Siete

179 10 1
                                    

Yeji tersenyum lembut pada ayahnya, mengecup kening ayahnya lama sebelum akhirnya dia membungkuk hormat pada beliau

"Ayah ... terimakasih sudah melindungiku sedari aku kecil hingga sekarang, ayah terimakasih juga sudah mengajarkan banyak hal ..." Yeji menatap kertas putih ditangganya dengan mata yang berapi api

"Aku ... aku akan membalaskannya ayah! Aku akan membuatnya tunduk dibawah kaki ku! Ayah lihat saja!!" Yeji berlalu dari sana setelah berujar demikian, tujuan awalnya ada menemukan orang itu sekarang

Yeji berjalan menuju mobilnya yang sudah terparkir sempurna di depan rumah

"Hwang ... Hyunjin ..." ujar Yeji sembari meremat stir mobil kencang

Mobil melaju cukup kencang di pagi buta ini, langit yang gelap seakan mendukung rasa sedih Yeji

.

Yeji tiba disebuah mansion mewah setelah berkendara hampir 2 jam lamanya, mansion itu berada dipedesaan yang lumayan jauh dari pusat kota, Yeji rela kesini karna dia harus bertemu si pemilik bangunan mewah itu

"Panggilkan tuan muda kalian" nada tegas dengan penuh amarah itu membuat para pelayan yang berjaga merasa takut

Yeji berjalan masuk menerobos keamanan mansion itu, dia tidak peduli lagi tentang tatak ramah ataupun sopan santun sekarang, dia dengan angkuh berdiri menantang diujung tangga bawah pada sosok Hwang Hyunjin yang berada diujung atas tangga

"Wah wah ... ada apa si cantik repot repot datang kemari ..?" Hyunjin turun perlahan kebawah menghampiri Yeji, tapi gadis itu tidak ramah sama sekali padanya

Karna tiba tiba saja Yeji menodongkan pistol kearah kening Hyunjin saat jarak mereka berdua begitu dekat, sementara Hyunjin sudah bersmrik tipis

"Menyerah atau aku tembak kepalamu ..." Hyunjin memegang ujung pistol yang masih setia dikeningnya, lalu menggarahkan pistol itu bagian dadanya

"Tembaknya disini saja biar aku bisa jatuh cinta padamu" Yeji memicingkan matanya kesal, bersiap ingin menarik pelatuk pistol itu, tapi dengan gerakan cepat Hyunjin menggarahkan pistol yang Yeji gunakan kearah langit langit rumahnya

"Apa yang ...!?" Yeji menatap Hyunjin kesal, tangganya yang satu lagi hampir saja berhasil untuk menyerang tapi keburu Hyunjin tanggap

"Ada apa si cantik? Marah marah terus ..." Yeji dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan kedua tangganya dari genggaman Hyunjin yang begitu kencang

"Lepasin!!! Kau ..." Hyunjin menaikkan sebelah alisnya bingung

"Kenapa? Aku kenapa?" Yeji tidak menjawab, dia masih fokus untuk berontak, Hyunjin yang jengkah akhirnya melepaskan cengkramannya

Yeji yang melihat kesempatan segera menjauhkan diri sembari menodongkan kembali pistol kearah Hyunjin lagi

"Kau ... harus mati ditangganku!" Hyunjin tersenyum

"Aku siap mati jika itu berasal dari tangganmu ..." Hyunjin mengangkat kedua tangganya keatas sembari menatap Yeji

"Kenapa?" Tiba tiba saja Yeji berujar ditengah suasana hening antara mereka

"Kenapa kamu tidak melawan?" Hyunjin terkekeh kecil lalu matanya bergulir melihat kearah Yeji

"Karna aku tidak boleh menyakiti seorang gadis cantik dan baik yang bernama Hwang Yeji" entah kenapa hati Yeji bergetar, dia ingin menarik pelatuk pistol ditangganya tapi dia tidak bisa ... karna dia tidak tega sekarang ...

"Aku akan ceritakan semua jika kamu bersedia mendengarkannya" ucap Hyunjin, pemuda itu menyerahkan dua amplop putih pada Yeji, yang tentu membuat Yeji bingung bukan main

----------

Hyunjin memberikan sebuah kotak kayu berukuran sedang dan sebuah buku kuno di meja tepat berhadapan dengan Yeji

"Tuan Hwang menitipkan ini padaku, beliau minta saat nanti kamu datang ke padaku aku harus memberikan ini padamu ..." Hyunjin berujar pada Yeji yang tampak terdiam mendengarnya

"Mungkin kamu pikir bahwa aku berbohong padamu, tapi aku akan menggatakan yang sebenarnya bahwa kekasihmu Sam adalah kakak kembarmu"  Yeji menatap Hyunjin tidak percaya

"Kalian punya hubungan keluarga yang tak baik, setidaknya itu yang ibuku katakan, maka ayahmu memberikan Sam pada keluargaku, aku tinggal dengannya 7 tahun sebelum dia pergi ke paris dan dengan beruntung kamu menemukan Sam disana, setidaknya dia akan menjagamu ..." Yeji jadi merasa entah kenapa sedih ... Yeji menunduk melihat kearah kotak kayu berukuran sedang yang berada dihadapannya

"Bukalah, aku akan buatkan minum sebentar" Hyunjin pergi dari sana meninggalkan Yeji sendirian

Tangganya terulur untuk membuka kotak itu, yang pertama dia lihat adalah sebuah foto masa kecilnya dengan seseorang yang entah itu Sam atau Hyunjin, ketika tangganya membalik lembaran foto itu terpampang tulisan tanggan sang ibu

Yeji & Sam, 25 desember 20XX

Foto itu diambil saat malam natal, senyum manis khas dirinya dan juga senyum bahagia khas Sam membuat foto itu memiliki memorie yang amat berarti

Yeji menggambil foto lainnya, didalam kotak itu terdapat beberapa lembar foto foto dirinya dan Hyunjin, selain foto foto ada sebuah surat yang tampaknya sudah lama di simpan disana,

Putri ku yang cantik Hwang Yeji dan putra ku yang tampan Hwang Sam

Yeji menangis, menitihkan air matanya tanpa sadar, Yeji tidak percaya akan hal ini ...

"Oh kamu sudah sampai akhir?" Hyunjin datang dengan sebuah nampan, menyajikan dua cangkir minuman di hadapan sang gadis cantik

"Wajahnya persis sepertimu ..." Hyunjin tersenyum kecil melihat foto foto yang berserakan di meja

"Apa maksud semua ini?" Hyunjin tersenyum kecil, dia menarik nafas panjang bersiap untuk bercerita tentang semuanya













----------------------------------

Sure! {Yeji X Hyunjin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang