09

902 104 26
                                    

"Hore!"

"Kita semua keluar!"

"Kita harus menangkap salah satunya dan mendengarkan mereka"

"Baik"

"Mereka tidak mungkin sudah jauh, jadi, berpencar dan cari"

"Bukankah mereka akan kabur?"

"Entah apa yang mereka pikirkan, tapi mereka tidak alana meninggalkannya. Mereka tidak tampak seperti teman sekolah biasa, tapi aku tidak tahu apa kisah mereka"

"Benar sekali"

"Benar"

"Mari kita berpisah. Pintunya tidak terkunci dan tidak ada masalah"

"Dengar, pak. Sulit dipercaya. Betapa bodohnya kamu. Kita harus mencari tahu apa yang terjadi di luar"

"Aku tidak tertarik"

"Begitukah? Kalau begitu kamu harus pergi, kamu akan sedih jika ibumu tidak ada di panti jompo"

"...maksudku.."

"Tunggu"

"Hei. Apa maksudmu?"

"Aku meminta anak buah ku di luar untuk menjaga ibumu"

"Jangan berani menyentuhnya dasar psikopat gila"

"Itu sebabnya kita harus saling membantu. Ayolah, sial. Berhentilah bersikap menakutkan"

"Kenapa kamu memelototiku?"

"Setelah aku mendapatkan anak-anak, kita tidak akan bertemu lagi"

"Tentu. Aku tidak peduli dengan anak-anak. Jadi, bunuh mereka semua"

"Bawa para gadis saja"

"Tentu"

"Siapa namanya tadi? Benar, Bora. Pastikan dia tidak disakiti. Dia orang yang harus ku besarkan"

"...sudah lama dan aku bersemangat. Shibal"

"Namun, yang berkacamata lebih cocok denganku"

"Kulihat kamu suka yang berkacamata, silahkan. Kamu bisa ambil yang itu jika mau"

"Dia terlalu penurut, membosankan"

"Baiklah"

"Berdirilah, ya" tahanan itu menarikku untuk berdiri.

"Hei, teruslah berjalan"

Tahanan satu ini entah akan membawaku pergi kemana, aku hanya ingin.. aku ingin pergi dari sini saja.

Dan pastinya aku akan meminta maaf kepada yang lainnya, aku sudah menyusahkan mereka dua kali.

"Berhenti"

Tepat berhenti didepan klinik. Lalu dia tetap menyuruhku untuk berjalan dan masuk ke dalam klinik.

Apa yang akan dia lakukan lagi kali ini..

Lalu dia mendorong ku ke kasur untuk merawat pasien sakit dan dia mulai mendekat.

"Bukankah kita harus menyelesaikan yang kita mulai tadi? Bagaimana kalau kita bertukar pakaian? Apa kamu akan mati jika memberiku respons yang lebih ceria?"

Tiba-tiba dia menarik kakiku.

"Dasar sapi kecil" dengan cepat aku memukul kepalanya dengan tas berwarna merah yang ada disamping ku.

"Shibal. Dasar sapi kecil jelek"

Saat dia hendak menyerangku, aku langsung mendorong ranjang itu mengenai dirinya dan aku segera kabur.

𝐃𝐮𝐭𝐲 𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 𝐱 𝐎𝐂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang