07 | A Piece Of Nightmare

156 19 2
                                    

Cerita ini memiliki alur maju mundur
.
.
.
S O M


🎬🎬🎬

"SAMCHUN!!"

Seorang anak perempuan berusia 13 tahun berlari ke arah Jeonghan dan memeluk pinggang paman kesayangannya itu.

Jeonghan tersenyum lalu mengacak-acak rambut Alicia. 

"Alicia, kau tumbuh dengan baik. " Jeonghan mencubit pipi Alicia. Gadis kecil itu mencebik kesal. Membuat Jeonghan terkekeh.

"Dimana ayahmu?" Tanya Jeonghan.

"Ayah baru saja berangkat kerja, " jawab Alicia. Gadis itu melirik tangan kanan Jeonghan yang menenteng sebuah plastik.

"Ini untukku?"

"Ya. Makanlah. Paman belikan dalbak, " ucap Jeonghan.

"Wah, gomawo, samchun!" Ucap Alicia menampilkan senyum lebarnya.

"Ne. "

Alicia duduk di meja makan. Terlihat tak sabaran untuk mencicipi makanan favoritnya. Jeonghan pun ikut menarik kursi di hadapan keponakannya itu.

"Bagaimana sekolah barumu?" Tanya Jeonghan.

"Baik. Karena ini tahun pertama masa SMP ku. Jadi, aku menikmatinya, " jawab  Alicia.

"Baguslah. Kau harus rajin belajar. Harus baik kepada temanmu, " nasehat Jeonghan.

"Arasseo~"

Alicia mulai menikmati dalbaknya. Namun, ia teringat sesuatu.

"Tapi, Sowon eonnie tidak ikut kesini, paman?"

"Kau tahu dia sibuk kan?"

"Hm, aku merindukan Sowon eonnie, " tutur Alicia.

"Lihat saja dia di ponselmu. "

Kening Alicia mengerut, "Rasanya berbeda ketika melihat di tv dengan melihat yang asli. "

Jeonghan tertawa, "Kau benar. Aku juga merindukannya. "

"Aigoo, dasar budak cinta!" Ledek Alicia.

Jeonghan menyentil kening Alicia, "Anak kecil diam saja!"

"Aaa! Samchun!!" Protes Alicia.

Jeonghan tertawa renyah.

"Habiskan makananmu, " titah Jeonghan.

"Nee~"

Jeonghan tersenyum melihat Alicia. Wajah Alicia benar-benar mirip dengan mendiang kakak Jeonghan. Setiap ia rindu dengan kakaknya, Jeonghan selalu melihat Alicia. Dan itu benar-benar meredakan kerinduannya.


****

Sowon membaca naskah drama yang berjudul "Mission to Revenge " Ia menghela napas lelah.

"Dramanya buruk?" Tanya Miri.

Sowon menggeleng, "Tidak. "

"Lalu?"

Sowon membuang pandangannya ke arah jendela mobil, "Apa jadwalku setelah hari ini?"

"Tidak ada. Kau hanya perlu berlatih untuk mempersiapkan lagu barumu, " balas Miri.

Sowon tidak membalas. Kepalanya sakit. Akhir-akhir ini banyak yang ia pikirkan. Hari-harinya penuh kegelisahan. Walaupun Jin mengatakan tidak akan mempublikasikan skandal bullying nya, tetap saja Sowon ragu. Ia seolah dapat membaca, Jin sedang merencanakan sesuatu.

Scandal or Me? | Sowjin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang