3

955 67 6
                                    

Halo semua jangan lupa untuk vote BYANTARA ya , terimakasi>>>

[ selamat membaca ]


Setelah mereka ribut panjang dan tidak ada ujung nya , tak lama Byan mandi di kamar Leon dan bergegas untuk pulang.

Byan menuju motor kesayangan nya lalu menggunakan helm hitam nya , diikuti dengan Nana dibelakang nya yang mengantar sampai depan rumah.

"Gue pamit ya na" ucap Byan memulai pembicaraan.

"Heem iya sono"

"Gaada sweet nya nih , cium kek , bilang hati hati sayang" cibir Byan yang mengharapkan Nana bilang begitu.

"Iya , hati-hati" ucap Nana sambil memutarkan bola mata nya dengan malas.

"Ck gaada lagi masa?" tanya Byan protes.

"Salam buat Bunda sama Cici"

"Hmm iya deh sayang". Nana yang geli mendengarnya langsung memukul kepala pria di depan nya yang sudah memakai helm.

"Ishh , sakittt tau". Byan dengan sengaja memgeluarkan suara manja nya setelah dipukul oleh Nana. Nana yang sudah muak mendengar ocehan Byan , menghiraukan nya dan langsung pergi ke dalam rumah.

Byan yang melihatnya hanya tersenyum tipis dan langsung pergi menggunakan motor kesayangan nya itu menuju rumah nya.

Byan POV :

Setelah Byan sampai di rumah nya , dia langsung parkir motor nya di depan garasi. Saat baru membuka pintu , seperti sudah ada yang menunggu kedatangan nya. Dan benar saja baru buka pintu sudah ada tangan yang menjewer telinga nya Byan.

"Aduh aduh Bunda isshh sakittt" rengek Byan.

"Emm enak ya udah ga pulang ga ngabarin". Selang beberapa detik jeweran telinga Byan semakin kencang.

"Ishh bunda sakit lepasin dulu , Byan jelasin ini" protes Byan dengan nada manja nya minta di lepaskan. "Dasar ya ni anak , dari mana?" tanya Bunda Byan sambil menatap nya curiga.

"Dari rumah Leon lah" ucap Byan dengan santai nya sambil mengusap telinga nya sudah merah akibat di jewer.

"Halah alesan ni anak" ucap Bunda pasrah. "Ciciiii!! kakak kamu nih" teriak Bunda memanggil gadis kecil dengan rambut keriting berjalan menghampiri mereka.

"BABAYY!!"

Byan yang melihat nya langsung menggendong adik kesayangan nya itu. "Babay kemana?" tanya Cici penasaran. "Abis dari rumah Kak Nana tadi ci , masih inget kan?". "Hah? Kak Nana yang mana aku lupa" jawab Cici sambil memikirkan siapa yang dimaksud kakak laki-laki nya itu.

"Yang rambut nya panjang , cantik kaya Cici , masa lupa sih" ucap Byan meyakinkan adiknya.

"Ohhh iya Cici ingett!! Kok gaperna kesini lagi si?"

"Nanti dibawa lagi deh ya kesini"

Bunda yang mendengarkan obrolan dua saudara itu hanya menggeleng kan kepalanya.

"Bun tadi dikasih salam sama Nana"

"Ihh Cici ngga bayy?"

"Iya iya Cici juga dikasih tadi"

"Tumben nih kamu ceritain Nana" goda Bunda menyenggol bahu Byan.

"Apasii Bun" protes Byan menahan malu dengan muka merahnya.

"Ciee ciee Babayy" cibir Cici pada kakak nya dan langsung lari sambil tertawa puas.

"Hushh sana anak kecil kaya ngerti aja". Cici yang mendengarnya langsung pergi sambil mendengus kesal. Bunda nya memicingkan mata seperti meminta penjelasan dari anaknya itu.

BYANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang