#Chapter 4: Alasan Menamai 'Kitih'

213 50 0
                                    

#Chapter 4: Alasan Menamai 'Kitih'

Kitih kira ketika sudah memiliki pemilik maka hidup Kitih akan terasa berbeda. Lebih disayang, lebih dimanja, tetapi ternyata lebih diabaikan daripada biasanya. Kitih kesal, rasanya lebih baik Kitih bersama Utahime dan Shoko aja di pet shop. Memang sih segala kebutuhan Kitih terpenuhi, tetapi ini tuh sama saja gak sih dengan anak-anak orang kaya yang dapat segala fasilitas dari orang tua serta minus di "Kasih Sayang"? Hanya saja sepertinya nasib Kitih lebih miris karena belum dinamai juga secara resmi saat itu.

Akhirnya, yang Kitih lakukan adalah mengganggu ketenangan Satoru sepanjang waktu. Saat lelaki jangkung itu sedang rebahan di atas kasur misalnya, Kitih melompat naik ke sana, mencoba untuk menyurukkan kepala ke lengan kiri Satoru. Tetapi, ia masih abai. Kitih gak diladenin, selalu begitu. Lalu, akhirnya Kitih naik ke atas perut serta dada Satoru dan ia pun mulai terusik. Diangkatnya Kitih dengan kedua tangannya dan diturunkan lagi ke lantai. Kitih tetap berjuang demi mendapatkan perhatian Satoru, karena jujur saja rasanya membosankan sekali di sini padahal baru tiga hari. Ya ... habisnya gak ada teman main, huhu.

Tak lama kemudian, Satoru beranjak dari kasur dan menuju ke dapur. Alhasil Kitih pun membuntuti Satoru. Kitih sengaja diam saja dan tak beranjak barang satu senti pun di belakangnya, hingga akhirnya ia kaget ketika menginjak ekor Kitih yang kemudian menjerit "MEAWWW" keras sekali. Satoru panik dan langsung menggendong Kitih.

"Kamu ngapain di situ?"

"Jadi keinjak 'kan?"

"Sakit, ya? Maaf," ucap Satoru sambil mengelus kepala Kitih.

Satoru akhirnya berjalan menuju tempat tidur Kitih dan menidurkan Kitih di sana. Entah karena rasa bersalah atau apa, Satoru jadi duduk di lantai sambil terus mengelus-elus Kitih dan membuka ponselnya.

"Apa? Lo neleponin gue mulu, heran."

"Ya terus nelepon siapa lagi? 'Kan lo sepupu gue."

"No life banget sih, Bang! Buruan langsung ke inti aja."

"Kalo kucing keinjak ekornya kudu diapain?"

"Ya gak diapa-apain, tapi lo nginjak gimana dah? Pakai sepatu?"

"Enggak. Cuma gak sengaja aja itu kucing ternyata ada di belakang gue."

"Baru 3 hari aja udah kayak gini loh. Kasian kucingnya entar. Tapi, kalau lo takut kucing itu kenapa-kenapa, bawa aja gih ke pet shopnya. Nanti sekalian tanya rekomendasi dokter hewannya juga."

"Oh, ide bagus, biar ketemu lagi sama si dia."

"TMI!!! Baru juga 3 hari! Tapi, jangan lupa itu kucing butuh perawatan tuh, kasian bulunya nanti jadi jelek."

"Oke."

Keesokan harinya, Satoru menyempatkan diri untuk mampir ke pet shop sebelum berangkat kerja ke sekolah, dan Kitih pun akhirnya kembali bertemu dengan Utahime.

"Selamat pagi, Satoru. Ada yang bisa dibantu?" tanya Utahime menyambut kedatangan Satoru.

Satoru akhirnya menaikkan kandang Kitih ke atas etalase dan berkata, "Ini, adik saya bilang katanya si kucing butuh perawatan. Saya kurang paham perawatannya yang kayak apa. Boleh dibantu, Utahime?"

Utahime tersenyum kepada Satoru, bahkan matanya sampai menyipit.

"Boleh. Ini daftar paket perawatannya, ya," jawab Utahime sambil menunjukkan beragam pilihan perawatan.

"Oh, banyak juga, ya. Yang sekiranya dibutuhin aja deh sama kucingnya. Saya minta tolong banget ya, tapi ini saya mau izin pergi juga, gak bisa nungguin karena harus berangkat kerja. Boleh?"

"Oke kalau gitu. Boleh kok, nanti dijemput lagi aja, ya. Soalnya kalau nginap nanti ada biaya penginapannya juga," jawab Utahime terkekeh.

"Oh siap, nanti sore saya ke sini lagi, hehe. Makasih ya, Utahime, saya tinggal dulu."

"S-sebentar, ini nama kucingnya siapa?"

Satoru menepuk jidatnya sendiri saat itu. Sepertinya Satoru baru ingat kalau Kitih masihlah kucing tanpa nama. Akhirnya dengan asal Satoru menjawab, "Kitih."

Utahime kemudian tertawa, sungguh tawa yang renyah sekali sepertinya di telinga Satoru.

"Oke. Helo Kitih," ucap Utahime sambil mengeluarkan Kitih dari kandang kecil yang semula diletakkan begitu saja di atas etalase.

Setelahnya, Utahime menggendong Kitih seraya berucap, "Dadah dulu sama Ayahnya."

Kalau Kitih bisa menerjemahkan ekspresi Satoru, rasa-rasanya dia sudah mleyot karena terkejut dengan ucapan Utahime.

Jadi, seperti itulah ceritanya mengapa Kitih dinamakan "Kitih". Gak ada alasan, karena hanya ucapan spontan. []

Helo Kitih | GojoHime (Jujutsu Kaisen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang