❝You are the beginning of my happy ending.❞
○○○○
Apa yang kita mulai tidak akan berakhir indah begitu saja. Seperti benang merah yang mengikat seseorang dengan yang lain. Dalam bayangan-bayangan membelenggu ditiap langkah penuh luka dan akan terus t...
d e d i c a t i o n ; this is dedicated for Ujungs
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
s t a t u s ; on-going
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
c h a r a c t e r s ; Son Juyeon Kim Jiyeon Kim Hyunjung Chu Sojung Lee Luda
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
p r o l o g ;
- s t k y t -
“BAYI kembar tidak diperkenankan lahir di dalam kerajaan!”
Kedua tangan itu meremas kuat seiring kakinya menarik langkah maju di tengah hujan deras malam hari. Hari di mana seharusnya kebahagian memenuhi lingkup kerajaan dan dirinya, seketika berubah menjadi situasi mencekam.
“Lagipula, bagaimana bisa seorang pangeran diakui bila dilahirkan bersamaan dengan anak perempuan?”
Percakapan bersama sang ayah, Raja dari negeri ini, berulang terus-menerus tanpa henti. Kakinya menghentak penuh amarah membuat air yang ia injak menciprat ke segala arah. Pintu yang terbuka bersama orang-orang menundukan kepala sepanjang ia melaju menyadarkan diri bahwa ia sudah kembali pada tempat sang istri.
Tatapan penuh harap dan bertanya-tanya itu begitu mengusik diri. Ia tidak bisa memberikan jawaban yang sama-sama akan menyakiti mereka. Ia ingin memberikan harap, namun berujung asa pilu membiru.
Kepala itu bergerak menggeleng, menyadari bahwa sang puan harus merelakan anaknya. Air mata kembali membasahi wajah.
“Tolong izinkan dia hidup.”
Permintaan penuh keputusasaan itu membuat tubuh terjatuh tak kuasa. Ia ingin mengabulkannya. Ia ingin mengatakan bahwa ia akan mengizinkan anak perempuannya untuk tetap hidup. Bersama mereka. Akan tetapi, “Itu tak bisa kulakukan.”
“Dia putrimu!”
“Raja telah memberikan titahnya.”
Sorot penuh amarah dari wanita yang selalu menatapnya hangat menguasai binar gelap itu. Tidak, Jiyoung-ah. Tolong jangan menatapku dengan pandangan seperti itu.
“Kita harus mengikutinya.”
“Tidak. Itu tidak boleh terjadi!”
“Bu-in*.”
“Ayah dari anakku adalah kau! Maka, jawablah permintaanku, berikan jawabanmu sendiri! Apakah kau menginginkan anakmu dibunuh karena kemalangan ini?”
- s t k y t -
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ prelude. End. seperti takdir kita yang tulis. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
