1

93.9K 276 2
                                    

Nara terpaksa berjalan menyusuri jalanan yang sedikit gelap dan sepi dengan tergesa gesa. Ia melangkah dengan cepat karena ia merasa bahwa ada seseorang yang mengikutinya.

Karena perasaannya mulai gak enak, nara akhirnya sedikit berlari menuju sebuah gang kecil. Namun ditengah gang itu, nara merasakan bahwa tangannya ditarik oleh seseorang yang entah siapa itu. Wajah seseorang yang menariknya tidak terlihat akibat di gang itu gelap.

Tubuh nara didorong ke dinding tembok gang itu,lalu ia merasa bahwa bibirnya sudah dikulum oleh seseorang itu sedikit bernafsu.

Nara berusaha untuk mendorong tubuh seseorang itu namun tenaganya kalah dengan orang yang mengulum bibirnya ini.

Kuluman pada bibir nara berpindah ke lehernya dan diberi tanda merah.

"Lo... Siapa sebenarnya?" Tanya nara ditengah ketidakberdayaannya itu.

"Lo gak perlu tau siapa gue,yang jelas gue selama ini ngikutin lo dan selalu memperhatikan lo" jawab seseorang itu sambil tetap mencumbu leher dan bibir nara.

"Ahhhh.... Jadi lo penguntit?!" Tanya nara ditengah desahannya.

"Hahaha" tawa orang itu.

"Brengsek... Gue gak akan biarin penguntit kayak lo nyentuh gue lebih dari ini" kata nara sambil berusaha mendorong kembali tubuh orang itu.

"Lo telat nara... Gue bakal nyentuh lo lebih dari ini". Kata orang itu kembali sambil menaikkan kaos putih yang dikenakan nara malam itu.

Memang saat pulang kerja tadi,nara memakai baju kaos putih sedikit ketat karena pikirnya setelah sampai di kosnya,nara akan segera bersihkan badan dan langsung tidur. Namun itu semua tidak terjadi karena penguntit sialan ini.

"Badan lo emang bagus banget nara,gue suka" kata orang itu sambil melihat tubuh nara yang bagian atasnya sudah terbuka.

Tubuh nara memang ideal. Memiliki perut rata,payudara yang besar dan padat yang diyakini semua para lelaki jika melihatnya akan segera menyerangnya habis habisan.

"Brengsek!! Gue gak akan biarin itu terjadi." Ucap nara sambil menurunkan kembali kaos putihnya dan berusaha untuk lari dari tempat itu.

Baru berlari dua langkah,tangan nara kembali ditarik dan kini tubuhnya makin didorong hingga membentur tembok membuat nara semakin tidak bisa berkutik.

Pria itu langsung mengulum payudara besar nara yang sejak tadi sangat menggodanya.

"Aahhh.... Ahhh...." Desahan nara terdengar disepanjang gang itu.

Nara tak mengerti kenapa hari ini gang yang sering nara lewati ini tidak ada yang lewat satu orangpun padahal nara berharap ada orang yang mengusik aktifitas jahanam ini dan ia bisa terbebas dan berlari.

Setelah puas mengulum payudara nara, pria itu segera menutup tubuh nara dan menggendongnya ala bridal style dan mengajak nara ke sebuah ruangan sempit dan gelap sekitaran gang itu.

Diruangan itu,nara ditelanjangi. Kaos yang dikenakannya dibuka dengan paksa, bra yang menutup payudaranya itu dibuka,dan celana jeans panjangnya juga telah dibuka. Kini nara tanpa benang sehelaipun ditubuhnya.

Melihat tubuh nara yang sudah telanjang bulat itu,pria itu juga segera membuka seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat juga.

Sebelum ke permainan sesungguhnya,pria itu mengikat tangan nara menggunakan tali yang sejak sebelum kedatangannya keruangan itu sudah tergeletak.

Tangan nara diangkat ke atas dan diikat di sebuah tiang besi. Posisi nara saat ini adalah tidur telentang dengan tangan yang terikat ke atas.

Setelah tangan nara dipastikan tidak akan terlepas dari tali itu, pria itu langsung beraksi.

Dimulai dengan paha nara yang dibuka lebar dengan klitoris merah muda yang menonjol dibalik vagina nara itu.

Pria itu langsung menghisap klitoris nara yang menggoda itu.

