“Hitam pekat kopi di hadapanku, tetapi tidak sepekat rasa pahit yang kau berikan padaku."
Terdengar suara langkah kaki yang menggema di seluruh lorong yang tidak terlalu ramai itu.Aku berlari tergesa-gesa bak seekor rusa yang ingin diterkam oleh sang raja hutan, mengabaikan tatapan mata yang mungkin menganggapku aneh.
Saat beberapa menit lalu Jisu menelponku dengan suara parau bahwa dia sedang tak enak badan,aku mencoba menenangkannya dan meninggalkan fakta bahwa saat ini aku juga sedang dalam keadaan kurang sehat.
Saat sampai didepan,kubuka pintu apartemen itu dengan kasar sehingga muncul suara dentuman kecil yang dihasilkan oleh gagang pintu yang tertabrak dengan dinding.
Mungkin pintu itu tidak mengatakan sakit, begitupun dindingnya.Namun ada hati yang tersakiti ketika aku melihat kau dan seorang pria yang sedang berciuman? entahlah aku tidak terlalu memperhatikannya karena saat itu aku langsung berlari keluar dari apartemenmu.
Sial sekali Choi Jisu, mengapa rasanya sesakit ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
kopi hitam
Random[END] Hidup ini ibaratkan seperti kopi.kadang, kita akan mendapatkan rasa pahit, terkadang kita juga mendapatkan rasa manis.