perjalanan malah papasan sama Tonowari, Jake, dan orang dewasa lainnya yang malah mau pergi ke laut.
"Where are you going, Sir?" tanya Neteyam ke Jake.
"Just go back, Neteyam. It's raining," balasnya tegas. Neteyam sama Ao'nung bingung ada apa tapi akhirnya balik juga dan cuma ngeliatin orang-orang dewasa itu pada pergi.
Pas sampai di desa juga yang lain pada kumpul.
"What's wrong?" tanya Ao'nung ke Tsireya yang kebetulan ada disitu.
Tsireya geleng. "We don't know yet. But I feel like something bad happened," jawabnya.
Semuanya kelihatan resah menunggu kabar, sampai akhirnya Jake, Tonowari dan lainnya kembali dengan wajah yang ga mengenakan.
"Hold this," kata Jake sambil ngasih sebuah benda ke Neteyam. Sebuah logam yang cukup berat dengan ujung seperti jarum, a tracker.
"My spirit sister, and her baby have been murdered by the sky people!" seru Ronal mengumumkan kabar buruk yang terjadi.
"The war has come to us!" tambah Tonowari. "We knew about the tulkun hunting, but it was far away. And now, It's here!" tambahnya. Para penduduk langsung berseru dan memasang posisi siap sedia untuk perang, menjulurkan lidah dan menghentakkan senjata.
"You don't, you gotta understand how sky people think!" potong Jake, sebisa mungkin dia ga mau ada war untuk kedua kalinya. "They don't care about the great balance."
"We don't answer for the sky people!" seru salah satu penduduk. Keadaan sekarang bener-bener kacau, they would do anything to protect their people.
"Listen, listen to him!" kata Neteyam.
"The sky people aren't gonna stop. This is only the beginning. Tell your tulkun to leave! Tell them to go far away!" ujar Jake lagi memperingatkan.
"Leave? You live among us and you learn nothing!" kata Ronal, sedikit tidak percaya. Apalagi dengan perasaan yang masih sedih, masih marah gara-gara tulkunnya dibunuh dan Jake malah bilang tulkunnya yang harus pergi?
"We will fight to protect our brothers and sisters!" seru salah satu penduduk lagi berapi-api, semuanya mulai ricuh lagi.
"No, no, no. If you attack! If you fight! They will destroy you!" Jake masih mencoba buat memperingatkan. "They will destroy everything that you love!"
Tapi keadaan malah semakin ricuh, ga ada yang mau denger kata Jake. Keamanan penduduk dalam bahaya gimana mereka mau diem aja?
"Hear my words!" seru Jake di tengah keriuhan.
"Stay calm, stay calm." Neteyam bantu buat mengkondusifkan suasana. "Listen to my father. He speaks truth."
Akhirnya Jake udah ada di ujung kesabarannya. "Damn it!" ujarnya sebelum dia ngambil lagi benda di tangan Neteyam dan dia angkat tinggi-tinggi di hadapan semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keeping Up With The Sullys
Fanfiction"Sullys stick together." That's our greatest weakness but also our greatest strength. written in bahasa indonesia, 2023.