"Aahhhh..... Jaa..nganhhh... Disituhhhh..."
"Toloonggghhh... Ber...hentih.... Euhhh"..
Desahan nara terdengar begitu keras diruangan yang kedap suara itu.

"Clap... Clap.... Suara decapan bibir pria itu divagina nara.

"Gue... Mo..honnhh... Stopphhh... Pleas..eehhh".

Suara nara tidak digubris oleh pria itu. Dan pria itu tetap menghisap klitoris nara hingga cairan pertamanya keluar.

"Emhh... Manishhh..." Suara pria itu.

Tidak hanya menghisap klitoris nara, pria itu juga memasukan satu jarinya ke lubang vagina nara yang sempit itu.

"Wow... Ternyata lo masih perawan juga,beruntung banget gue" kata pria itu sambil cengengesan.

"Please... Berhenti gue mohon.. Hiks" kata nara memohon sambil sedikit menangis.

"Lo kira setelah lama gue nunggu,sekarang lo minta gue lepas? Gak semudah itu nara" Jawab pria itu.
Setelah mengatakan itu, pria itu berusaha memasukan penisnya ke dalam lubang vagina nara sambil tangan kirinya meremas payudara nara kembali.

"Aakkhhhh.... Sa...kit... Hiks... To...long berhentii..."
Isakan nara terdengar kesakitan.

Dirasa sudah setengah bagian penisnya masuk,pria itu terus mendorong hingga semua bagian penisnya tidak terlihat lagi. Darah perawan narapun pecah dan kini nara hanya pasrah. Kesucian yang selama ia jaga untuk suaminya kelak kini sudah hancur karena pria yang entah siapa ini.

Setelah merasa pas, pria itu memaju mundurkan tubuhnya dan terus menggenjot nara secara pelan pelan hingga beringas.

Tidak lupa juga tangan kirinya meremas payudara nara yang ikut bergoyang.

Awalnya nara merasa kesakitan namun lambat laun permainan pria itu terasa nikmat.

"Aahhhh.... Ahhhh... Terusss... Ayo terusss..." Desah suara nara.

"Aahhhh... Lo masih sempit banget" kata pria itu.

"Terusss.... Pleasee... Terusshhh..." Desah nara kembali.

Pria itu kembali mendorong yang kini sedikit beringas. Hingga mereka mengeluarkan cairan cairan kenikmatan itu.

"Aahhh... Sedikit lagi... Tahan dulu..."

"Aahhh.... Ahhhhh..... "Ahhhh" desah keduanya ketika cairan mereka telah keluar.

Mereka melakukan hubungan suami istri itu berkali kali dan mengeluarkan cairan kenikmatan itu bersama sama dan berkali kali hingga lemas.

Pria itu niatnya ingin menyerang nara hanya sekali,namun karena tubuh nara yang indah membuat pria itu tidak bisa berhenti semenitpun. Tubuh nara sudah menjadi candu baginya.

Setelah mereka melakukan hubungan intim berkali kali,pria itu belum bisa puas.

Kini pria itu membebaskan tangan nara yang terikat.

Nara kira dengan bebasnya tangannya adalah akhir dari permainan ini. Namun tidak, pria itu malah mengajak nara untuk duduk dipangkuan pria itu dengan posisi kaki sedikit mengangkang.

Pria itu sudah duduk manis di kursi dengan penis yang sudah sedikit tegang,dan nara duduk mengangkang dengan posisi lubang vaginanya sudah bertemu dengan penis pria itu.

Pria itu ingin nara yang memulai permainannya kali ini dan nara menolaknya.

Tapi pria itu mengancam,jika nara tidak ingin memimpin permainan ini pria itu akan menghamili nara dan tidak akan membebaskannya.

Takut dengan ancaman itu,akhirnya nara menuruti perkataan pria itu.

Nara mulai menaik turunkan tubuhnya dengan pelan namun nikmat.

Pria yang hanya duduk sambil menikmati permainan nara itu kini ikut melumat puting nara yang mulai tegang.

Permainan ini mereka lakukan lagi hingga cairan itu kembali keluar dan tubuh mereka merasa lemas.

Haii.... Ini cerita pertamaku, mohon maaf jika ada kalimat kalimat yang masih kurang dan adanya ketidak nyambungan dalam cerita. Karena aku sendiri baru belajar nulis cerita beginian hehe...

Terimakasih sudah mau membaca ya :))

SHORT STORY  ( JUST ONE SHOOT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang