Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Sesaat setelah Ila dan Han masuk ke dalam kafe, hujan turun dengan deras. Sudah masuk bulan Oktober lagi; sudah musim hujan lagi.
Waktu seperti memburu banyak hal yang entah. Perasaan baru kemarin Januari, sekarang sudah hampir di penghujung tahun lagi. Manusia yang hanya tahu pergi pagi, pulang petang, memang merasa waktu sedang berlari mengikuti ekspektasi-ekspektasinya.
Bukan tentang orang kantoran saja, mahasiswa yang sebagian hidupnya dihabiskan dengan organisasi juga termasuk. Maka dari itu, rasannya Kanila sedang kejar-kejaran dengan ekspektasinya sendiri.
"Kamu tuh padahal introvert, ya, La? Tapi, kok bisa ikut organisasi?"
"Emang orang introvert nggak boleh aktif di kampus? Lagi pula, kamu nggak ngaca Han? Kamu juga introvert, tapi kok bisa dapet kerjaan yang berinteraksi sama banyak orang terus?"
"Iya, juga, ya? Kok kita bisa, ya?"
"Apa kita ada sisi ekstrovert-nya juga kali, ya?"
"Atau, kita ambivert?"
"Ambivert apa?"
"Gabungan dari introvert sama ekstrovert."
"Emang iya?"
"Menurut artikel yang aku baca, sih, gitu."
Mereka kadang bisa menghabiskan waktu berjam-jam, dan tenggelam dalam obrolannya. Topik obrolan yang nggak penting sekalipun, kadang mereka kupas sampai tuntas.
"Hari Senin tuh warna orange, nggak, sih?"
"Biru, deh, menurut aku."
"Ih, Han, biru tuh buat Jum'at."
"Jum'at putih, La."
"Kenapa?"
"Ya, karena, hari jum'at tuh bawaannya positive vibes aja gitu."
"Iya, sih, aku juga setuju."
"Setuju apa?"
"Setuju kalau jum'at itu warna putih."
Ya, kadang kita cuma perlu yang se-frekuensi. Nyambung dan menanggapi apa yang kita bicarakan, sekalipun orang lain menganggapnya aneh.
Selain sama-sama introvert, dan suka ngobrol hal-hal random, mereka juga sama-sama suka makan. Mereka berdua adalah definisi pasangan yang nggak bisa melewatkan kencan tanpa makan. Apalagi Fathan. Terlebih dia adalah tipe orang yang senang sekali mencoba atau mencicipi hal baru, termasuk dengan mendatangi kafe yang baru buka seperti sekarang ini.
"Kamu tau, nggak, di depan toko buku lama itu ada kafe baru?"
"Emang iya?"
"Iya, baru buka banget 2 hari yang lalu."
"Kamu emang selalu lebih update daripada aku."
Han tertawa kecil. "Mau ke sana?"
Tentu jawabannya iya. Dan inilah yang dimaksud oleh Han tadi; sesuai rencana.
"La, bengong mulu, deh, dari tadi. Mau pesen apa?"
"Kita udah pacaran 2 tahun, masa kamu masih nanya makanan yang biasa aku pesen di sini apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Neophyte
Teen FictionPernah merasa jatuh cinta pada seseorang sejatuh-jatuhnya? Ketika banyak perasaan menyenangkan yang nggak cukup dideskripsikan kata, yang penting selalu ada dia saja, itu sudah cukup menerjemahkan segalanya. Pernah merasa jatuh cinta pada seseorang...