malaikat 4

608 73 8
                                    

Hari ini kami berencana piknik. Aku tidak semakin membaik dan tidak semakin memburuk. Aku berusaha untuk membahagiakan Yeonjun. Menyayanginya adalah rutinitasku.

"Soobinie! Apakah kita akan bertemu jerapah?! N-nanti Junie mau menjadi pesawat agar bisa memegang kepala jerapah!"

"Tidak usah menjadi pesawat, lagian kita tidak akan menemui jerapah kali ini."

"Lalu kita pergi kemana?"

"Ke taman, menikmati senja sambil makan di bawah pohon. Bukankah itu seru? Itu kegiatan favorit Junie seingatku, jika aku tidak salah."

"Iya! Iya! Itu adalah kegiatan favorit Junie! Apakah Soobinie sudah memasukkan pisang?!"

Yeonjunku berujar sangat semangat. Aku pun mengangguk untuk menjawab pertanyaannya. Semoga hari ini lancar, harapanku.

•••

Yeonjun bernyanyi riang sekali. Sesekali aku ikut bernyanyi. Tangannya sedari tadi menggenggam telunjukku. Saat berjalan pun dia sedikit berlari agar cepat sampai. Kami pergi dengan perasaan senang.

"Soobinie! Cepat!! Kamu seperti snail!"

"Iya iya... Aku akan berlari mengejarmu kucing kecil! Bersiaplah!"

Yeonjun berlari sebelum aku mulai berlari. Tawanya tak lepas dari wajah indahnya. Kami berlarian sepanjang jalan. Meskipun aku hanya berlari kecil karena kondisi tubuhku.

"Junie!! Tunggu aku!! Pelankan larimu!! Heyyy!!!"

Yeonjun gak menggubris panggilanku. Hingga dari kejauhan, aku melihat dia terduduk dia sebuah lokasi taman. Tenang, ini bukan cerita lain yang dimana Yeonjun akan celaka hanya karena tak menggubris Panggilan orang.

Aku pun segera menyusulnya. Ternyata dia sudah menemukan spot piknik. Dengan segera aku menggelar tikar dan menata semua yang sudah disiapkan di rumah. Sedikit cerita, semenjak Yeonjun tidak seperti dulu, aku berusaha untuk mandiri seperti memasak, menyapu dan lainnya. Jadi jangan tanya siapa yang menyiapkan menu piknik.

Saat semuanya siap, Yeonjun bertepuk tangan. Gigi kelincinya muncul. Dia tertawa kegirangan sambil terengah-engah karena habis berlari.

"Lelah??"

"Iya! Junie lelah! Bisa minta air??"

"Tentu,"

Aku pun mengambil botol air dan memberikan itu pada Yeonjun. Anak itu meminum air dengan rakus hingga beberapa jatuh dari mulutnya.

"Pelan-pelan Junie..."

Aku nengusap bajunya yang basah dengan tisu. Pun begitu dengan mulutnya yang basah serta keringat yang tersisa.

Kami menikmati sore itu dengan piknik yang bahagia. Perasaan senang tak bisa ku sembunyikan. Air mataku mengalir lagi.

Yeonjun menyadari itu dan mengusapnya. Dia seperti bingung ingin bagaimana hingga dia pun ikut menangis.

"Soobinie jangan menangis... Nanti raksasa mata besar datang..." Katanya sambil terus menangis. Aku tersenyum disela tangisanku. Kami mengakhiri piknik dengan senda gurau sepanjang perjalanan. Nafasku tiba-tiba sedikit sesak. Aku membungkuk agar nafasku kembali normal.

Yeonjun nampak kebingungan. Dia berusaha tenang namun tidak bisa. Gerak tubuhnya menandakan bahwa dia sangat khawatir luar biasa.

ANGEL [soobjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang