#Chapter 7: Satu Bulanan Kitih Bersama Satoru dan Utahime
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu dan Kitih pun sudah sangat terbiasa dengan eksistensi Satoru. Kitih juga sudah terbiasa harus pulang dan pergi dari apartemen ke pet shop setiap harinya.
Entah karena Satoru terlalu menyayangi Kitih atau ini adalah trik lain yang Satoru miliki untuk bisa berduaan dengan Utahime―meski kenyataannya bertiga, secara mereka gak bisa mengabaikan Kitih begitu saja―Satoru membuat acara makan malam yang katanya khusus untuk merayakan satu bulannya Kitih diadopsi.
Utahime gak bisa berhenti ketawa pas dengar alasan Satoru mengajaknya makan malam tepatnya saat menutup pet shop. Oh, hampir saja Kitih lupa, Satoru memang sering datang menjelang pet shop ditutup, modus, biar sekalian antar Utahime pulang juga.
Lalu, di sinilah kami sekarang, sebuah tempat makan yang Satoru booked dengan tiga kursi―satu kursi untuk menempatkan Kitih di dalam kandang kecil―serta terletak di rooftop dan yang pasti tidak akan mengganggu pengunjung lain, karena memang seharusnya tidak diperkenankan untuk membawa hewan piaraan ke dalam restoran. Namun, karena pemilik restorannya adalah Nobara—tunangan dari sepupunya Satoru, jadi tidak masalah katanya, sebab ada jalur masuk lain yang biasa digunakan oleh Megumi saat berkunjung dengan membawa Kugi.
Utahime dan Satoru terus saja bercengkerama, bercanda, membicarakan perkembangan Kitih, membahas pekerjaan satu sama lain, serta yang pasti menikmati segala hidangan yang disajikan.
Langit malam kota Tokyo dengan bintang yang bertaburan serta deru angin yang mulai menusuk kulit harus menjadi saksi betapa gugupnya Utahime untuk mengungkapkan perasaannya kepada lelaki yang ternyata berusia tiga tahun lebih muda darinya. Utahime memang tak tahu apa-apa tentang Satoru sebelumnya, tetapi ia seolah yakin jikalau Satoru memanglah orang yang tepat untuk menjadi teman hidupnya.
"Satoru, apa sudah memiliki orang yang spesial?"
"Spesial yang bagaimana?"
"Ya ... spesial," ucap Utahime sambil tersenyum.
Satoru pun menggelengkan kepalanya mantap dan meraih gelas air minumnya.
"Seandainya saya bilang kalau saya suka dengan Satoru, apa percaya?"
"Uhuk ...," Satoru tersedak mendengar ucapan Utahime. "Bercanda, ya?"
"Enggaklah. Urusan perasaan gak mungkin bercanda. Saya serius. Saya mau kita berdua mengurus Kitih bersama ke depannya. Gimana? Jangan diam aja ya, Satoru. Saya malu ini sebenarnya. Saya sadar kalau kita kenal belum lama, tapi mungkin seiring berjalannya waktu kita bisa lebih mengenal satu sama lain."
Wajah Satoru menampakkan senyum yang belum pernah Utahime lihat sebelumnya. Gummy smile. Itu terlihat lucu dan manis di saat yang bersamaan.
"Boleh saya jujur?" tanya Satoru sebagai respons.
Utahime pun menanggapi dengan anggukan.
"Sejujurnya saya kecewa udah kecolongan start. Harusnya saya yang nyatain perasaan duluan di sini. Tapi gak apa-apa, berarti emang hati kita saling terhubung."
Wajah Utahime tampak merona; malu mendengar Satoru yang berkata begitu.
"Tapi saya juga senang sekali, Utahime. Kalau gitu, mulai malam ini jangan ngomong pakai bahasa formal lagi, ya? Kamu-aku atau sayang juga boleh."
Wajah Utahime semakin memerah dan ia tak kuasa lagi untuk menutupi itu semua, tangan mungilnya pun tak bisa menyembunyikan. Sambil susah payah menutup wajah dengan jemarinya, Utahime akhirnya mengangguk sebagai persetujuan.
Jadi, beginilah acara satu bulanan Kitih bersama Satoru dan Utahime. Kitih harus menjadi saksi betapa bucin -nya kedua makhluk Tuhan ini. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Helo Kitih | GojoHime (Jujutsu Kaisen)
Fanfiction[Completed] Setelah membaca catatan di ponsel Utahime, Satoru akhirnya menyadari bahwa ia dan kucing piaraannya memang satu frekuensi; serupa, namun beda wujud saja.