Part 6 : We Have To [End]

1.6K 123 4
                                    

Makasih banget yang udah read dan vomment BLS ini, sorry juga kalau ff ini ga sesuai harapan kalian, kalau update nya lama juga maaf banget.

Oh iya, jangan lupa masukin Reading List ya hehe biar bisa tau setiap update dari ff ini..

Okay here we go, next chappyy.

We Have To.

"Uhmm iya, ituu.." Ucap ku gelagapan

'Cause everything start from something, something would be nothing, nothing if your heart didnt dream with me'

Alana's View

'Cause everything start from something, something would be nothing, nothing if your heart didnt dream with me'

Ah sial, iphone ku bunyi dan bergetar, "Mom" Gumamku..

"Just, tahan dulu penjelasanmu aku harus mengangkat telephone dari Mom." Ucapku

"Baiklah"

On the phone with mom.

"Halo mom, ada apa?" Tanyaku langsung.

"Kau dimana? Cepatlah pulang, ada yang harus kau dan aku beserta dad bicarakan."

"Apa itu penting, aku sedang bersama Justin mom." Jawabku jujur

"Mom tidak suka anak yang suka membantah, ayo cepat pulang!" Suruh Mom

"Ah iyaiya aku segera pulang, bye." Ucapku langsung menutup sambungannya.

End.

"Justin bisakah kita menunda ini dulu? Tiba-tiba aku disuruh pulang oleh Mom, tak apa kan?" Tanyaku

"Ya, tidak apa-apa, kau pulang dengan siapa? Biar ku antar ayo!" Tawarnya

"Baiklah"

Selama di mobilnya tidak ada yang mulai pembicaraan, aku rasa Justin butuh waktu sendiri untuk menenangkan dirinya, ya walaupun aku tidak tahu masalah apa yang sedang dihadapinya..

"Alana, kita sampai." Katanya menyadarkanku dari lamunanku.

"Terimakasih Justin, hati-hati!" Dia tersenyum kepadaku

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

"Baiklah Mom, Dad to the point saja, sebenarnya apa yang ingin kalian bicarakan?" Tanya Perempuan itu penasaran

"Sabar sayang, jadi begini, ayo Dad jelaskan!" Ujar wanita paruh baya tersebut

"Okey, Alana, kita akan segera pindah ke Korea!"

"APA?!?!?! TAPI BAGAIMANA BISA? BAGAIMANA DENGAN KULIAH KU? TEMAN-TEMANKU? DAN Justin....??" Tanya Alana yang sudah tidak bisa menahan tangisnya itu

"Maaf sayang, tapi keputusan kami sudah bulat." Ujar Dad Alana.

"Kalian Jahat! Kalian tidak memikirkan nasib ku! Orang tua macam apa kalian ini?" Ujar Alana dan meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamarnya.

.
.

Bagaimana bisa mereka melakukan ini semua tanpa persetujuanku? Aku tidak bisa meniggalkan kuliahku, teman-temanku terlebih Justin..

Bagaimana nasibku selanjutnya? Aku tidak rela meninggalkan semuanya, ah mereka gila! Bagaimana bisa mereka membuat ide bodoh seperti ini? Benar-benar tidak habis pikir, ku pikir mereka sayang padaku, nyatanya? Mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri.

Ah, bodoh kau Alana, kau terus menangis seperti ini, menangis tidak akan menyelesaikan masalah bodoh! Aku harus bertindak! Ya, bertindak, aku harus!

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Ugh, leherku sakit sekali, ah ya, aku tertidur dalam keadaan menangis, memalukan, ah! Selalu saja rencana bodoh itu terngiang iang di otakku!

"Apa aku tidak ditakdirkan untuk bersama dengan Justin?" Lirihku..

Aku harus menemuinya, sekedar berpamitan mungkin? Atau bisa jadi hari terakhirku bersama dia..

Ya, aku sedang tidak mood jadi aku hanya cuci muka dan mengambil baju asal, shirt putih polos dan hotpants, serta sepatu vans.

"Alana mau kemana? Kau harus mengemasi barangmu, besok kita sudah harus berangkat!" Ujar mom.

"Tidak perlu tau aku mau kemana." Ujarku datar dan langsung melenggang keluar rumah.

On the phone with Justin

"Hallo Alana ada apa?" Tanyanya dari seberang sana

"Just, temui aku sekarang di tempat kemarin." Ujarku dengan suara parau.

"Kau menangis? Baiklah aku akan kesana dengan cepat, bye honey."

End.

Ah aku tidak sanggup..

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

"Justin!!!!" Teriak Alana dan mendekap ke dalam pelukan kekasihnya -Justin

"Alana kenapa? Ceritakan padaku"

"Just.. besok aku pindah ke Korea.." Jelas Alana sambil menangis.

"Maksudmu?" Tanya Justin tidak percaya.

"Ya, mungin ini sudah takdir" Ucap Alana sambil memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Ohiya Just, ceritakan yang kemarin" Pinta Alana sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Justin.

"Aku... ehmm.. dijodohkan oleh momku, ku harap kau tidak marah denganku" Jelas Justin sambil menunduk.

Justin POV

"Aku... ehmm.. dijodohkan oleh momku, ku harap kau tidak marah denganku" Jelas ku sambil menunduk. Aku tidak sanggup.

"Sudah ku bilang mungkin kita tidak ditakdirkan bersama:) Just, mungin kita memang tidak bisa bersama, tapi aku harap kau tidak lupa denganku" Ujar Alana seraya menegakan kepalanya kembali dan menghapus air matanya kasar.

"Ya, pasti. Kau juga jangan lupakan ku, last hug?" Tanya ku.

"Yes!"

Kita pun berpelukan, tanpa aba-aba air mataku menetes ..

"Alana, walaupun kita tidak bersama, kupastikan, only you, yes you, you always on my heart"

Bibirku pun menyatu dengan bibirnya, kekesalan, rindu, sedih, kekecewaan, semuanya kutumpahkan dalam ciuman ini.

Alana pun memeluku sangat erat, sampai kami berdua terjatuh, dengan posisi Alana menimpaku.

Goodbye Alana..

-THE END-

Only You [j.b]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang