name sempat panik, ternyata pistol itu sengaja di lesetkan oleh Doflaminggo.
Doflaminggo menatap mata name perlahan ia mendekatkan wajahnya kepada wajah name, Doflamingo tertawa keras iya memegang dahu name mengangkat nya kasar.
"Aku punya yang lebih menarik seperti nya" ucap Doflaminggo menyerengai lalu meninggalkan name sendiri.
Name terjatuh lesu, ia tak bisa membayangkan bagaimana nasib nya nanti, ia menggelengkan kepala nya pelan, lalu beberapa pelayan menopang nya kembali ke kamar nya.
"Nona, sepertinya kau tidak enak badan, kau ingin aku mengambil kan obat, atau memangil dokter Nona?" Tanya seorang pelayan ke arah name yang terpapar lemas.
"Ah, tidak usah, aku tidak merasa kalau Doflaminggo akan memberi mu ijin mengambil obat atau pun memangil dokter" balas name pelan sambil tersenyum tipis.
Pelayan meng aguk kan kepala nya pelan menyetujui perkataan name, lalu keluar kamar name dengan pelan. . . . . . Doflaminggo duduk di taman sambil mengangkat panggilan dari den den mushi dari beberapa partner kerjanya, ia melihat ke arah pelayan name yang terlihat sedih, dan memutuskan untuk bertanya.
"Kenapa?" Tanya Doflaminggo ke arah pelayan itu.
Pelayan itu melihat ke arah Doflaminggo dengan cepat, "itu tuan muda, nona name sepertinya sakit" balas pelayan itu menunduk kan kepala nya 45°.
"Hanya seperti nya bukan?, Lalu apa masalah nya?" Balas Doflaminggo angkuh.
"Namun tua-n, saya merasa sangat cemas, tidak seperti biasanya nona name seperti itu tuan muda, saya sudah mengawasi dengan waktu yang tidak sedikit" balas pelayan itu sambil mengalihkan pandangan nya.
"Lalu?, Kau pikir kau seorang dokter?, Bisa tau orang sakit atau tidak?, Tidak usah belagu, pergi saja lakukan pekerjaan lain nya, dan biarkan dia!" Sedikit bentak Doflaminggo kepada pelayan nya itu, pelayan itu langsung buru buru pergi ketakutan "maaf tuan muda".
Doflaminggo ingin melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda.
"Lagian jika ia sakit itu kan lebih baik" ucap Doflaminggo dengan smirk.
Tapi seolah tidak tenang Doflaminggo mengakhiri pekerjaan nya dan pergi ke dalam istana, ia menuju kamar name, tanpa mengetuk langsung saja masuk.
Ia melihat seorang gadis yang tertidur, ia menyentuh kening pelan.
"Panas".
Doflaminggo mengoyak kan pakaian nya, dan membasahi nya dengan air minum di sebelah kasur name, ia perlahan memerasnya, lalu menempelkan nya di kening name, lalu pergi begitu saja tanpa kembali menutup pintu. . . . . Pelayan name buru buru mengambil obat, lalu dengan pelan pelan menuju kamar name.
"Loh sudah ada yang mengompres kepala nona name", kemudian pelayan itu ingin membasahi kembali kain itu, ia familiar dengan kain mahal tersebut.
"Hmm, aku seperti tahu ini milik siapa, milik siapa ya?, Pintu juga terbuka" ucap nya pelan, lalu perlahan ia membangun kan name dan memberi obat.
"Aku pergi dahulu" ucap pelayan itu pada name.
"Baik, terimakasih banyak" balas name dengan senyuman, yang di angguk ki pelayan itu kemudian pergi dan menutup pintu.
"Tadi itu seperti Doflaminggo sama" gumam name pelan kebingungan.
TBC
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
bobo dulu ga si
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
pertengkaran merebut kan saya ni.
Hello, maaf lama ga update soalnya ga ada ide hihihi, sampai ini dulu yaa bye bye, sampai jumpa di chap selanjutnya