1. Aku akan melindungi mu

108 4 0
                                    

"Shoto! Aku mendapatkan bunga itu!.."

"HEY AWAS (Y/N)!!"

"Hah?!...."

".........."

"....."

"..."

".."

Aku bertatap tatapan dengannya,

Setelah mimpi buruk itu...pastinya..

Dia yang bersurai merah putih itu menatap ku kebingungan tak henti-henti. Seakan bertanya mengapa dan meminta jawaban.

"Kenapa? Apa kau mimpi buruk?" Tanya nya dengan wajah datar andalannya itu.

"Iya.." dengan wajah seperti orang hilang harapan.

"Apa kau ingin terus memainkan ponselmu itu, Shoto?" Sambil agak sedikit membentak nya dengan lembut.

"...."

"Sebentar lagi aku tidur.."

"Mengapa tidak sekarang?"Setelah itu kembali ku sambung. "Ayolah tidur bersama ku. Aku tidak bisa tidur jika tidak di dekap." Ucap ku sambil tersenyum jahil."hihi"

Dia langsung meletakan ponselnya, meletakan badannya di sebelah ku. Dia menarik tanganku dengan lembut, dan mendekapku erat erat.

"Sekarang sudah bisa tidur?" Ucapnya lembut.

Dia membenarkan posisi tidurku yang masih berantakan. Satu tangannya yang lurus itu ia taruh di bawah leherku, sedangkan satunya lagi ia taruh di pinggangku.

Tak sekali duakali ia mengubah posisi tangan yang di pinggang ku menuju ke rambut gelombangku yang berwarna (h/c) ini...

Surainya berantakan di atas bantal. Matanya itu tertutup. Tak bosan rasanya aku memandanginya setiap saat. Ingin selalu di dekapnya,'setiap saat'.

Aku kenapa ya? Tumben sekali tak bermimpi. Ya, sering sih tak bermimpi, tapi biasanya malam aku selalu bermimpi. Apa lagi sudah di dekap nya >~<

Paginya, aku bangun. Shoto sudah tidak berada di sisiku.

Tiba-tiba ia masuk ke kamar seperti maling. Membuka pintu perlahan dan tak bersuara. Surai nya tertiup angin dari pintu. Saat menatap ku tampaknya wajah nya kesal dan memutar bola matanya, seperti jengkel pada ku.

Ia mendorong pintu tanpa ragu yang mengakibat kan suara pintu tersebut sangat keras.

"Hei pelan saja!" Ujarku pelan..

"Apakah wajahku seperti orang peduli?" Dia menjawab perkataan ku. Entah lah, padahal aku tak menginginkan jawaban itu.

Dia melemparkan sesuatu ke kasur dan berkata "kau belum mencoba lip tint itu dari kemarin, cobalah setelah mandi nanti."

"Baiklah. Aku mandi sekarang saja."

"Apa kau ingin mandi tanpa minum air atau teh dulu, kalau kau sakit jangan merongrong padaku."

Aku dengan kesal mengambil teh hangat yang ternyata sudah ia siapkan di meja kamar kita. Setelah itu bergegas mandi.

"Dia menyuruhku mandi? Apa dia sendiri sudah mandi, cih!" Ucapku sambil berbisik sendiri seakan mengoceh tak suka.

"Hei, aku sudah mandi (y/n)," jawabnya seakan mendengar apa yang ku permasalahkan sedari tadi.

"Eh?!?" Dari ekor mataku aku menatapnya dengan muka kebingungan ku.

Dia hanya tersenyum jahil dan tak ada jawaban, jadi aku melanjutkan langkah ku untuk maju ke kamar mandi.

Selesai mandi aku duduk di cermin dan meminta nya untuk membantuku mengeringkan rambutku.

"Shoto, tolong bantu keringkan rambut ku boleh?"

"Hnm." Mengangguk kecil untuk menjawab diriku.

"Mau tidak? Kalau nanti malam kita pergi ke suatu tempat?" Tanyanya meminta pendapat dari diriku..

"Tentu saja, mengapa tidak?!"

"Tapi aku bingung ingin mengajakmu ke mana.." ucapnya seperti sedang gelisah.

"Kemana juga aku mau,"

"Bagaimana jika makan saja?"

"Boleh. Oiya, kita kan sudah lama tidak makan soba juga shoto.. bagaimana kalau makan soba aja?" Usulku kepada orang yang sedang mengeringkan rambutku ini.

"Ide bagus menurutku.." sambil menunjukan muka datar tapi setujunya itu.

"Ini.. rambut mu sudah kering."

"Baiklah, ini lip tint dari mu kan.... Aku akan mencoba ini"

"Uwaaaa!!" Mataku tertuju pada satu lip tint yang warnanya jauh di atas kata bagus.

"Sudah ku tebak pasti kau akan suka pada yang itu.." sambi tersenyum tipis melihat diriku

"Nanti malam pakai lip tint yang itu ya.." ucap seorang Shoto yang tengah berdiri dibelakangku.

Tetiba ia meraih salah satu tanganku, tangan dinginnya itu...

"Tidak akan kubiarkan kau disakiti orang lain," ucapnya berbisik tepat di telingaku.

Wajah ku tak merah, namun jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya

"Aku bisa merasakan degupan jantung mu, (y/n),"

"A-ah, a-a-anu"

"Tidak ada yang perlu kau sembunyikan dari ku.."

"E-eh!"

Suasana nya berubah menjadi canggung. Kini rona merah dari pipiku muncul.

TBC yaa, maaf kalo ada kata yang kurang nyambung/ gak jelas. Ini cerita pertama Elly, jadi maklum ya gaess

Still Him [Todoroki x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang