malaikat 3

524 71 4
                                    

Aku sedikit tidak enak badan hari ini. Badanku tak sanggup untuk beranjak dari kasur.

"Junie!! Bolehkah aku minta tolong sesuatu?"

Aku memanggil Yeonjun dari kamar. Ya sedikit lama tapi dia tetap datang.

"Ya? Mau minta tolong apa Soobinie?? Junie sedang bertarung melawan kuda hitam, jadi cepat ya!"

"Junie bisa ambilkan hp Soobinie di meja ujung sana? Soobinie mau menelpon teman untuk mengatarkan ke rumah sakit."

"Baiklah!"

Yeonjun pun bergegas untuk melaksanakan perintahku. Hp sudah sampai di tanganku. Aku merasakan mata Junie bergerak gusar. Seperti ada yang menganggunya.

"Junie? Kenapa?"

"Soobinie.. ugh... Soobinie kenapa??" Tanyanya sambil terus melihat bingung. Tubuhnya mulai bergetar.

"Soobinie tidak akan menjadi malaikat, kan? Soobinie jawab Junie...hiks!"

Aku gelagapan. Berusaha membangunkan badanku dan berusaha memeluk menenangkan Yeonjun di depanku. Sedikit susah mengingat badanku sangat lemas.

Hingga beberapa usaha, aku berhasil merengkuh badan orang didepanku. Dia adalah harta berhargaku. Mana mungkin aku meninggalkannya.

Saat dirasa sudah tenang, aku menyuruh Yeonjun untuk tidur di sampingku. Aku pun menelpon Beomgyu dan menyuruhnya mengajak Taehyun untuk menjaga Yeonjun yang tertidur, sedangkan aku akan diantar Beomgyu periksa.

Saat dimana Beomgyu datang, aku langsung bergegas menuju rumah sakit. Aku sudah berpesan kepada Taehyun.

"Kalau Yeonjun bangun, bilang saja aku pergi ke toko kue untuk membeli macaron, oke? Jangan sampai dia tahu kalau aku pergi ke rumah sakit. Dia bisa bertingkah diluar kendali nanti. Aku tidak mau kau kesusahan menjaga Yeonjun selagi aku pergi. Terimakasih Taehyun, aku pergi dulu. "

Bibir cantik milik Taehyun tersenyum. Melambai ke suaminya dan Soobin. Taehyun sudah terbiasa untuk menjaga Yeonjun selagi Soobin tidak bisa atau sedang bekerja. Jadi Taehyun sudah bisa mengenal baik bagaimana Yeonjun.

•••


Aku sampai di rumah sakit. Beomgyu di samping menemaniku. Dokter memeriksa keadaanku dari tadi.

Dan kenyataan bahwa aku mengidap penyakit mematikan yang sudah akut membuatku dan Beomgyu terkejut. Bagaimana dengan Junie nanti?

Aku pulang dengan keadaan sedih. Tak lupa aku juga membeli macaron untuk Junie. Tentu saja meminta tolong Beomgyu untuk turun dan membelinya. Karena tidak mungkin orang yang mukanya pucat dan badan lemas sepertiku masuk ke dalam toko dan membeli macaron. Bisa-bisa semua orang akan memperhatikanku.

Saat sampai, aku disambut dengan pelukan Yeonjun. Dia tampak sumringah karena aku pulang membawa makanan kesukaannya.

"Halo Junie~ bagaimana di rumah? Nyaman dengan Hyun?"

"Eung! Seperti biasanya Soobinie! Dia sangat baik kepadaku. Dan itu... Untuk siapa?"

Telunjuknya menunjuk ke arah box yang ku bawa. Dia bertindak seolah tidak tahu jika itu untuknya. Tersenyum kecil dan berharap jika itu memang benar untuknya.

Aku berencana untuk mengerjainya sedikit.

"Heyy ini untuk Hyun karena dia sudah menjagamu. Apakah boleh ku berikan macaron ini untuk Hyun sebagai hadiah??"

Yeonjun nampak terkejut karena ini bukan untuknya. Tapi dia pintar sekali berusaha agar macaron untuk menjadi miliknya.

"T-tapi Junie juga harus dapat penghargaan! Iya kan Hyun?? Junie tadi menguncir rambut Hyun! Tanya saja pada Hyun!"

Tangannya menunjuk ke arah Taehyun yang sedang berdiri di belakangnya. Semua orang tertawa mendengarnya. Tak menyangkan jika Yeonjun akan berusaha sebegitu kerasnya agar makanan kesukaannya jatuh ke perutnya.

"Baiklah. Karena Junie sudah mau nenguncirku, maka aku akan membebaskan macaron itu dan memberikannya pada Junie. Bagaimana? Mau?"

Yeonjun mengangguk keras.

"Mau! Mau!"

Tangannya pun terulur untuk mengambil box macaron dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Air mataku mengalir lagi. Mengingat penyakitku.

Taehyun yang baru diberitahu Beomgyu sontak mengelus pundakku dan berusaha menguatkanku.

"Demi Junie, berjuanglah kak. Jangan menyerah!"

Itu kalimat yang pria manis itu katakan. Hingga akhirnya mereka harus pergi pulang karena anak menunggu di rumah.

Membicarakan anak, dahulu aku dan Yeonjun mempunyai impian memiliki anak laki-laki dan perempuan. Tapi mungkin sekarang... Aku harus mengubur impian itu dalam-dalam karena kondisi Yeonjun yang tak memungkinkan.

•••

Aku mulai menyiapkan segalanya untuk Yeonjun. Di tengah kondisiku yang tidak baik-baik saja, aku berusaha maksimal agar saat aku menjadi malaikat nanti, Yeonjun tetap aman di rumah.

Aku mulai mengganti perabotan kaca dengan plastik dan aluminium. Aku juga memotong ujung meja agar tidak terlalu tajam untuk Yeonjun. Aku mempersiapkan semuanya.

"Soobinie? Kenapa mengganti semuanya? Apakah kita akan kedatangan tamu??"

"Tidak Junie, hanya beberes sedikit."

Aku merangkul badan Yeonjun. Badan ini sangat rapuh, bagaimana jika aku tinggal nantinya? Aku sudah berjanji tidak akan meninggalkannya, bagaimana jika aku menjadi malaikat tanpa seizinnya?

ANGEL [soobjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang