11

122 13 5
                                    

Siang ini Kinara sedang bersantai dirumahnya sediri, Jean kebetulan masih berada di kantornya. Laki laki itu sedang bekerja, sedangkan Kinara sedang asik menonton serial Tv kesukaanya sebelum telinga perempuan itu mendengar bel rumahnya berbunyi. Dengan malas Kinar bangkit dari duduknya dan membuka pintu utama. 

"Cari Jean?" Tanya Kinar ketika mata monolidnya menangkap presensi gadis mungil didepanya. Yura memutar matanya malas ketika tahu yang membuka pintu adalah Kinara. "Iya" Jawab gadis itu malas. Kinara menatap Yura tak kalah kesal "SUAMIKU tidak ada dirumah, kembalilah besok" Ucapnya dengan menekan kata Suami didepan Yura dengan sengaja. Seakan akan menegaskan pada bocah itu bahwa Jean miliknya.

"PACARKU yang menuyuruh ku kesini" Jawab Yura tak mau kalah. "Oh begitukah? Masuklah kalau begitu" Ucapnya dan Yura segera melenggang memasuki rumah. "Apa bocah sekarang memang tidak memiliki sopan santun?" heran Kinara sembari memperhatikan punggung mungil Yura memasuki rumah. 

"Maaf agak berantakan, maklum kami semalam bermain dengan hebat hingga aku belum sempat membersihkan rumah" ucap kinara dengan senyuman mengejeknya membuat Yura kesal bukan main. Gadis itu benar benar menahan amarah membuat Kinar semakin senang dibuatnya.  Aneh tapi Kinar merasa tidak suka ketika ada perempuan lain yang berdekatan dengan suaminya.

.

.

.

"Dimana sopan santun mu? Aku tamu, apa kamu tidak mau memberiku minum?" Ucap Yura kesal, pasalnya gadis itu sudah disana selama setengah jam dan Kinara tidak memberikan apapun untuknya. "Oh kamu ingin aku menganggap mu Tamu? Ah oke" Ucapnya dan segera berdiri mengambilkan segelas air untuk tamu kecilnya.

Kinara berjalan menuju dapur dan segera mengisi gelasnya menggunakan air kran. "Dasar bocah kurang ajar, tak tahu kah kamu aku nyonya rumah ini" Omelnya. "Minumlah air mentah ini, habiskan sampai tenggorokan mu gatal seminggu" Lanjutnya sembari membawa air itu untuk Yura.

"Minumlah, Aku hanya memberimu air. Bocah kecil tidak boleh minum Sirup banya banyak. Takut radang, benar?" Ucap Kinara sembari memegang tenggorokanya memberi isarat pada Yura bagai ibu yang memberi tahu anaknya. Kinar kembali duduk dan segera mengirim pesan pada Jean mengabaikan tatapan tajam Yura.

Jean

Kamu mengirim siluman
kecil ini kerumah?

Kamu serius Je?

Siapa maksutmu?

Siapa lagi kalau
bukan Yura

Ah gadis ku sudah tiba?

Pastikan kamu
memperlakukanya dengan
baik Nyonya Admadja

Tidak usah khawatir, aku
memberinya layanan bintang 5

Kupastikan dia mati disini jika
dia masih berlaku kurang
sopan pada ku

Kinara kesal bukan main ketika pesanya hanya dibaca. Tanpa perempuan itu tahu diseberang sana laki laki itu sedang tertawa rebahak bahak membaca pesan istrinya. 

.

.

.

"Bagaimana bisa dia selucu ini" Ucap Jean setelah membaca pesan yang dikirim istrinya, aneh sangat aneh, Jean merasa ada yang aneh dari dirinya. Bagaimana bisa dia dengan sengaja mengirim Yura main kerumahnya padalah dia tidak ada dirumah hanya untuk melihat reaksi Istrinya. 

"Sial, Aku sangat ingin cepat pulang dan menghabisi Kinara"Ucap Jean kembali memperhatikan pekerjaanya. Tapi sayang otaknya dengan cepat berfantasi membuat dia segera menyambar kunci mobil miliknya dan pulang, Persetan dengan pekerjaanya itu semua masih bisa menunggu. 

.

.

.

Segera setelah Jean sampai dirumahnya, Laki laki itu dengan cepat masuk kedalam rumah. Dilihatnya hanya ada Kinar didepan televisi. Jean segera menghampiri Istrinya dan menarik Kinara untuk berdiri, membuat perempuan itu kaget. 

"Kamu sud" Belum sempat Kinar menyelesaikan ucapnya bibir Jean dengan cepat meraup bibir Kinar membuat Kinara kaget. Tangan Jean segera menahan tengkuk Kinara dan memperdalam ciumanya, bahkan ciuman laki laki itu menjelaskan keinginya sekarang. Kinara kuwalahan buka main, perempuan itu segera memukul mukul dada Jean meminta udara. Dengan berat Jean melepaskanya. Kinara dengan segera menarik napas dengan cepat. "Kamu sudah gila? Kamu ingin membunuh ku?" Tanyanya membuat Jean tertawa dan kembali mengecup bibir Kinara. 

Tanpa Jean dan Kinar sadar, Yura melihat bagaimana Jean mencium Kinara. Mata gadis itu memerah, air matanya meluncur begitu saja, Kakinya perlahan mendekati mereka. "Je" Ucap gadis itu lirih. Jean segera menoleh menemukan gadisnya sedang menangis, tapi anehnya dirinya tidak merasa bersalah, dia tahu dengan pasti Yura melihatnya mencium Kinar, tapi dia tidak peduli.

"Oh kamu masih disini? Aku kira kamu sudah pulang" Ucapnya dengan senyum membuat Yura marah bukan main. "UNTUK APA KAMU MEMINTA KU KESINI, JIKA KAMU MENGIRA AKU SUDAH PULANG? KAMU HANYA INGIN MEMPERLIHATKAN BAGAIMANA KAMU BERCIUMAN DENGAN PEREMPUAN LAIN" Teriaknya.

"OKe, Maafkan aku, ayo aku antar pulang"Ucap Jean dengan tangnya yang menarik lembut lengan Yura, Gadis itu segera melepaskan tangan Jean dengan kasar. "TIDAK PERLU, AKU BISA PULANG SENDIRI. URUS SAJA MILIKMU" Ucapnya dan segera pergi dari rumah.

"Kamu tak ingin mengejarnya?" Tanya Kinar pada Jean, Jean segera menolehkan kepalanya menatap Kinara. "Dia bilang untuk mengurus milikku dulu" Ucapnya menatap Kinar penuh nafsu. "Oh ayolah. Tadi pagi aku sudah melayani mu" Ucap Kinar kesal bukan main. 

"Yura bahkan tahu aku lebih ingin kamu Kin" Ucapnya dan segera mendorong Kinara pada sofa ruang tamu.

Perfect Fam(ILY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang